Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan media massa semakin berkembang terutama televisi. Hal ini dapat dilihat dari minat masyarakat akan kebutuhan televisi. Menurut Skronis, dibandingkan dengan media komunikasi yang ada surat kabar, majalah, radio dan internet, televisi nampaknya mempunyai sifat yang istimewa. 1 Sifat istimewanya televisi yaitu gabungan dari dengar audio dan gambar hidup visual life, peranannya yang besar dan luas sebagai alat penyampaian informasi menempatkan posisinya begitu penting dalam masyarakat. Dalam Perkembangannya di Indonesia media televisi tidak lagi sebagai kebutuhan sekunder tetapi sudah menjadi kebutuhan primer, karena televisi hampir tersebar ke seluruh Nusantara, diplosok pedesaan dan wilayah terpencil. Perkembangan pertelevisian ini dikarenakan adanya era keterbukaan media masa dimana stasiun televisi diberikan kebebasan untuk menyiarkan program acara yang menarik. Semakin berkembangnya pertelevisian ini menuntut adanya perimbangan keagamaan sebagai pondasi kehidupan melalui media elektronik berupa siaran keagamaan yang bermutu sesuai dengan tuntutan era globalisasi. Dalam era informasi ini, agama Islam juga harus memiliki beragam cara dalam menjalankan dakwah dengan kecanggihan teknologi informasi 1 Wawan Kuswandi, Komunikasi Masa Sebuah Analisis Media Televisi, Jakarta: Rineka Cipta, 1996, h. 8. dan komunikasi. Televisi sebagai media dakwah yang efektif menyebarkan syi’ar Islam, serta penyebaran informasi dan pendidikan seputar Islam untuk mewujudkan masyarakat yang berakhlak karimah sesuai ajaran para Rasul melalui Al-Quran dan Hadist. Siaran dakwah ini berfungsi sebagai penyaring terhadap derasnya arus informasi dan budaya asing, melalui media dakwah televisi dapat diharapkan terjadi perubahan perilaku penonton dengan kemasan acara yang menarik yang mampu menyentuh hati penontonnya. Salah satu stasiun televisi di Indonesia yang mempunyai program acara religi yang masih eksis dan menarik berbeda dari yang lainnya adalah Khazanah Trans 7. Trans 7 mempunyai tagline “aktif, cerdas, menghibur” dengan visi berkomitmen selalu memberikan yang terbaik. Khazanah merupakan salah satu program religi unggulan yang dimiliki oleh Trans 7. Khazanah Trans7 tayang setiap hari minggu hingga jumat pukul 05.15, dengan durasi 30 menit dan memiliki format program documenter membahas permasalahan dengan solusi apa yang ada didalam Al-Quran, Hadist dan menurut para ulama. Tayang pertama kali pada bulan Mei tahun 2012. Sampai saat ini masih eksis dan bertahan di layar televisi Indonesia. Khazanah Trans7 tayang dipagi hari dan mampu bersaing dengan acara lainnya, seperti Seputar Indonesia RCTI, Liputan 6 Pagi SCTV, Mamah dan AA INDOSIAR, Metro Pagi Metro TV, Disney Junior MNCTV dan lain-lain. Pada jam tersebut umumnya stasiun televisi menayangkan program berita. Hal ini membuat Khazanah Trans 7 dapat diterima oleh penonton yang ingin menonton program religi yang beda dari yang lainnya. Dilihat dari ratting penonton, acara ini masih bertahan untuk ditayangkan, kendati pun banyak pemberitaan yang kurang menyenangkan. Salah satunya tayangan ini mendapatkan teguran dari Komisi Penyiaran Indonesia KPI dan masyarakat, karena pernah memberitakan tentang aliran syiah hal tersebut banyak menimbulkan reaksi bagi penonton kaum syiah yang tidak menerimanya. Mereka tidak menerima bahwa menurut Khazanah kaum Syiah itu agama Islam yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW. Selain itu program Khazanah juga pernah dilapori oleh lembaga dakwah Nahdatul Ulama NU, Majelis Ulama Indonesia MUI Jakarta Utara dan beberapa perwakilan masyarakat lainnya. Mereka merasa materi yang ditayangkan tidak sesuai ajaran Islam, seperti ziarah kubur, maulid, tawassul, shalawat Badar dan lain-lain. Program Khazanah berasumsi kalau ziarah kubur dianggap syirik, padahal Trans7 tidak bermaksud mengharamkan hal-hal tersebut. 2 Meskipun demikian dalam website resmi KPI tidak ada teguran secara tulis, tetapi KPI pusat menjadi mediasi antara IJABI dengan Trans7. Komisi Penyiaran Indonesia Pusat mempertemukan Ikatan Jamaah Ahlulbiat Indonesia IJABI dengan pihak Trans7 terkait tayangan program Khazanah. Sebelumnya IJABI melayangkan surat protes kepada KPI Pusat pada tanggal 31 Oktober 2013 atas tayangan program Khazanah yang ditayangkan Trans 7 tanggal 31 Oktober 2013. 3 Mediasi dilakukan di kantor KPI Pusat pada 2 http:www.republika.co.idberitakorannews-update130418mleuqe-kpi-peringatkan- khazanah-trans7 . Diakses pada 26 Mei 2015, pukul 7:26 3 http:www.kpi.go.idindex.phplihat-terkini38-dalam-negeri31689-kpi-mediasi-ijabi dengan-trans7-soal-khazanah . Diakses pada tanggal 20 Mei 2015, pukul 9:50 tanggal 7 November 2013, selain dihadiri kedua belah pihak pertemuan juga dihadiri Majelis Ulama Indonesia MUI. Dalam Al-quran surat Al-Hujurat ayat 6 yang berbunyi: Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan kecerobohan, yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.” Q.S Al-Hujurat49 : 6 Dalam ayat tersebut menjelaskan bagaimana kita menerima kabar atau berita dari orang fasik atau yang lainnya, agar kita berhati-hati dalam menerima informasi. Informasi yang seakan yakin akan kebenarannya perlu diteliti dan mendapat kepastian dari sumber yang sah. Tayangan ini mendapatkan respon pro maupun kontra tetapi masih eksis di televisi Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak penonton yang menikmati tayangan ini dan memiliki kepuasan tersendiri atas tayangannya. Hal ini menjadikan tayangan ini menarik untuk dilakukan penelitian. Pada akhirnya, penikmat tayangan tersebut dapat digolongkan berdasarkan motif mereka menonton dan kepuasan yang didapatkannya. Indonesia yang mayoritas beragama Islam menjadi alasan stasiun televisi menayangkan tayangan bernafaskan religi atau dakwah. Beragamnya program religi di televisi saat ini membuat khalayak menjadi selektif dan aktif dalam memilih program televisi. Masing-masing khalayak mempunyai motif dan tingkat kepuasan yang berbeda-beda. Dengan demikian timbullah istilah Uses and Gratification Theory; teori kegunaan dan kepuasan. Dalam pendekatan kegunaan dan kepuasan mengingatkan kita akan satu hal yang sangat penting yaitu orang menggunakan media dengan berbagai macam tujuan yang berbeda. Pada tataran yang lebih luas, pendekatan ini menunjukkan bahwa pengguna komunikasi masa memegang kendali. 4 Dengan kata lain teori ini tidak melihat apa yang dilakukan media terhadap orang tetapi melihat apa yang khalayak lakukan pada media. Khalayak memiliki tujuan tertentu untuk menonton media televisi. Khalayak tidak pasif atau tidak menerima media dengan begitu saja, tetapi lebih aktif dan selektif dalam memilih media yang ingin di gunakan. Sehingga Khalayak mendapatkan kepuasan yang dicari setelah menggunakan media tersebut. Kepuasan khalayak ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan oleh produsen program sebagai acuan dalam membuat program baru. Namun saat ini semua stasiun televisi di Indonesia menggunakan tingkat ratting dari AC Nielson untuk melihat perkembangan atau sebagai bahan acuan dalam membuat program baru. Meskipun demikian sistem ratting ini belum tentu mengukur kepuasan khalayak yang sesungguhnya. Masyarakat Indonesia yang bersifat heterogen menyebabkan perbedaan akan kepuasan khalayak. Dengan melihat tingkat kepuasan hanya dari sistem ratting tersebut tidak memungkinkan stasiun telivisi memproduksi program acara yang mengutamakan hiburan dan sensasional saja, tanpa melihat kebutuhan khalayak. 4 Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr, Teori Komunikasi Sejarah, Metode dan Terapan di dalam Media Massa, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, h. 364. Penulis menganggap penelitian tentang kepuasan khalayak sangat diperlukan bagi khalayak dan media, karena dengan mengetahui apa yang khalayak inginkan dan apa yang didapatkan setelah menonton program religi tersebut akan membuat kualitas yang disajikan oleh program tersebut semakin baik dan perhatian khalayak semakin meningkat. Dengan melihat latar belakang masalah tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk meneliti tentang : “Pengaruh Motif Terhadap Kepuasan Mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi pada Program Khazanah Trans 7”

