Analisis Sensor Ultrasonik HASIL DAN PEMBAHASAN

40 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebelum dilakukan pemasangan parabolik pada receiver, pada jarak 80 meter masih ada respon pengiriman data antara transmitter dan receiver, tetapi pada jarak 90 meter antara transmitter dan receiver sudah tidak terjadi koneksi lagi. Dari hasil pengukuran dilapangan jarak jangkauan maksimum antara transmitter dan reciever tanpa adanya parabolik adalah 87 meter. Setelah dilakukan pemasangan parabolik pada antena receiver terjadi penambahan jarak jangkauan antara transmitter dan receiver menjadi 125 meter. Disini terlihat adanya pengaruh dari pemasangan parabolik pada antena receiver, yaitu terjadi penambahan jarak jangkauan yangn meningkat sekitar 1.5 kali dari sebelumnya. Hal ini terjadi karena penangkapan sinyal antena receiver menjadi lebih besar. Penguatan antena parabolik dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah diameter reflektor antena, semakin besar diameter reflektor maka penangkapan sinyal oleh permukaan reflektor akan semakin besar pula. Bahan reflektor yang digunakan juga akan mempengaruhi, untuk memperbesar penangkapan sinyal harus dipilih bahan yang memiliki nilai reflektansi yang baik agar sinyal yang terperangkap semuanya direfleksikan ke titik fokus antena, dan frekuensi atau panjang gelombang sinyal yang dikirim maupun diterima.

