Riwayat Hidup Zuhair Ibnu Abi Sulma
28 Titik-titik hitam nila di pergelangan tangan
94
ةَفْلِخ نشم مارآاو نِعلا اه ِمَثََْ لك نم َنْضه ي اهؤاطأو
Di dalamnya sapi-sapi dan kijang-kijang berlalu lalang dan anak-anaknya terperanjat dari tidur
ة جِح نيرشع دعب نم اه تْفَ قَو م هوت دعب رادلا تفرع ا يَََْف
Ku berhenti di sana, untuk mengunjunginya setelah 20 tahun berlalu dengan susah payah, akhirnya kutemukan kampung ini
ٍلَحْرِم س رَع م ف اعْف س ياثأ ِم لثتي م ضو ا مذِجك ايؤنو
kutemukan tungku-tungku hitam di pemberhentian para musafir Dan Tanggul-tanggul air yang tersisa bagaikan kolam-kolam kecil
اهِعْبَرل تلق رادلا تفرع ا ملف ِمَلْساو عْبَرلا اهيأ احابص ْمِعْنَأ اأ
Saat kudapati rumah itu, aku berkata pada penghuninya Selamat pagi wahai penghuni rumah..
نئاغظ نم ىرت له يليلخ رصبت ل م
يلعلاب ن ا
ج قوف نم ء ْر ِ ث
Perhatikanlah sahabatku, tidakkah engkau melihat perempuan dalam sekedup- sekedup
Yang melintasi bukit-bukit dari atas mata air Jurtsum
95
b. Gaya bahasa Syair Zuhair Dalam menggubah syairnya, Zuhair banyak menggunakan tasybih
perumpamaan, isti’arah metafora, dan majas melalui hal-hal yang bersifat
konkrit untuk menggambarkan ide, emosi, dan imajinasinya. Selain itu syairnya ringkas, padat, banyak mengandung hikmah dan pelajaran.
96
94
Rumah-rumah bekas peninggalan Ummu Aufa oleh Zuhair diibaratkan dengan bekas tusukan-tusukan nila di pergelangan tangan yang biasanya digunakan untuk menghias diri oleh
perempuan. Saat ini mungkin sama dengan tato di tubuh.
95
Jurtsum yaitu mata air milik Bani Asad
96
Ahmad al-Iskandari dan Musthafa Inani, al-Wasith fi al-Adab al-Arabi wa Tarikhihi, Mesir: Dar al-
Ma’arif, 1916, cet.16, h. 69
29
Para pengamat sastra Arab klasik sepakat menilai Zuhair lebih baik kualitas syairnya dibandingkan dengan penyair semasanya seperti Imru al-Qais dan al-
Nabighah al-Dzubyani. Alasannya adalah: 1. Syair-syairnya singkat padat dan tidak bertele-tele atau dalam ilmu
balaghah disebut dengan ijaz, yaitu gaya Bahasa yang menggunakan sedikit lafaz, namun mengandung banyak makna.
2. Memuji dengan baik dan menjauhi dusta dalam bersyair. Ia tidak memuji seseorang, kecuali benar-benar mengenal watak dan
karakternya. Sebagai contoh:
امسلا نلقما د عو مهيرعي نم قزَر مهيرثكم ىلع لذبلاو ةح
3. Menjauhi lafaz dan makna yang menjelimet atau dirasa asing di telinga. Contoh syairnya yang mudah dicerna:
دلخم سيل سا لا دم نكلو اودلخأ سا لا دلخ ادم نأ ولو
4. Menggunakan bahasa yang baik, sehingga sedikit sekali penggunaan kata-kata yang buruk atau kasar. Oleh karena itu, ketika menggubah
syair hija ejekan yang ditujukan untuk kaum tertentu, ia menyesali apa yang diperbuatnya.
5. Di dalam syair-syairnya banyak mengandung perumpamaan- perumpamaan amtsal dan juga hikmah. Syair-syair hikmah yang tidak
mudah difahami oleh bangsa Arab Jahiliyah saat itu. Syair-syair Zuhair juga banyak menginspirasi penyair-penyair hikmah muslim di