29
jika ada kesalahan maupun ketidakkonsistenan data pengamatan. Kegiatan yang telah dikelompokkan berdasarkan kategori kegiatan produktif, tidak
produktif dan pribadi masing-masing kemudian dihitung jumlahnya. Selanjutnya data yang berasal dari lembar pengamatan dipindahkan ke dalam
komputer untuk diolah. Langkah kedua yaitu memasukkan data mengenai standar kemampuan
rata-rata waktu penyelesaian tugas-tugas pokok pekerjaan administrasi akademik dan kemahasiswaan pada setiap unit tata usaha serta kuantitas beban
tugas selama setahun ke dalam rumus perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja. Perhitungan dilakukan menggunakan bantuan
Microsoft Excel.
3.6.2 Analisis Data
Melalui pengelompokkan kegiatan-kegiatan selama pengamatan, dapat diketahui berapa persentase waktu kerja yang digunakan oleh karyawan untuk
melakukan kegiatan yang produktif, tidak produktif maupun pribadi. Dengan demikian gambaran penggunaan waktu kerja dapat dijelaskan.
Berdasarkan standar kemampuan rata-rata pencapaian waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas pokok serta kuantitas beban tugas dalam setahun
dapat diketahui beban kerja untuk setiap tugas-tugas pokok. Besarnya frekuensi melakukan aktifitas dalam satuan waktu menunjukkan besarnya beban kerja.
Beban kerja yang diperoleh kemudian menjadi dasar untuk melakukan perhitungan terhadap jumlah kebutuhan tenaga kerja.
Metode perhitungan kebutuhan tenaga kerja yang digunakan yaitu perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja dengan
pendekatan tugas per tugas jabatan. Langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja dengan pendekatan tugas per tugas
jabatan sesuai Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor : KEP75M.PAN72004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai
berdasarkan Beban Kerja dalam rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil yaitu sebagai berikut :
30
a. Menetapkan waktu kerja Waktu kerja yang dimaksud adalah waktu kerja efektif, artinya waktu
kerja yang secara efektif digunakan untuk bekerja. Waktu kerja efektif terdiri atas hari kerja efektif dan jam kerja efektif.
Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari libur dan cuti. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Hari Kerja Efektif = …………………………1
Keterangan : A = Jumlah hari menurut kalender
B = Jumlah hari Sabtu dan Minggu dalam setahun C = Jumlah hari libur dalam setahun
D = Jumlah cuti tahunan
Hari libur dapat berupa hari libur nasional dan hari libur kedaerahan. Oleh karena itu, bagi tiap-tiap daerah dapat menghitung sendiri hari libur
kedaerahannya. Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan
waktu kerja yang hilang karena tidak bekerja allowance seperti buang air, melepas lelah, istirahat makan, dan sebagainya. Allowance diperkirakan rata-
rata sekitar 30 persen dari jumlah jam kerja formal. Dalam menghitung jam kerja efektif sebaiknya digunakan ukuran 1 minggu.
b. Menyusun Waktu Penyelesaian Tugas Waktu penyelesaian tugas merupakan hasil perkalian dari jumlah beban
suatu tugas pokok dengan standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas tersebut. Rumus perhitungan waktu penyelesaian tugas dapat dilihat pada
Tabel 1.
31
Tabel 2. Rumus perhitungan waktu penyelesaian tugas No.
Uraian Tugas Pokok BT
SKR WPT BT x SKR
1. 2.
3. 4.
5. dst.
∑ WPT
Keterangan : BT
= jumlah beban tugas dalam waktu tertentu SKR = standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas
WPT = waktu penyelesaian tugas Berdasarkan Tabel 1, perkalian antara beban tugas dengan standar
kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas dilakukan per tugas pokok. Hasil perkalian dari seluruh tugas pokok yang ada kemudian dijumlahkan
sehingga menghasilkan total waktu penyelesaian tugas. c. Menghitung Jumlah Kebutuhan Pegawai
Jumlah kebutuhan pegawai dengan demikian dapat dihitung setelah waktu penyelesaian tugas ditentukan. Rumus perhitungan jumlah kebutuhan
pegawai yaitu :
Kebutuhan Pegawai =
∑
Waktu Penyelesaian Tugas
∑
Waktu Kerja Efektif
x 1 orang
..……….2
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Institut Pertanian Bogor
Institut Pertanian Bogor IPB merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia. IPB adalah institusi yang memiliki mandat dalam
penyelenggaraan pendidikan pertanian. Gambaran umum mengenai sejarah, visi, misi dan tujuan IPB dapat dilihat pada penjelasan sub bab berikut.
4.1.1 Sejarah IPB
Sejarah berdirinya Institut Pertanian Bogor terbagi ke dalam empat tahap yaitu tahap embrional 1941-1963, tahap pelahiran dan pertumbuhan
1963-1975, tahap pendewasaan 1975-2000, dan tahap otonomi. Tahap embrional merupakan tahap awal terbentuknya Institut Pertanian Bogor. Tahap
ini diawali dengan didirikannya Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1940 di Bogor. Pada masa pendudukan
Jepang, lembaga ini kemudian ditutup, tetapi sekolah Kedokteran Hewan tetap berjalan dan berubah nama menjadi Sekolah Dokter Hewan Bogor. Sejalan
dengan masa kemerdekaan Republik Indonesia, Sekolah Kedokteran Hewan di Bogor ditingkatkan menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan oleh
Kementerian Kemakmuran RI pada tahun 1946. Pada tahun 1947, Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian dibuka
kembali. Lembaga ini kemudian mempunyai jurusan Pertanian dan Kehutanan. Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian kemudian berubah nama menjadi
Fakultas Pertanian Universitas Indonesia pada tahun 1950. Fakultas ini memiliki jurusan yaitu Sosial Ekonomi, Pengetahuan Alam dan Kehutanan,
serta pada tahun 1957 memiliki jurusan Perikanan Darat, sedangkan Perguruan Tinggi Kedokteran Hewan berubah nama menjadi Fakultas Kedokteran
Hewan. Universitas Indonesia yang pada tahun 1960 berubah nama menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan selanjutnya pada tahun 1962
menjadi Fakultas Kedokteran Hewan, Peternakan Universitas Indonesia. Adapun tonggak sejarah yang penting pada tahap embrional adalah: 1
penerapan sistem studi terbimbing yang menggantikan sistem studi bebas, 2 gagasan pembangunan kampus baru Fakultas Pertanian UI di Darmaga, dan 3