Analisis Kadar Protein Standar Nasional Indonesia 1992

Kadar Protein dihitung dengan rumus berikut: protein = p-q x 1.95 faktor formol untuk susu kambing

d. Bahan Kering dan Bahan Kering Tanpa Lemak Standar Nasional

Indonesia 1992 Perhitungan dilakukan setelah kadar lemak dan berat jenis diperoleh dengan rumus: BK = 1.23 L + 2.71 100 BJ – 1 BJ BKTL = BK – L Keterangan : BK : Bahan Kering BKTL : Bahan Kering Tanpa Lemak L : Lemak BJ : Berat Jenis

III. Analisis Kualitas Mentega

Analisis kualitas kimia mentega yang dilakukan meliputi nilai pH, bilangan peroksida, kadar lemak, kadar protein, kadar abu, kadar air dan rendemen.

a. Nilai pH Association of Official Analytical Chemist 1995

Pengukuran nilai pH dilakukan dengan pH meter. Sebanyak 50 gram sampel mentega dilelehkan, kemudian suhunya diturunkan sesuai dengan suhu ruang. pH meter terlebih dahulu distandarisasi dengan buffer untuk pH 4 dan pH 7. Pengukuran dilakukan dengan mencelupkan elektroda pH meter kedalam sampel dan skala di baca setelah jarum penunjuk berada pada posisi tetap.

b. Bilangan Peroksida SNI 01 -3555 -1998

Sebanyak 5 gram sampel ditimbang dan diletakkan dalam labu Erlenmeyer. Ditambahkan 30 ml pelarut terdiri atas 60 asam asetat glasial dan 40 kloroform, lalu dihomogenkan. Ditambahkan 0.5 ml larutan potasium iodida jenuh lalu dihomogenkan, didiamkan selama 2 menit dalam ruangan gelap. Ditambahkan 30 ml air destilata dan selanjutnya larutan di titrasi dengan larutan sodium tiosulfat 0.1 N. Bilangan peroksida = A x N x B x 100 G Keterangan : A = ml sodium tiosulfat yang dipakai N = normalitas sodium tiosulfat B = bobot equivalen oksigen G = berat sampel gram

c. Kadar Lemak Association of Official Analytical Chemist 1995

Labu lemak yang ukurannya sesuai dengan alat ekstraksi Soklet yang akan digunakan dikeringkan dalam oven, didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Lima gram contoh ditimbang dalam selongsong lemak kemudian ditutup dengan kertas bebas lemak secukupnya, kemudian direflux selama 6 jam. Pelarut yang ada dalam labu didestilasi kemudian pelarutnya ditampung. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven selama 2 jam sampai berat tetap dan didinginkan dalam desikator. Labu beserta lemak tersebut ditimbang. Kadar lemak = bobot labu lemak akhir – bobot labu lemak awal x 100 Bobot sampel g

d. Kadar Protein Association of Official Analytical Chemist 1995

Metode yang digunakan adalah mikro Kjeldahl. Sampel sebanyak 0.1 gram dimasukkan kedalam labu Kjeldahl, lalu ditambahkan 1 g K 2 SO 4 , 40 mg HgO dan 20 ml H 2 SO 4 . Sampel yang diperoleh selanjutnya dididihkan sampai larutan menjadi jernih sekitar 1 jam. Larutan jernih yang diperoleh ini dipindahkan ke dalam destilasi. Labu Kjeldahl dicuci dengan air 1-2 ml, kemudian air cuciannya dimasukkan kedalam alat destilasi dan ditambahkan 8- 10 ml larutan NaOH-Na 2 S 2 3 . Dibawah kondensor diletakkan labu Erlenmeyer yang berisi 5 ml larutan H 3 BO 3 dan 2-4 tetes indikator campuran metil merah 0.2 dalam alkohol dan metil biru 0.2 dalam alkohol dengan perbandingan 1:2 ujung kondensor harus terendam dalam larutan H 3 BO 3. Isi labu Erlenmeyer diencerkan sampai 50 ml, lalu dititrasi dengan HCl 0.02 N sampai terjadi perubahan warna menjadi abu-abu. Blanko dipersiapkan dengan cara yang sama, tetapi sebagai ganti mentega digunakan aquades.