Metode Pengumpulan Data Jenis dan Sumber Data Gambaran Umum Sampel Penelitian

37 provinsi, pemerintah kota, dan pemerintah kabupaten. Mengacu pada penelitian Laswad, dkk 2005, variabel ini merupakan variabel dummy, yaitu memberi nilai 0 untuk pemerintah kota serta pemerintah provinsi dan nilai 1 untuk pemerintah kabupaten.

3.2.6 Rasio Kemandirian

Rora 2010 menyatakan bahwa rasiokemandirian daerah dihitung dari besarnya Pendapatan Asli Daerah PAD berbanding dengan total reallisasi anggaran pendapatan yang diterima. Tingginya pendapatan asli daerah PAD menunjukkan semakin baiknya kinerja pemerintah daerah. Sebaliknya, jika pemerintah daerah memburuk, akan menunjukkan rasio kemandirian yang semakin kecil.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah studi pustaka dan studi dokumentasi. Data-data dan teori dalam penelitian ini diperoleh dari literatur, artikel, jurnal dan hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian dan landasan teori. Data juga diperoleh dari studi dokumentasi yang dilakukan dengan menggunakan data sekunder baik dari lembaga yang mengeluarkan data tersebut dan juga melalui internet.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung, melalui media perantara. Data sekunder tersebut merupakan laporan keuangan pemerintah daerah tahun 2013 yang telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan BPK. Periode data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tahun 2013. Data variabel dependen yaitu transparansi informasi keuangan pada website resmi pemerintah daerah yang dilihat dari ketersediaan pelaporan keuangan pada situs resmi dan diperoleh dengan mengamati secara langsung. Alamat situs resmi pmerintah daerah didapat dari www.kemendagri.go.id

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah yang ada di Indonesia yang saat ini berjumlah 548, yaitu terdiri dari 34 pemerintah provinsi, 98 pemerintah kota dan 416 pemerintah Kabupaten.Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposivesampling. Purposive sampling adalah metode pemilihan sampel berdasarkankriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian Daulay,2010.Sampel dipilih dengan metode purposive sampling, dengan kriteria sampelsebagai berikut: 1. Menyediakan informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah LKPD tahun2013 provinsi dan kabupatenkota yang telah diaudit oleh BPK yang terdapat pada situs resmi pemerintah daerah 2. Hasil pemeriksaan LKPD oleh BPK menunjukkan opini WTP dan WDP yang terdapat pada situs resmi pemerintah daerah 3. Menyediakan situs resmi pemerintah daerah provinsi dan kabupatenkota di Indonesia danmasih aktif 4. Pemerintah daerah yang mempublikasikan informasi keuangan yang lengkappada situs resmi pemerintah daerah kabupatenkota di Indonesia. 39 5. Memiliki data mengenai kandidat pemilihan kepala daerah di website Komisi Pemilihan Umum �.6 Metode Analisis �.6.1 Analisis deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk menghasilkan gambaran dari data yang telah terkumpul. Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai rata-rata mean, maksimum, minimum, dan standar deviasi.

