Klasifikasi TNM dan Sistem Staging

2.8. Klasifikasi TNM dan Sistem Staging

Cara penentuan stadium tumor ganas hidung dan sinus paranasal yang terbaru adalah menurut American Joint Committee on Cancer AJCC 2006 yaitu: Tumor Primer T • Sinus maksilaris TX Tumor primer tidak dapat ditentukan T0 Tidak tampak tumor primer Tis Karsinoma in situ T1 Tumor terbatas pada mukosa sinus maksilaris tanpa erosi dan destruksi tulang Gambar 2.4 T2 Tumor menyebabkan erosi dan destruksi tulang hingga palatum dan atau meatus media tanpa melibatkan dinding posterior sinus maksilaris dan fossa pterigoid Gambar 2.5 T3 Tumor menginvasi dinding posterior tulang sinus maksilaris, jaringan subkutaneus, dinding dasar dan medial orbita, fossa pterigoid, sinus etmoidalis Gambar 2.6 T4a Tumor menginvasi bagian anterior orbita, kulit pipi, fossa pterigoid, fossa infratemporal, fossa kribriformis, sinus sfenoidalis atau frontal Gambar 2.7 A,B T4b Tumor menginvasi salah satu dari apeks orbita, duramater, otak, fossa kranial medial, nervus kranialis selain dari divisi maksilaris nervus trigeminal V2, nasofaring atau klivus Gambar 2.8 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4. T1 terbatas pada mukosa sinus maksilaris Greene, 2006. Gambar 2.5. T2 menyebabkan erosi dan destruksi tulang hingga palatum dan atau meatus media tanpa melibatkan dinding posterior sinus maksilaris dan fossa pterigoid Greene, 2006. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.6. Tumor menginvasi dinding posterior tulang sinus maksilaris, jaringan subkutaneus, dinding dasar dan medial orbita, fossa pterigoid, sinus etmoidalis Greene, 2006. Gambar 2.7. A. T4a menunjukkan invasi tumor pada anterior orbita. B. T4a menunjukkan invasi tumor pada sinus sfenoidalis dan fossa kribriformis Greene, 2006. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.8. Pandangan koronal T4b menunjukkan tumor menginvasi apeks orbita dan atau dura, otak atau fossa kranial medial Greene, 2006. • Kavum Nasi dan Sinus Etmoidalis TX Tumor primer tidak dapat ditentukan T0 Tidak tampak tumor primer Tis Karsinoma in situ T1 Tumor terbatas pada salah satu bagian dengan atau tanpa invasi tulang Gambar 2.9 T2 Tumor berada di dua bagian dalam satu regio atau tumor meluas dan melibatkan daerah nasoetmoidal kompleks, dengan atau tanpa invasi tulang Gambar 2.10 T3 Tumor menginvasi dinding medial atau dasar orbita, sinus maksilaris, palatum atau fossa kribriformis Gambar 2.11 Universitas Sumatera Utara T4a Tumor menginvasi salah satu dari bagian anterior orbita, kulit hidung atau pipi, meluas minimal ke fossa kranialis anterior, fossa pterigoid, sinus sfenoidalis atau frontal Gambar 2.12 T4b Tumor menginvasi salah satu dari apeks orbita, dura, otak, fossa kranial medial, nervus kranialis selain dari V2, nasofaring atau klivus Gambar 2.9. Pada kavum nasi dan sinus etmoidalis, T1 didefinisikan sebagai tumor yang terbatas pada salah satu bagian, dengan atau tanpa invasi tulang Greene, 2006. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.10. T2 didefinisikan sebagai tumor yang menginvasi dua bagian di dalam satu regio atau meluas hingga melibatkan regio yang berdekatan di dalam daerah nasoetmoidalis kompleks kavum nasi dan etmoid dengan atau tanpa invasi tulang Greene, 2006. Gambar 2.11. Dua pandangan dari T3 menunjukkan tumor menginvasi sinus maksilaris dan palatum kiri dan meluas ke dasar orbita dan fossa kribriformis kanan Greene, 2006. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.12. T4a menginvasi salah satu dari bagian anterior orbita, kulit hidung atau pipi, meluas minimal ke fossa kranialis anterior, fossa pterigoid, sinus sfenoidalis atau frontal Greene, 2006. Gambar 2.13. Dua pandangan dari T4b. Pandangan koronal kiri menunjukkan invasi di dalam apeks orbita dan otak. Kanan, tumor menginvasi klivus Greene, 2006. Universitas Sumatera Utara Kelenjar getah bening regional N Gambar 2.14 NX Tidak dapat ditentukan pembesaran kelenjar N0 Tidak ada pembesaran kelenjar N1 Pembesaran kelenjar ipsilateral ≤3 cm N2 Pembesaran satu kelenjar ipsilateral 3-6 cm, atau multipel kelenjar ipsilateral 6 cm atau metastasis bilateral atau kontralateral 6 cm N2a Metastasis satu kelenjar ipsilateral 3-6 cm N2b Metastasis multipel kelanjar ipsilateral, tidak lebih dari 6 cm N2c Metastasis kelenjar bilateral atau kontralateral, tidak lebih dari 6 cm N3 Metastasis kelenjar limfe lebih dari 6 cm Gambar 2.14. Klasifikasi kelenjar getah bening regional N untuk seluruh keganasan kepala dan leher kecuali karsinoma nasofaring dan tiroid Greene, 2006. Universitas Sumatera Utara Metastasis Jauh M MX Metastasis jauh tidak dapat dinilai M0 Tidak ada metastasis jauh M1 Terdapat metastasis jauh Greene, 2006. Stadium tumor ganas nasal dan sinus paranasal Tis N0 M0 I T1 N0 M0 II T2 N0 M0 III T3 N0 M0 T1 N1 M0 T2 N1 M0 T3 N1 M0 IVA T4a N0 M0 T4a N1 M0 T1 N2 M0 T2 N2 M0 T3 N2 M0 T4a N2 M0 IVB T4b Semua N M0 Semua T N3 M0 IVC Semua T Semua N M1 Greene, 2006 Universitas Sumatera Utara

2.9. Penatalaksanaan