Kecernaan Mannan Tampilan Mikroskopis

75 pada berat molekulnya. Kandungan mannan pada BIS dan BISF baik pada bahan pakan maupun feses disajikan pada Tabel 27. Tabel 27 Kandungan mannan pada sampel bahan BIS dan BISF serta pada feses Jenis Sampel Waktu retensi Persen intensitas Kandungan mannan ppm BIS 3.78-3.82 24 1 532.16 BISF 3.84-3.88 13 829.92 Feses BIS 3.75-4.19 22 1 404.48 Feses BISF 4.07-4.11 9 574.56 Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh kandungan mannan pada BIS sebesar 1 532.16 ppm. Hal ini berarti kandungan mannan yang diperoleh terekstrak lebih sedikit dari yang diperoleh oleh Jackson 2002 bahwa kandungan mannan pada BIS diperkirakan 30-35. Polisakarida mannan sebetulnya terbagi atas mannan murni, galaktomannan, glukomannan dan galaktoglukomannan. Mannan murni merupakan polimer dari mannosa dimana mengandung lebih dari 95 mannosa. Terdapat 2 tipe mannan yaitu mannan tipe A yang memiliki bentuk high crystalline dan berat molekul yang rendah sedangkan tipe B memiliki bentuk low crystalline dan berat molekul yang tinggi Warren 1996. Kandungan mannan pada BIS tidak dibedakan tipenya. Adapun kandungan mannan pada BISF 829.92 ppm. Terjadi penurunan kandungan mannan yang cukup besar. Pada tahap inipun dilakukan pengukuran kandungan mannan pada feses ayam pedaging yang diberi BIS maupun BISF. Kandungan mannan pada feses ayam yang diberi BIS diperoleh 1 404.48 ppm sedangkan pada feses ayam yang diberi BISF diperoleh mannan 574.56 ppm. Penurunan kandungan mannan erat kaitannya dengan tingkat degradasi mannan sewaktu terjadinya proses fermentasi. Antheunisse 1979 menyatakan bahwa degradasi serat oleh kapang dimulai dari penetrasi hifa kedalam sel luminae dan diteruskan dengan merombak lapisan-lapisan dari dinding sel. Perubahan kandungan mannan pada sampel bahan BIS dan BISF dengan kandungan mannan pada feses erat kaitannya dengan kecernaan mannan pada tubuh ayam pedaging.

3. Kecernaan Mannan

Pengukuran hasil degradasi mannan dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana proses fermentasi dapat menurunkan kandungan mannan BIS. 76 Demikian pula halnya dengan kecernaan BIS maupun BISF pada ayam pedaging. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan kecernaan atau tidak, antara BIS dengan BISF. Hasil degradasi mannan pada BIS dan BISF disajikan pada Tabel 28. Tabel 28 Degradasi dan kecernaan mannan pada BIS dan BISF No Uraian Perubahan kandungan mannan ppm 1 Degradasi mannan pada fermentasi 703.16 45.83 2 Kecernaan mannan BIS 127.68 8.33 3 Kecernaan mannan BISF 255.36 30.68 Berdasarkan data pada Tabel 28 terlihat bahwa kandungan hasil degradasi mannan BIS pada proses fermentasi adalah 703.16 ppm atau terjadi penurunan kandungan mannan BIS sebanyak 45.83. Proses penurunan ini disebabkan terdegradasinya komponen polisakarida mannan oleh kapang Trichoderma reesei menjadi komponen oligosakarida yang lebih sederhana. Hal ini sesuai dengan pendapat Sabini et al. 2000 yang menggunakan kapang Trichoderma reesei untuk mendegradasi mannan ternyata bahwa mannan yang belum terdegradasi memiliki bentuk morphologi platelet dengan kontur yang jelas, dimana crystal masing-masing individu memiliki rata-rata diagonal terpanjang 0.8 µm dan bagian yang terpendek 0.4 μm. Setelah terdegradasi kontur permukaan tidak jelas namun masih memperlihatkan bentuk yang memanjang. Nattorp et al. 1999 melakukan pengukuran mannan yang terdegradasi dengan memberikan perlakuan suhu 160-220 o C pada mannan dalam larutan. Parameter yang diukur cukup detail meliputi derajat polimerisasi terhadap 6 atom karbon. Selanjutnya dibuat persamaan matematis yang meliputi dua tahap, pertama hidrolisis secara acak pada ikatan-ikatan glikosidik, kedua degradasi dan pengurangan pada molekul yang masing-masing membutuhkan energi aktivasi 5 460 kalmol dan 4 407 kalmol. Kecernaan mannan BIS pada ayam pedaging cukup rendah yakni mencapai 8.33. Hal ini berarti bahwa ayam pedaging tidak cukup mampu untuk mendegradasi mannan pada BIS sehingga penggunaan BIS pada ayam pedaging ini jumlahnya sedikit karena keterbatasan nilai kecernaan mannan nya. Lebih jauh, unggas memiliki keterbatasan karena tidak mempunyai enzim yang mampu menghidrolisis polisakarida mannan dalam saluran pencernaannya. 77 Proses fermentasi BIS dengan kapang Trichoderma reesei ternyata mampu meningkatkan nilai kecernaan mannan nya. Hal ini terlihat dengan nilai kecernaan mannan BISF yang mencapai 30.68. Meskipun tidak terlampau tinggi, akan tetapi jauh lebih baik apabila kita bandingkan dengan nilai kecernaan mannan dari BIS yang tidak difermentasi. Peningkatan nilai kecernaan mannan ini bukan disebabkan ayam mampu mencerna polisakarida mannan dalam tubuhnya, akan tetapi perlakuan selama proses fermentasi yang membuat nilai ketersediaan karbohidrat yang lebih baik. Hal ini bisa dilihat dari nilai total gula terlarut dan nilai energi metabolisme sejati TME yang meningkat akibat proses hidrolisis pada mannan BIS terjadi dengan baik. Kecernaan mannnan yang meningkat menyebabkan ketersediaan biologis yang meningkat.

4. Energi Metabolisme Sejati