Latar Belakang Model Struktur Tegakan Pasca Penebangan dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Studi Kasus di PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hutan merupakan sumberdaya alam yang dinamis, yang mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu. Sejumlah tegakan bersama membentuk sebuah hutan Husch et al. 2003. Tegakan adalah sekelompok pohon yang mendiami suatu kawasan yang memiliki beberapa karakteristik umum atau kombinasi karakteristik, seperti asal, komposisi jenis, ukuran, atau usia. Pertumbuhan tegakan hutan ini terlihat dari perubahan struktur tegakan, baik struktur tegakan vertikal maupun struktur tegakan horizontal. Struktur tegakan horizontal didefinisikan sebagai banyaknya pohon per satuan luas pada setiap kelas diameternya Davis Johnson 1987, sedangkan struktur tegakan vertikal didefinisikan oleh Richard 1966 sebagai sebaran individu pohon pada berbagai lapisan tajuk. Dalam penelitian ini struktur tegakan yang digunakan adalah struktur horizontal. Struktur suatu tegakan sebelum dan sesudah penebangan akan berbeda. Struktur tegakan akan berubah dikarenakan kegiatan pemanfaatan hutan yang dapat mengakibatkan kerusakan tegakan tinggal yang berada pada areal bekas tebangan. Tegakan bekas tebangan akan sangat sulit untuk kembali seperti hutan perawan virgin forest karena hutan yang sudah dilakukan penebangan akan banyak kerusakannya, baik fisik maupun non fisik. Kerusakan fisik hutan dapat dilihat dari struktur tajuk tegakan dan keterbukaan hutan. Tingkat kerusakan tegakan tinggal juga dipengaruhi oleh sistem silvikultur yang digunakan pada petak penebangan. Dalam kegiatan pengembangan dan pengelolaan hutan dilakukan berbagai sistem silvikultur dengan teknik permudaan alam maupun buatan. Sebab dengan vegetasi hutan Indonesia yang beragam tipenya tidak dapat diterapkan satu sistem silvikultur saja untuk seluruh areal. Untuk memilih sistem silvikultur yang dipakai, khususnya pada hutan hujan tropis harus mempertimbangkan berbagai aspek, yaitu keadaan hutan struktur, komposisi, sifat silvikultur, produktivitas, keadaan pasar dan kemampuan pembiayaan Muhdi 2005. Sistem silvikultur yang telah diterapkan di Indonesia dalam usaha pengelolaan hutan, antara lain sistem silvikultur Tebang Pilih Indonesia TPI, Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI, dan Tebang Pilih Tanam Jalur TPTJ serta Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif TPTII atau Silvikultur Intensif. Pola struktur tegakan memiliki kekhasan tersendiri. Untuk menggambarkan pola struktur tegakan, terdapat beberapa model yang sering dicobakan untuk menerangkan perkembangan struktur tegakan. Model-model famili sebaran dapat digunakan untuk menduga model struktur tegakan. Model-model tersebut yaitu famili sebaran Lognormal, famili sebaran Gamma, famili sebaran Eksponensial negatif dan famili sebaran Weibull. Dalam penelitian ini akan dicobakan keempat model tersebut untuk mengetahui model distribusi diameter terbaik yang dapat menggambarkan struktur tegakan setelah penebangan.

1.2 Tujuan

Dokumen yang terkait

Komposisi dan struktur tegakan areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam Indonesia Intensif (TPII) di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawti, Kalimantan Tengah

3 49 107

Struktur Dan Komposisi Tegakan Pada Areal Bekas Tebangan Dengan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur (Tptj) (Di Areal Iuphhk Pt. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

3 30 125

Petubahan KOihposisi Dan Struktut Tegakan Hutan Produksi Alam Dengan Menggunakan Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII) (Studi Kasus di Areal IUPHHK PT. Ema Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 15 229

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan sistem silvikultur tebang pilih tanam jalur (TPTJ) (Di Areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

1 24 109

Perkembangan tegakan pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang pilih tanam Indonesia intensif (TPTII) (Di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah)

0 11 232

Perkembangan vegetasi pada areal bekas tebangan dengan teknik silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif (TPTII): studi kasus di areal IUPHHK PT. Erna Djuliawati, Kalimantan Tengah

2 16 96

Kondisi Vegetasi Pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur Di Kalimantan Tengah

8 55 134

Scbaran Diameter Tanaman Meranti Pada Sistcm Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur Di PT Erna Djuliawati

0 5 29

Komposisi Functional Species Group pada Sistem Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur di Area IUPHHK-HA PT Sarpatim, Kalimantan Tengah

0 12 37

Struktur tegakan pasca penebangan pada sistem tebang pilih tanam jalur di konsesi hutan PT Erna Djuliawati

1 7 37