4. Nilai fundamental, tujuan perhitungan nilai fundamental saham atau
lebih sering dengan disebut nilai intrinsik saham adalah menentukan harga wajar suatu saham agar harga saham tersebut mencerminkan
nilai saham sebenarnya riil value sehingga tidak terlalu mahal overpriced. Perhitungan nilai intrinsik intrinsic value dari semua
aliran kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain loss.
Menurut Akbar 2007, nilai fundamental saham adalah harga wajar suatu saham perusahaan. Harga wajar ini dapat
dihitung dengan dua cara, yaitu: 1. Analisis fundamental. Harga saham dapat dilihat dari hasil analisis
pengolahan data keuangan dan laporan keuangan sebuah perusahaan.
2. Analisis teknikal. Harga saham berdasarkan data-data lampau histories harga saham tersebut, sehingga dapat dibuat sebuah pola
pattern suatu saham.
2.5. Keuntungan dari Saham
Menurut Sabrini 2008, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham adalah sebagai berikut:
1. Dividen
Dividen merupakan pembagi keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan
dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS Rapat Umum Pemegang Saham. Investor yang berhak
menerima dividen adalah investor yang memegang saham hingga batas waktu yang ditentukan oleh perusahaan pada saat pengumuman
dividen. Dividen yang dibagikan oleh perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen uang
tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham, atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen sejumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut. Hasil
yang didapat pemegang saham terutama berbentuk dividen, yaitu
sejumlah pengembalian return yang didasarkan pada proporsi kepemilikan saham atas seluruh saham perusahaan yang diterbitkan
Akbar, 2007. Menurut Awat 2000, bentuk-bentuk kebijakan dividen adalah
sebagai berikut: a. Kebijakan Dividen yang Stabil Stable Dividend per Share
Policy, yakni jumlah pembayaran dividen itu sama besarnya dari tahun ke tahun. Salah satu alasan mengapa suatu
perusahaan itu menjalankan kebijakan dividen yang stabil ialah untuk memelihara kesan para investor terhadap perusahaan
tersebut, sebab apabila perusahaan menerapkan kebijakan dividen yang stabil berarti perusahaan itu yakin bahwa
pendapatan bersihnya juga stabil dari tahun ke tahun. b. Kebijakan Dividend Payout Ratio Rasio Pembayaran Deviden
yang Tetap. Dalam kebijakan ini, jumlah dividen akan berubah- ubah sesuai dengan jumlah laba bersih, tetapi rasio antara
dividen dan laba ditahan adalah tetap. c. Kebijakan Kompromi compromise policy, yakni suatu
kebijakan dividen yang terletak antara kebijakan dividen per saham yang stabil dan kebijakan dividend payout ratio yang
konstan ditambah dengan persentasi tertentu pada tahun-tahun yang mampu menghasilkan laba bersih yang tinggi.
d. Kebijakan Dividen Residual Residual Dividend Policy. Apabila menghadapi suatu kesempatan investasi yang tidak
stabil maka manajemen menghendaki agar dividen hanya dibayar ketika laba bersih itu benar.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual
Capital Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di
pasar sekunder.
2.6. Analisis Fundamental