VERIFIKASI KONDISI STABILISASI BEKATUL

24

4.4 VERIFIKASI KONDISI STABILISASI BEKATUL

Verifikasi kondisi stabilisasi bekatul dilakukan dengan proses ekstrusi pada suhu bagian awal ulir 130 o C, suhu bagian tengah 180 o C, suhu bagian akhir 230°C, kecepatan ulir 12 hz dan kecepatan umpan 10 hz dengan tiga ulangan. Tujuan verifikasi adalah untuk mengetahui model prediksi dengan kenyataan di lapangan. Berdasarkan perhitungan dari model varietas IR 64, diperoleh prediksi kadar kenaikan ALB sebesar 1.259. Hasil verifikasi pada IR 64 menghasilkan kenaikan kadar ALB sebesar 3,825. Perbedaan antara nilai prediksi dengan kenyataan sebesar 203.81, hasil ini jauh diatas batas penerimaan. Murad 2005 menyatakan bahwa perbedaan prediksi dengan verifikasi dibawah 10 model yang didapat dari percobaan yang dilakukan masih bisa diterima. Hasil prediksi kenaikan kadar ALB dari varietas ciherang sebesar 5.61, dan kenaikan kadar ALB pada kondisi lapang sebesar 4.09. Perbedaan antara keduanya sebesar 37.16, hasilnya masih jauh si atas batas penerimaan. Pada pandan wangi, prediksi berdasarkan persamaan model sebesar 10.80, sedangkan pada verifikasi di lapang sebesar 8.49. Terdapat perbedaan 27.21 antara keduanya. Untuk varietas sintanur, hasil prediksi dari model sebesar 19.29 dan hasil verifikasi sebesar 9.00. Terjadi perbedaan sebesar 114.33. Perbedaan yang besar antara hasil verifikasi pada lapang dan hasil prediksi menunjukkan bahwa persamaan model yang diperoleh belum dapat menggambarkan kenaikan kadar ALB di lapangan. Peningkatan kadar asam lemak bebas masih terjadi pada bekatul yang telah distabilisasi, walaupun kenaikan yang terjadi jauh lebih rendah dibandingkan dengan bekatul tanpa stabilisasi dengan kondisi penyimpanan yang sama. Kondisi ini menjelaskan bahwa lipase pada bekatul belum seluruhnya berdenaturasi. Hal ini dapat disebabkan oleh waktu pemanasan bekatul di dalam laras yang terlalu singkat namun terjadi keterbatasan pada alat ekstruder yang digunakan dan kurang meratanya distribusi panas pada bekatul. Kandungan air yang masih tinggi juga dapat menyebabkan proses hidrolisis lemak oleh lipase tetap berlangsung. Stabilisasi dengan teknik ekstrusi ulir ganda dapat diaplikasikan pada industri, karena ekstruder dapat disambungkan dengan mesin penggiling gabah sehingga kerusakan awal bekatul sebelum stabilisasi dapat minimum dan kerusakan lebih lanjut dapat dicegah. Bekatul hasil stabilisasi sebaiknya disimpan pada kondisi yang kering, dan suhu penyimpanan rendah agar tidak terjadi kenaikan kadar air yang dapat mendorong hidrolisis, serta suhu penyimpanan rendah menghambat aktivitas lipase yang tidak terdenaturasi dengan sempurna. 25 V. SIMPULAN DAN SARAN