Pendekatan Sistem Dalam Evaluasi Kegiatan AMP .1.Proses

Hal ini dimulai dari pelaksanaan AMP di tingkat puskesmas yang dikuti oleh semua tenaga kesehatan yang melayani ibu dan anak seperti bidan desa, bidan puskesmas dan bidan koordinator, dokter umum dan kepala Puskesmas, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan AMP ditingkat Kabupaten dalam hal ini jumlah peserta dibatasi masing- masing puskesmas dihadiri 1 sampai 2 peserta. Ini tentu berhubungan dengan dana yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah APBD. 4.2.3 Pendekatan Sistem Dalam Evaluasi Kegiatan AMP 4.2.3.1.Proses 1. Koordinasi Antar Petugas Dari hasil wawancara mendalam informan menyampaikan bahwa koordinasi antar petugas sudah cukup baik sedangkan untnuk koordinasi dengan rumah sakit menyatakan kurang baik seperti diungkapkan sebagai berikut: Tabel 4.16. Koordinasi Antar Petugas Informan Jawaban 5. “ jika ada kasus kematian ibu dan bayi yang terjadi didesa maupun di puskesmas selalu dilaporkan ,,,, dan otopsi verbalnya juga dibuat,,,,,tetapi jika kematian itu terjadi di rumah sakit ,,,,kita hanya mendapatkan kabarnya dari bidan yang mempunyai kasus dan kebijakan dari dinkes segera meminta tenaga kesehatan yang bersangkutan,,,,untuk meminta RMM rekam medik maternal maupun RMP Rekam Medik Perinatal kepada pihak Rumah Sakit ehm,,,,ya,,,,,. Apalagi Ini terjadi di Rumah Sakit di luar Kabupaten Langkat petugas sedikit kesulitan untuk mendapatkan RMP dan RMM ‘’’’’’ padahal pada kasus yang sering terjadi,,,,,itu petugas kesehatan sering melakukan rujukan ke rumah sakit swasta diluar kabupaten,,,,klo RSUD Tanjung Pura pelayanan dr spesialis hanya ada pada jam kerja biasa...dan hari kerja,,,,,hemmm diluar itu tidak ada.....jadi kalo ada kejadian tentu harus keluar,,,,, Universitas Sumatera Utara Tabel 4.16 Lanjutan 7. tentang kasus kematian yang terjadi,,,pada ibu dan bayi selalu dilaporkan ke dinas kesehatan jadi tak ada satu pun kasus kematian ibu dan anak yang tak terlaporkan dan semua itulah dilaporkan dan kalau kematian terjadi dirumah sakit bidan yang merujuk lah mencari tau penyebab kematian dan semuanya yang berhubungan dengan kasus yang ada dan melaporkan dengan memakai format yang ada yaitu OVM dan OVP kalau bisa saran dari kami format itu diperbanyak dari Dinas kesehatan kan selama ini pihak puskesmas yang melakukannya sendiri . 8. untuk kasus- kasus kematian yang terjadi diwialayah kerja kami,,,selalu dilaporkan yaitu kedinas kesehatan kabupaten. Seringnya laporan itu sekalian disertakan dengan formulir otopsi verbalnya OVM untuk ibu dan OVP untuk bayi .kalaupun kematian terjadi dirumah sakit bidan yang merujuk mencari informasi tentang kasus yang ada Laporan itu kami antar kedinas kesehatan sekalian bersamaan membawa laporan bulanan lainnya ke dinas kesehatan. 3. kalau pelaporan dari rumah sakit tentang kasus kematian pada ibu dan bayi yang terjadi di rumah sakit tidak pernah dilaporkan tetapi biasanya kami memberikan semua kebutuhan data tentang kasus- kasus yang terjadi bila dibutuhkan dan selalu kami membantu bidan atau petugas kesehatan untuk memberikan informasi tersebut dan biasanya petugas kesehatan yang merujuk pasien itu selalu meminta informasi kepada rumah sakit dan selalu kami berikan informasi tentanng kasus pasien tersebut. Dalam hasil telaah dokumen diketahui bahwa semua puskesmas telah mengirimkan otopsi verbal kematian ibu dan bayi namun ketika kematian terjadi di Rumah Sakit tidak ada menyertakan RMM RMP Rekam Medis Maternal Rekam Medis Perinatal tetapi pihak RS selalu memberikan informasi tentang kasus kematian yang terjadi kepada petugas dan kalau ada kasus kematian bidan yang merujuk yang bertanggung jawab untuk membuat laporannya. Universitas Sumatera Utara 2. Metoda Dari hasil wawancara mendalam terhadap informan tentang metode yang dilaksanakan dalam kegiatan AMP ini adalalah sebagai berikut: Tabel 4.17. Metoda Informan Jawaban 5 “untuk ,,,,metoda AMP yang selama ini dilakukan ya,,,,kalauu bisa,,,, kasus jangan terjadi lagi tapi nggak apa—apa kalau untuk pendalaman materi pembelajaran saya rasa frekuensi perlu ditingkatkan dilakukan maunya,,,, 3 bulan sekali diakukan, kalau bisa metode dua arah ,,, jangan datang dengar,,,,dari audiens lebih banyak bertanya ,,,saya rasa waktu pelaksanaan masih kuranglah,,,,,,baiknya 3 bulan sekali lah” “ ada dilakukan pengkajian kasus,,,,bulan september itu,,,,yang diACC itu,,,,ya,ya ada 2 kasus dan satu lagi,,,,dibulan ,,,februari atau maret yaaa,,,,ada dilakukan pengkajian kasus itu,,,,didinaskan,,,,ya,,,ya ada 3 atau 4 kasus itu banyak....yang preklamsi itu,,,,sampai dirujuk ke RS Adam Malik,,,,,,,,, “ setiap pengkajian kasus,,,,,adalah rekomendasi yang diberikan tentang kasus yang dibahas ehm,,,biasanya apa-apa yang dibahas pada hari itu,,,pada audiens untuk pengembangan pedoman praktek,,,,,saya rasa,,,,ada,,,ada diberikan seperti tentang rujukan pasien dengan perdarahan,,,,,bagaimana seharusnya Tentang pengelolaan data hasil kajian kasus ,,,dilakukan oleh petugas penanggung jawab program kesehatan ibu dan anak KIA dan secara keseluruhan mempersiapkan menyelenggarakan pertemuan AMP ini,dan hasil dari pertemuan kegiatan AMP ini dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran seperti petugas kesehatan yaitu bidan didesa, bidan koordinator. Untuk hasil kajian kasus setiap selesai AMP selalu dimasukkan sebagai pelaporan kepada kepala dinas untuk perencanaan AMP yang akan datang terutama yang berkaitan nantinya untuk pengusulan dana anggaran tahun depan nya. Dari tabel diatas tentang metoda yang selama ini dilakukan sudah baik tetapi frekuensi pelaksanaannya masih kurang selama ini dilakukan pertemuan AMP 2 kali dalam setahun yang seharusnya dilakukan 3 bulan sekali dalam setahun. Dan tentang Universitas Sumatera Utara pengelolaan hasil kajian sudah dimanfaatkan sebagai pembelajaran bagi petugas kesehatan bidan didesa dan bidan koordinator Dari telaah dokumen didapatkan bahwa pelaksanaan AMP berdasarkan adanya kasus baik kematian ibu maupun bayi, dilaksanakan dengan penyajian kasus yang identitas nya sudah dihilangkan no name setiap pertemuan dan disajikan oleh bidan koordinator yang mempunyai kasus kematian tersebut. Pada tahun 2013 jumlah kematian Ibu ada 9 kasus dan kematian neonatal 26 tetapi yang dibahas hanya 6 kasus kematian Ibu dan 2 kasus kematian neonatal yang terdiri dari kasus pre eklamsi dan perdarahan untuk ibu dan kasus aspiksia pada neonatal. ini berkaitan dengan dana yang terbatas dan waktu penyelenggaraan proses kegiatan AMP yang masih terbatas yaitu 2 kali dalam setahun. Kasus kematian Ibu dan kematian neonatal dibahas dan diberikan rekomendasi untuk ditindak lanjuti oleh dr.spesialis kandungan Obgyn. Tetapi semua kasus sudah dibahas pada masing- masing puskesmas yang mempunyai kasus kematian ini ada pada dokumen hasil AMP puskesmas yang dilaporkan puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten. 3. Bimbingan Teknis dan Supervisi Mengenai bimbingan teknis dan supervisi ke lapangan, informan sebagian besar menyatakan sudah dilakukan seperti terungkap dalam wawancara sebagai berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel 4.18. Bimbingan Teknis dan Supervisi Informan Jawaban 3 “ mengenai bimbingan teknis dan supervisi ,,,,dari dinas sudah dilakukan ,,,,,,, walaupun dirasa kurang maksimal, karena keterbatasan dana dan waktu,,,,,,,, 6. “ eh,,,untuk supervisi dan bimbingan teknis dari dinas kesehatan sudah ada dilakukan ,,,hem,,,,2 kali pada tahun 2013 tetapi saya rasa masih kurang maunya lebih sering lagi paling tidak 3 bulan sekali lah,,,, 7 “ untuk,,,,bimbingan teknis dan supervisi ada dilakukan ,,,,seingat saya,,,2 kali itu tetapi semua masalah dibahas tentang kesehatan ibu dan anak,,,,,,,, 8 “ bimbingan teknis dan supervisi dari dinas ke puskesmas kami,,,,,, seingat saya hanya sekali,,,,, tetapi ada juga bimbingan via telepon yaitu kami diberitahu melalui telepon karena dari dinas katanya sudah kesorean menuju tempat kami karena hari itu bukan hannya kami yang dikunjungi,,,,,, Dari telaah dokumen pada dinas kesehatan kabupaten dapat memperlihatkan dokumen mengenai kegiatan bimbingan teknis dan supervisi ke masing – masing puskesmas berupa SPT Surat Perintah Tugas

5.2.4. Pendekatan Sistem dalam Evaluasi Kegiatan AMP 4.2.4.1. Output