Modulus of Rupture MOR

namun mampu naik kembali bahkan mampu melewati beban maksimum sebelumnya Gambar 24 pada buluh utuh 2. Hal ini diduga kerusakan yang terjadi pada bambu saat beban maksimum berupa belah pada bambu bukan patah pada bambu, sehingga bambu masih mampu menahan beban yang ada. Bentuk kerusakan pada buluh utuh dapat dilihat pada Gambar 25. Gambar 25 Bentuk kerusakan buluh utuh pada pengujian MOE dan MOR. . Bila dikaitkan dengan jumlah buku, MOE pada ruas, dan MOE pada buku bilah, maka rumus regresi yang dapat digunakan untuk menduga kekuatan MOE buluh utuh adalah Y = 4507,09 + 18191,48 X 1 021 X 2 +0,34 X 3 , dengan Y adalah MOE pada buluh utuh, X 1 adalah jumlah buku, X 2 adalah MOE pada ruas bilah, dan X 3 adalah MOE pada buku bilah. Namun dari ketiga faktor ini, tidak ada faktor yang berpengaruh nyata terhadap MOE buluh utuh. Diduga masih ada faktor lain yang lebih mempengaruhi kekuatan MOE buluh utuh.

4.3.2 Modulus of Rupture MOR

Tegangan pada batas patah MOR merupakan ukuran kekuatan suatu bahan pada saat menerima beban maksimum yang menyebabkan terjadinya kerusakan. Besarnya nilai MOR pada bambu tali dan bambu ampel dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11 MOR buluh utuh dan bilah bambu pada bagian pangkal, tengah, dan ujung bambu tali dan bambu ampel Jenis Bambu Bentuk Nilai MOR kgfcm 2 Bagian pangkal Bagian tengah Bagian ujung Rata- rata Buku Ruas Buku Ruas Buku Ruas Tali Bilah 1.025 1.070 1.256 1.317 1.213 1414 1.216 Buluh 312 232 234 259 Ampel Bilah 1.324 1.275 1.196 1.384 1.040 1126 1.224 Buluh 402 447 601 483 Berdasarkan Tabel 11, MOR pada bilah bambu tali berkisar antara 1.025- 1.444 kgfcm 2 dengan rata-rata 1.216 kgfcm 2 . Pada bilah bambu ampel MOR berkisar antara 1.040-1.284 kgfcm 2 dengan rata-rata 1.224 kgfcm 2 . Sedangkan rata-rata MOR pada buluh bambu tali adalah 260 kgf cm 2 dan rata-rata MOR pada bulug bambu ampel adalah 483 kgf cm 2 . Untuk mengetahui perbedaan MOR pada masing-masing bagian bambu dapat dilihat pada Gambar 26. Gambar 26 MOR bambu tali dan ampel pada bagian pangkal, tengah, dan ujung. Dari Gambar 26 terlihat bahwa pada bilah dan buluh bambu tali dan ampel memiliki kecenderungan pola yang sama dengan pola nilai MOE. Menurut Nuryatin 2000, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara nilai MOE dan MOR, sehingga pendugaan MOR dengan MOE dapat dilakukan. MOR buluh utuh juga bisa diduga dengan mengaitkan jumlah buku, MOR pada ruas bilah, dan MOR pada buku bilah. Persamaan regresi yang dapat digunakan untuk menduga MOR buluh utuh adalah Y = -286,70 + 153,05 X 1 0,28 X 2 + 0,56 X 3 , dengan Y adalah MOR pada buluh utuh, X 1 adalah jumlah buku, X 2 adalah MOE pada ruas bilah, dan X 3 adalah MOE pada buku bilah. Dari ketiga faktor tadi, jumlah buku dan MOR pada buku bilah memberikan pengaruh nyata, sedangkan MOR pada ruas bilah tidak berpengaruh nyata.

4.3.3 Tekan sejajar serat