E. Debt to Total Asset Ratio DAR
Debt to Total Asset Ratio DAR merupakan rasio yang mengukur seberapa besar aktiva yang dibiayai dengan hutang. Total utang meliputi
kewajiban lancar dan utang jangka panjang. Kreditor lebih menyukai rasio hutang yang lebih rendah karena semakin rendah angka rasionya, maka semakin besar
peredaman dari kerugian yang dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Pemegang saham di lain pihak, mungkin menginginkan lebih banyak hutang karena akan
mempebesar ekspektasi keuntungan. Brigham, 2001: 105. Umumnya, lebih banyak hutang perusahaan yang digunakan dalam kaitannya dengan total aktiva,
maka akan semakin besar laba dan risiko yang diharapkan Sundjaja; 2003:139
E. Debt to Equity Ratio DER
Debt to Equity rasio DER merupakan perbandingan antara total utang
dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajiban akibat penggunaan hutang
Halim, 1999: 57. Suatu perusahaan yang solvable berarti perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua utang-
utangnya. Kreditor lebih menyukai rasio hutang yang lebih rendah karena semakin rendah angka rasionya, maka semakin besar peredaman dari kerugian yang
dialami kreditor jika terjadi likuidasi. Pemegang saham di lain pihak, mungkin menginginkan lebih banyak hutang karena akan mempebesar ekspektasi
keuntungan yang dilihat dari sisi EPS . Brigham dan Houston, 2001: 105. H. Earning Per Share EPS
Earning Per Share merupakan salah satu indikator rasio perusahaan
yang penting. EPS merupakan jumlah rupiah yang kita peroleh atas setiap lembar
saham yang kita miliki. Nilai EPS diperoleh dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. EPS yang tinggi berarti
perusahaan berkinerja baik, dan ini tentunya akan menarik minat para pemegang saham dan calon pemegang saham . Akan tetapi tidak semua laba dalam operasi
perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham, karena hal ini akan diputuskan berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tentang kebijakan
pembagian dividen. EPS atau laba per lembar saham akan semakin tinggi dengan tingkat hutang yang semakin tinggi, tetapi risiko juga akan semakin tinggi saat
hutang digunakan untuk menggantikan ekuitas BrighamHouston, 2001:22.
I. Pengaruh Rasio Hutang Terhadap Earning Per Share EPS
Manajer keuangan yang cerdas dan efektif mengambil keputusan yang meningkatkan nilai saat ini dari saham perusahaan pada akhirnya akan
meningkatkan pengembalian dan kekayaan pemegang sahamnya, dimana hal ini akan mengundang minat para investor untuk berinvestasi di perusahaan miliknya.
Keputusan pendaanaan yang menggunakan rasio hutang lebih baik akan dapat meningkatkan Earning Per Share.
Dalam penelitian ini dijelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi EPS yang merupakan rasio hutang, yang terdiri dari Debt to Total Asset Ratio DAR
dan Debt to Equity RatioDER. Kedua rasio ini digunakan untuk menganalisis pengaruh rasio hutang terhadap EPS. Nilai Debt to Total Asset Ratio dan Debt to
Equity Ratio menunjukkan seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang.
Perubahan dalam penggunaan hutang akan mengakibatkan perubahan earning per share EPS. Para kreditor memperhatikan equity yang memberikan batas
keamanan agar perusahaan bisa membayar beban hutang. Apabila dari dana yang
dipinjam itu perusahaan memperoleh hasil yang lebih besar daripada bunga yang dibayarnya, maka berarti penghasilan atau EPS untuk pemilik bertambah besar.
Artinya DAR dan DER yang tinggi akan menciptakan EPS yang tinggi apabila peusahaan bisa menghasilkan laba yang bisa menutupi beban hutang.
Meskipun EPS yang diharapkan akan jauh lebih tinggi jika hutang digunakan, namun risiko terjadinya EPS yang rendah, atau bahkan negatif juga
makin tinggi. Oleh karena itu ada batasan hutang yang digunakan agar struktur modal optimal dan memaksimumkan EPS. Jadi, selama tingkat hutang yang lebih
tinggi menaikkan laba per saham yang diharapkan, hutang bekerja mengungkit harga saham Brigham dan Houston, 2001:24
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN