Karangan Campur Kode dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VIII MTs (Madrasah Tsanawiyah) Manbaul Ulum Pondok Pesantren Asshiddiqiyah II Bartu Ceper, Tangerang

mengikuti alur sesuai urutan waktu”. 30 Rangkaian cerita yang dijelaskan secara detail, dapat memudahkan pembaca ketika membacanya. Vivian dalam Achmadi menyatakan bahwa tulisan naratif itu menuturkan cerita. Oleh karenanya, cerita yang tertulis berkaitan erat dengan waktu dan perbuatan manusia. 31 Gambaran kejadian yang diceritakan oleh pengarang biasanya sangat dekat dengan hal-hal yang terjadi dalam kehidupan manusia. Baik cerita yang mengedepankan daya khayal pengarangnya, sehingga menjadi cerita fiksi seperti dongeng. Atau cerita yang mengutamakan logika hal yang masuk akal pengarangnya yang berupa cerita nonfiksi, misalnya biografi seorang pengusaha. Kemudian Akhaidah dkk memaparkan,”Oleh sebab itu, unsur yang penting pada sebuah narasi adalah adalah unsur perbuatan dan tindakan. Perbuatan dan tindakan ini terjadi dalam suatu rangkaian waktu”. 32 Melalui cerita yang ditulis secara rinci mengenai perbuatan tokoh serta jalannya sebuah konflik yang terangkai oleh waktu. Pernyataan Keraf merangkum semua pendapat para ahli, “Narasi berusaha menjawab pernyataan, Apa yang sedang terjadi?”. 33 Keraf membagi karangan narasi menjadi dua, yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif. “Narasi ekspositoris pertama-tama bertujuan untuk menggugah pikiran para pembaca untuk mengetahui apa yang dikisahkan. Sasaran utamanya adalah rasio, yaitu berupa perluasan pengetahuan para pembaca sesudah membaca kisah tersebut”. 34 Dalam narasi ekspositoris, pengarang menceritakan suatu proses peristiwa yang dilakukan oleh siapa saja, berdasarkan fakta dan menggunakan bahasa yang logis agar 30 Danim, op. Cit., h.44 31 Muchsin Achmadi, Materi Dasar Pengajaran Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud, 1988, h. 113 32 Akhaidah, dkk., Materi Pokok Menulis II. Jakarta: Karunika Jakarta, 1986, h.1.2 33 Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi. Jakarta: PT Gramedia, 1989, h.136 34 Ibid mencapai sebuah rasionalitas. Contoh narasi ekspositoris yakni, biografi, autobiografi, cerita pengalaman. Keraf juga menyatakan, “Tetapi tujuan atau sasaran utamanya bukan memperluas pengetahuan seseorang, tetapi berusaha memberi makna atas peristiwa atau kejadian itu sebagai suatu pengalaman. Karena sasarannya adalah makna peristiwa atau kejadian itu, maka narasi sugestif selalu melibatkan daya khayal imajinasi”. 35 Narasi sugestif bersifat fiksi. Pengarang menggunakan bahasa yang figuratif untuk melukiskan sebuah cerita, agar pembaca dapat turut terlibat untuk berimajinasi ditiap rangkaian cerita. Contoh narasi sugestif adalah fabel, dongeng, hikayat, cerpen, dan novel. Dapat disimpulkan bahwa, narasi adalah serangkaian cerita yang melibatkan tokoh, konflik, dan peristiwa sebagai unsur utama penggerak cerita. Narasi terbagi menjadi dua macam, narasi ekspositoris yang bersifat fakta atau nonfiksi. Dan narasi sugestif yang bersifat fiksi.

D. Penelitian Relevan

Berikut ini beberapa penelitian relevan yang sekiranya berkaitan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis, di antaranya adalah: 1. Raisa Shahrestani, dengan judul “Campur Kode dalam Buku Kampus Kabelnaya Karya Koesalah Soebagyo Toer”. Penelitian yang diperoleh yaitu, tipe pembentukan campur kode dalam buku Kampus Kabelnaya adalah dalam bentuk kalimat, bukan dalam makna dan juga tidak ada perubahan secara fonologis. Selain itu, campur kode dalam buku ini adalah berupa kata, frasa, idiom, dan kalimat. 36 2. Diduk Dwi Laksono, yang berjudul “Penggunaan Kata Tidak Baku dan Campur Kode dalam Naskah Drama SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 20112012”. Dalam penelitian ini terdapat 35 Ibid, h.138 36 Raisa Shahrestani, Campur Kode Dalam Buku Kampus Kabelnaya Karya Koesalah Soebagyo Toer.Skripsi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Prodi Rusia, Universitas Indonesia, 2011, h.ix beberapa kesimpulan, wujud penggunaan kata baku di karangan siswa SMP Muhammadiyah 1 Surakarta sangatlah sedikit dikarenakan kebiasan penutur menggunakan bahasa sehari-hari, terpengaruh bahasa sms Short Message Service sehingga banyak kata yang disingkat, kurangnya pemahaman akan Ejaan Yang Disempurnakan EYD. Intensitas campur kode paling tinggi dimulai dari campur kode ke dalam kata sifat 40, kata benda 4, kata kerja 3, kata keterangan 1, frasa verba 1. Campur kode ke luar kata sifat 35, frasa nomina 4, frasa verba 2, frasa adjektiva 2, kata benda 1. 37 3. Rrr. Prilliana Budi Patmawati, dengan judul “Campur Kode dan Alih Kode Pada Acara Show Imah di Trans Tv”. Penelitian ini menunjukkan bahwa dalam acara Show Imah di Trans Tv terdapat unsur-unsur linguistik dari bahasa Jawa, bahasa Inggris, bahasa Betawi, bahasa Sunda, dan bahasa Arab. Bentuk campur kode yang ditemukan yaitu, 1 kata kata dasar, kata berimbuhan, dan kata ulang, 2 frase, 3 baster, 4 ungkapan atau idiom. Jenis alih kode yang ada yakni, 1 alih bahasa dan 2 alih variasi bahasa alih dialek dan alih ragam. 38 4. Jayanti Puspita Dewi, yang berjudul “Campur Kode Pada Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Karangan Narasi Siswa Kelas X MA Madrasah Aliyah Jabal Nur Cipondoh, Tangerang”. Berdasarkan