Uji Korelasi METODE PENELITIAN

b. Uji Korelasi

Penyusunan model hubungan biomasa dengan nilai backscatter atau NDVI masing-masing menggunakan metode persamaan regresi terbaik. Namun sebelumnya, dilakukan terlebih dahulu perhitungan koefisien korelasi menggunakan pendekatan korelasi product moment r untuk mengetahui bagaimana hubungan antar peubah yang akan digunakan dalam pendugaan biomasa. Proses menganalisis hubungan antar nilai backscatter dan NDVI serta hubungannya terhadap biomassa dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007. Rumus untuk menghitung koefisien korelasi adalah sebagai berikut : ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ Keterangan : = Koefisien korelasi = Jumlah pengamatan ∑ = Jumlah dari pengamatan nilai X ∑ = Jumlah dari pengamatan nilai Y ∑ = Jumlah dari pengamatan nilai X kuadrat ∑ = Jumlah dari pengamatan nilai Y kuadrat ∑ = Jumlah dari pengamatan nilai X dikuadratkan ∑ = Jumlah dari pengamatan nilai Y dikuadratkan ∑ = Jumlah dari hasil perkalian nilai X dan Y Besarnya koefisien korelasi akan berkisar antara -1 sampai dengan 1. Nilai positif menyatakan hubungan antara peubah yang diuji memiliki korelasi positif, yaitu jika terjadi peningkatan pada peubah yang satu, maka akan diikuti dengan terjadinya peningkatan pada peubah lainnya. Nilai negatif menunjukkan hubungan antara peubah yang diuji adalah korelasi negatif, yaitu jika terjadi perubahan pada peubah yang satu, maka akan diikuti dengan terjadinya perubahan pada peubah lain dengan arah yang berlawanan. Untuk hasil perhitungan yang menunjukkan nilai 0, dapat diartikan tidak adanya korelasi antar peubah yang diuji. Untuk menguji apakah nilai koefisien korelasi dari model yang dibuat memiliki nilai yang signifikan nilai r lebih dari 0.7071 dalam hubungannya terhadap biomasa, perlu dilakukan perhitungan Uji-Z pada tingkat kepercayaan 95 α = 0.05. Hipotesa yang digunakan dalam pengujian keeratan koefisien korelasi adalah sebagai berikut : Ho : ρ 0.7071 H 1 : ρ 0.7071 Rumus yang digunakan dalam Uji-Z adalah sebagai berikut : Dengan nilai , , dan dirumuskan sebagai berikut : ln ln √ Keterangan : Z = Sebaran normal Z σ = Pendekatan simpangan baku tranformasi Z ρ = Nilai koefisien korelasi yang diharapkan pada populasi r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah data Jika hasil Z-hitung ≤ 1.96, maka Ho diterima, yang berarti bahwa hubungan antara peubah bebas dengan biomasa cukup erat dengan r ≥ 0.7071. Sedangkan jika Z-hitung 1.96, maka H 1 diterima, yang berarti bahwa hubungan antara peubah bebas dalam model dengan biomasa adalah kurang erat. Setelah diketahui hubungan antar peubah dalam menduga biomasa, barulah dilakukan perhitungan statistik untuk mengetahui pengaruh peubah peubah tersebut terhadap nilai biomasa. Perhitungan ini menggunakan pendekatan koefisien determinasi R 2 . Besarnya nilai R 2 menyatakan seberapa baik kamampuan suatu peubah bebas dalam model untuk menjelaskan peubah tidak bebasnya, dalam hal ini adalah nilai biomasa. Secara umum, nilai R 2 yang dianggap baik jika lebih dari 50.

c. Uji Koefisien Regresi

Dokumen yang terkait

Pendugaan biomassa atas permukaan pada tegakan pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) menggunakan citra alos palsar resolusi spasial 50 M dan 12,5 M (studi kasus di KPH Banyumas Barat)

0 3 69

Evaluasi Akurasi Klasifikasi Penutupan Lahan Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi Rendah Studi Kasus Di Pulau Kalimantan

0 22 94

Penyusunan model pendugaan dan pemetaan biomassa permukaan pada tegakan jati (Tectona grandis Linn F) menggunakan citra alos palsar resolusi 50 M dan 12,5 M (Studi kasus: KPH Kebonharjo perhutani unit 1 Jawa Tengah)

1 8 165

Evaluasi manual penafsiran visual citra alos palsar dalam mengidentifikasi penutupan lahan menggunakan citra alos palsar resolusi 50 M

3 12 72

Pendugaan Distribusi Spasial Biomassa di Atas Permukaan Tanah Menggunakan Citra Alos Palsar Resolusi 50 M di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Studi Kasus Areal Reklamasi Bekas Tambang)

0 7 115

Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau Wilayah Jakarta Menggunakan Citra Satelit ALOS PALSAR

0 3 47

Identifikasi Hutan Lahan Basah Menggunakan Citra ALOS PALSAR di Kalimantan Selatan

1 5 55

Pendugaan Biomassa Tegakan Pinus Menggunakan Backscatter ALOS Palsar, Umur, dan Tinggi Tegakan: Kasus di KPH Banyumas Barat, Jawa Tengah

0 2 109

Pendugaan biomassa tegakan jati menggunakan citra ALOS PALSAR resolusi 12,5 M dan 50 M dengan peubah backscatter, umur, dan tinggi pohon (Kasus KPH Kebonharjo PERUM PERHUTANI UNIT I Jawa Tengah

0 2 128

Model Spasial Pendugaan dan Pemetaan Biomassa di Atas Permukaan Tanah Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 12.5 M.

4 19 51