4.8 Analisis Sensor Ultrasonik

Sensor yang digunakan adalah sensor DT Sense Ultrasonic and Infrared Ranger USIRR. USIRR merupakan modul pengukur jarak non-kontak yang bekerja dengan cara memancarkan pulsa ultrasonik dan menghasilkan pulsa yang menyatakan jarak yang ditempuh oleh sinyal tersebut sebelum menyentuh sebuah objek dan memantulkannya kembali. Sinyal tersebut dikirim setiap 20 mikrosecond pada frekuensi 40 KHz, sehingga siklus pengukuran dapat dilakukan secara cepat. Jangkauan dari sensor ini adalah 2 cm sampai dengan 300 cm, dengan catatan objek yang berada pada jarak 0 – 2 cm diukur berjarak 2 cm. Sensor ultrasonik bekerja berdasarkan kecepatan suara di udara, padahal kecepatan udara dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan udara. Pada temperatur tinggi kecepatan suara di udara akan semakin kecil karena udara mengalami perenggangan, sedangkan pada suhu rendah kecepatan suara di udara akan cepat karena udara mengalami pemampatan. Jadi agar pengukuran jarak yang dihasilkan lebih akurat, perlu adanya kalibrasi sensor dahulu sebelum digunakan. Kalibrasi dilakukan pada saat pembuatan prototipe yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal dari sensor yang digunakan. Hasil pengukuran jarak dengan sensor ultrasonik pada saat pembuatan prototipe disajikan pada Tabel 7. Tabel 7.Kalibrasi pengukuran jarak dengan DT Sense Ultrasonik and Infrared Ranger Jarak sebenarnya Jarak terukur mm mm 20 45 30 53 40 68 50 98 60 112 70 120 80 150 90 165 41 Jarak sebenarnya Jarak terukur mm mm 100 180 110 202 120 218 130 232 140 255 150 270 160 285 170 308 180 338 190 345 200 368 Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa hasil pengukuran jarak terjadi perbedaan antara jarak sebenarnya dan jarak terukur, jarak sebenarnya merupakan jarak yang diukur menggunakan penggaris dan jarak terukur merupakan jarak yang diukur menggunakan sensor ultrasonik. Perbedaan hasil pengukuran jarak tersebut kemudian dibuat grafik regresi linier untuk mengetahui persamaan regresi linier. Persamaan garis tersebut digunakan sebagai dasar dalam penulisan bahasa pemrograman untuk validasi data pengukuran jarak. Grafik regresi linier dan persamaan kalibrasi ditunjukkan pada Gambar 56 a. a b Gambar 53. Hasil a kalibrasi dan b validasi pengukuran jarak dengan DT Sense Ultrasonic and Infrared Ranger Berdasarkan hasil validasi pengukuran jarak dapat diketahui bahwa sensor ultrasonik telah mampu melakukan pengukuran jarak dengan hasil pengukuran mendekati atau sama dengan jarak sebenarnya. Hal ini ditunjukkan dari grafik pada Gambar 56 b, dimana nilai R 2 yang lebih tinggi dari R 2 sebelumnya yaitu 0.998. Semakin besar nilai R 2 mendekati 1 maka variabel x dan y memiliki korelasi linier yang tinggi. Selanjutnya untuk mengetahui tingkat keakuratan hasil pengukuran jarak dengan sensor ultrasonik, dilakukan pengujian pengukuran pada beberapa kondisi yaitu ada getaran dari luar, dan pada 27 o C, 30 o C, 33 o C. Berikut grafik pengukuran jarak sensor ultrasonik pada berbagai kondisi: y = 1.814x + 0.991 R² = 0.997 100 200 300 400 100 200 300 400 J a r a k t e r u k u r m m Jarak sebenarnya mm y = 1.007x - 1.394 R² = 0.998 50 100 150 200 250 300 100 200 300 J a r a k t e r u k u r m m Jarak sebenarnya mm 42 Gambar 54. Grafik kalibrasi pengukuran jarak dengan sensor ultrasonik pada pengaruh getaran Gambar 55. Grafik kalibrasi pengukuran jarak dengan sensor ultrasonik pada suhu 27 o C y = 0.988x + 35.60 R² = 0.999 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 J a r a k T e r u k u r m m Jarak Sebenarnya mm Jarak ada getaran Linear Jarak ada getaran y = 0.994x + 7.646 R² = 1 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 J a r a k t e r u k u r m m Jarak sebenarnya mm jarak pada suhu 27 oC Linear jarak pada suhu 27 oC 43 Gambar 56. Grafik kalibrasi pengukuran jarak dengan sensor ultrasonik pada suhu 30 o C Gambar 57. Grafik kalibrasi pengukuran jarak dengan sensor ultrasonik pada suhu 33 o C Dari Gambar 58 – 60 di atas dapat diketahui bahwa besarnya perubahan suhu mempengaruhi hasil pengukuran jarak dengan sensor ultrasonik, meskipun dari grafik di atas pengaruh suhu sangat kecil. Pada pengukuran jarak ultrasonik di lapangan, pengaruh hasil pembacaan sensor yang besar adalah getaran, karena dengan adanya getaran kondisi pengiriman sinyal dan penerimaan sinyal menjadi tidak stabil, artinya ketika sinyal dikirim oleh transmitter kemudian mengenai objek dan dipantulkan kembali, sinyal tersebut tidak tepat mengenai receiver sensor pemantulan tidak sempurna. Untuk mengurangi kesalahan hasil, pada sensor ultrasonik di gunakan alas dengan bahan spons agar terjadi peredaman getaran oleh spons. Berdasarkan hasil pengujian yang disajikan pada tabel Lampiran 4, nilai error hasil pengukuran jarak pada beberapa kondisi memiliki nilai yang bervariasi antara -2 sampai dengan 16.8 , sedangkan nilai error yang masih diperbolehkan adalah ± 5. Pada pengukuran di bawah 80 y = 0.995x + 27.61 R² = 0.999 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 J a r a k t e r u k u r m m Jarak sebenarnya mm Jarak pada suhu 30 oC Linear Jarak pada suhu 30 oC y = 0.991x + 33.58 R² = 0.999 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 J a r a k t e r u k u r m m Jarak sebenarnya mm Jarak pada suhu 33 oC Linear Jarak pada suhu 33 oC 44 cm memiliki error di atas 5, dimana nilai error terbesar 16.8 terjadi pada kondisi pengukuran adanya getaran. Ini menunjukkan getaran sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Untuk memperkecil error hasil pengukuran jarak di bawah 80 cm perlu adanya sensor tambahan yaitu GP2D12, yaitu sensor pengukur jarak dengan infra red. Karena sensor ultrasonik yang digunakan kompatibel dengan sensor GP2D12. Sensor ultrasonik di dalam penelitian ini digunakan sebagai sensor pendeteksi adanya rintangan yang ada di depan traktor berdasarkan hasil pengukuran jarak. Pemilihan sensor ultrasonik sebagai deteksi rintangan karena tergolong murah dan mudah dalam penggunaannya jika dibandingkan dengan menggunakan sensor yang berbasis visual. Sensor ultrasonik ini dipasang pada bagian traktor, jika sensor mendeteksi adanya halangan ≤1500 mm 1.5 m, maka akan memberikan logika high yang dikirim ke mikrokontroler dan mikrokontroler mengaktifkan buzzer dan menghasilkan bunyi. Prinsip kerja dari buzzer adalah apabila sensor ultrasonik mendeteksi jarak ≤ 1500 mm, PA.0 pada mikrokontroler akan menghasilkan logika 1 5 volt dan akan menyebabkan transistor dalam keadaan aktif, dimana kolektor pada transistor akan terhubung ke emittor. Karena emittor terhubung ke ground akan menyebabkan tegangan di kolektor menjadi 0 volt, sehingga adanya keadaan ini akan mengaktifkan buzzer. Dan sebaliknya apabila sensor ultrasonik mendeteksi jarak ≥ 1500 mm, PA.0 akan menghasilkan logika 0 yang akan memberikan sinyal off pada transistor dan buzzer tidak aktif karena tidak ada beda potensial pada buzzer. Pada penelitian ini output dari deteksi rintangan hanya membunyikan alarm buzzer belum ada umpan balik terhadap sistem kendali. Apabila rintangan berada pada jarak ≤ 150cm dari traktor, maka buzzer akan berbunyi terus-menerus dan akan mati ketika rintangan telah melebihi jarak 150 cm. Penggunaan sensor ultrasonik sebagai pendeteksi rintangan memiliki beberapa kelemahan seperti jarak jangkau terbatas antara 2 – 300 cm, keakuratan pengukuran di pengaruhi oleh tingkat kekasaran permukaan objek. Apabila permukaan objek tersebut rata halus, maka gelombang ultrasonik yang dipancarkan akan di pantulkan kembali secara sempurna dan hasil pengukuran akurat. Tetapi jika permukaan objek tidak rata, maka gelombang ultrasonik yang dipancarkan belum tentu akan diterima kembali hasil pantulannya karena pada permukaan yang tidak rata akan terjadi pemantulan yang acak.

4.9 Analisis Sensor Posisi Potensiometer