B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH TERPAAN TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV TERHADAP PENGGUNAAN JARGON DALAM KOMUNIKASI MAHASISWA Studi pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2004 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

0 3 2

respon mahasiswa fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syahid jakarta terhadap rubrik tajuk rencana republika

0 3 83

Respons mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi Angkatan 2006 terhadap program Jika Aku Menjadi di Trans TV

0 5 115

Respons mahasiswa komunikasi dan penyiaran Islam angkatan 2009 fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap film sang pencerah

1 16 79

Respon mahasiswa komunikasi dan penyiaran islam fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap program Indonesia mencari bakat di Trans TV

1 9 101

Efektivitas Komunikasi Interpersonal Melalui Media Facebook Terhadap Kepuasan Interaksi Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia

4 24 232

KEPUASAN KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM PROSESPEMBIMBINGAN SKRIPSI DI FAKULTAS ILMU SOSIAL KEPUASAN KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM PROSES PEMBIMBINGAN SKRIPSI DI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA.

0 2 17

PROGRAM BERITA ISLAMI TRANS TV DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN SEJARAH PERADABAN ISLAM BAGI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI IAIN RADEN INTAN LAMPUNG

5 42 124

Analisis Penulisan Abstrak Tesis Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Komunikasi Konsentrasi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikas.

0 0 2

MOTIF KOMUNIKASI PELAKU SELFIE MAHASISWA PRODI ILMU KOMUNIKASI ANGKATAN 2012 FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 0 120