3.6.2 Uji Hipotesis

Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah regresi logistik Logistic regression. Regresi logistik digunakan untuk menguji dapat tidaknya suatu probabilitas terikat diprediksi dengan variabel bebasnya Ghozali, 2006. Regresi logistik tidak memerlukan uji normalitas, heteroskedasitas, dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Regresi logistik dipilih karena penelitian ini memiliki variabel dependen yang dichotomous dan variabel independen yang bersifat kombinasi antara metrik dan non-metrik. Variabel non-metrik merupakan variabel yang diukur dengan skala pengukuran kategori atau kelompok dari suatu subyek Ghozali, 2006. Variabel dependen yang dilakukan dalam penelitian inimerupakan variabel dichotomous. Pemerintah daerah yang melakukan pelaporan keuangan pada website resminya dikategorikan kedalam kode IFRA Internet Financial Reporting Local Authorities. Sedangkan pemerintah daerah yang memiliki website resmi tapi tidak memilih untuk melaporkan informasi keuangannya pada website resminya dikategorikan kedalam N-IFRA Non Financial Reporting Local Authorities. Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran yang telah diuraikan sebelumnya, model regresi logistik yang digunakan adalah: IFR = α + � � Up + � � Leverage + � � Kp + � � Tpd + � � Rk + � � Dimana: IFR = variabel dummy transparansi informasi keuangan pada website resmi pemerintah daerah di Indonesia. α = Konstanta Up = Ukuran Pemerintah Daerah Leverage = Leverage Kp = Kompetisi Politik Tpd = variabel Dummy Tipe Pemerintah Daerah Rk = Rasio kemandirian µ = Error selanjutnya analisis penelitian regresi logistik perlu memperhatikan hal-hal berikut: 1. Menilai Kelayakan Model Regresi Regresi logistik merupakan suatu bentuk model regresi yang dimodifikasi. Karakteristik model logistik sudah tidak sama lagi dengan model regresi sederhana atau berganda. Dengan begitu penentuan signifikansi secara statistik regresi logistik berbeda dengan regresi berganda. Kesesuaian model goodness of fit pada model regresi sederhana ata berganda dapat 41 dilihat dari R² ataupun F test, sedangkan penilaian model dalam regresi logistik dapat dilihat dari pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Pengujian ini untuk menilai model yang dihipotesiskan agar data empiris cocok atau sesuai dengan model. Jika nilai statistik chi square pada Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak, sedangkan jika nilainya lebih besar dari 0,05 maka hipotesis nol tidak dapat ditolak, berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dengan kata lain model dapat diterima karena sesuai dengan data observasinya Ghozali, 2006. H : Tidak terdapat perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. H A : Terdapat perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati. 2. Menilai keseluruhan Model Overall Model Fit Untuk menilai keseluruhan model overall model fit ditunjukkan dengan - 2 Log likehood value nilai -2LL. Caranya adalah dengan membandingkan antara nilai -2LL pada saat Block Number = 0, dimana model hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2LL, dengan pada saat Block Number = 1, dimana model memasukkan konstanta dan variabel bebas. Apabila nilai -2LL Block Number = 0 nilai -2LLBlock Number = 1, maka menunjukkan model regresi yang baik. Log likehood pada regresi logistik mirip dengan pengertian “Sum of Square Error” pada model regresi, sehingga penurunan log likehood menunjukkan model yang semakin baik. 3. Menguji Koefisien Regresi Pengujian koefisien regresi dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Koefisien regresi dapat ditentukan dengan membandingkan nilai probabilitas sig. dengan tingkat signifikansi α, sebesar 0,05. Jika nilai probabilitas sig. tingkat signifikansi α, maka H A alternatif ditolak atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat ditolak. Begitu juga sebaliknya, jika nilai probabilitas sig. tingkat signifikansi α, hal ini berarti H A alternatif diterima atau hipotesis yang menyatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat diterima. 4. Pengujian Signifikansi Koefisien Regresi dan Pengujian Secara Simultan Pengujian ini digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh masing-masing variabel secara terpisah. Selain itu, pengujian ini akan menghasilkan model persamaan regresi logistik yang bentuknya sebagai berikut. Z = a + bX1 + cX2 + dX3 + eX4 + fX6 + Keterangan: Z = penerimaan pajak penghasilan badan a = konstanta b = koefisien variabel ukuran pemerintah daerah c = koefisien variabel leverage d = koefisien variabel kompetisi politik 43 e = koefisien variabel tipe pemerintah daerah f = koefisien variabel rasio kemandirian X 1 = ukuran pemerintah daerah X 2 = leverage X 3 = kompetisi politik X 4 = tipe pemerintah daerah X 5 = rasio kemandirian Pengujian simultan ini digunakan untuk melihat bagaimana kedua variabel independen berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Sampel Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor ukuran pemerintah daerah, leverage, kompetisi politik, tipe pemerintah daerah dan rasio kemandirian secara signifikan mempengaruhi transparansi informasi keuangan pada website pemerintah daerah di Indonesia. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintah daerah di Indonesia yang saat ini berjumlah 548, yaitu terdiri dari 34 Pemerintah Provinsi, 98 Pemerintah Kota dan 416 Pemerintah Kabupaten. Berdasarkan populasi tersebut dipilih sampel dengan menggunakan metode purposive sampling sehingga didapat sampel berjumlah 40 Pemerintah daerah yang terdiri dari 9 Pemerintah Provinsi, 9 Pemerintah Kota dan 22 Pemerintah Kabupaten yang memenuhi kriteria. Berdasarkan sampel tersebut maka jumlah laporan keuangan yang akan diteliti didalam penelitian ini yaitu berjumlah 40 laporan keuangan Pemerintah Daerah yang terdapat dalam website resminya pada tahun 2013.

4.2 Statistik Deskriptif

Dokumen yang terkait

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketepatanwaktu Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah di Indonesia

1 11 135

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI PUBLIKASI INFORMASI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH DI WEBSITE (STUDI EMPIRIS PADA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA DI INDONESIA)

1 18 94

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan Daerah Di Kabupaten Boyolali.

1 7 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERAPAN TRANSPARANSI PELAPORAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Transparansi Pelaporan Keuangan Daerah Di Kabupaten Boyolali.

0 4 16

Pengaruh Faktor Politik dan Keuangan terhadap Tingkat Transparansi Website Pemerintah Daerah di Indonesia.

0 0 17

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TRANSPARANSI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI YANG DIPUBLIKASIKAN PADA WEBSITE RESMI PEMERINTAH PROVINSI.

0 0 18

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transparansi Informasi Keuangan Pada Website Resmi Pemerintah Daerah Di Indonesia

1 1 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transparansi - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transparansi Informasi Keuangan Pada Website Resmi Pemerintah Daerah Di Indonesia

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transparansi Informasi Keuangan Pada Website Resmi Pemerintah Daerah Di Indonesia

0 0 8

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Transparansi Keuangan Daerah Melalui Website : Studi Pada Pemerintah Kota dan Kabupaten Di Indonesia Periode 2016 - UNS Institutional Repository

0 0 16