14
2.1.1.2 Teori Belajar
Teori belajar yang sesuai dengan penelitian ini yaitu teori belajar Jean Piaget. Piaget 1964 dalam Sagala 2010: 24, berpendapat ada dua proses yang
terjadi dalam perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak yaitu proses assimilation dan accomodation. Dalam proses assimilation terjadi proses
penyesuaian atau pencocokan informasi yang baru itu dengan apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila perlu. Dalam proses accomodation, siswa
menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih
baik. Teori perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget 1990 dalam
Winataputra, dkk 2007: 6.8 termasuk dalam kelompok teori belajar konstruktivisme. Menurut pandangan konstruktivisme, belajar merupakan proses
aktif dari individu untuk merekonstruksi atau membangun suatu makna dari apa yang mereka lakukan, lihat, dan dengar sehingga terjadi perkembangan kognitif
atau perkembangan intelektualnya Abimanyu 2008: 1.22-1.23. Perkembangan kognitif ini ditentukan menurut jenis-jenis pengalaman yang ada pada diri siswa.
Proses belajar bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun
pengetahuannya. Perkembangan kognitif dalam proses belajar ini ditentukan oleh manipulasi lingkungan dan keaktifan siswa, sehingga peran guru berubah, dari
sumber dan pemberi informasi menjadi pendiagnosis dan fasillitator belajar siswa. Selain itu, interaksi sosial dengan teman sebaya pun dipandang perlu untuk
15 membantu memperjelas pemikiran dan memperkaya pengetahuan.
2.1.1.3 Prinsip Belajar
Prinsip belajar merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan diupayakan agar proses belajar mencapai hasil yang maksimal. Prinsip belajar
menurut Siddiq, Munawaroh, dan Sungkono 2008: 1.7 yaitu: 1 Prinsip motivasi; 2 Prinsip perhatian; 3 Prinsip aktivitas; 4 Prinsip umpan balik; dan
5 Prinsip perbedaan individual. Berikut penjelasan mengenai prinsip belajar: 1
Prinsip Motivasi Motivasi merupakan motor penggerak untuk melaksakan kegiatan
belajar Siddiq, Munawaroh, dan Sungkono 2008: 1.7. Motivasi tidak hanya penting untuk membuat siswa melakukan aktivitas belajar,
melainkan menentukan berapa banyak siswa dapat belajar dari aktivitas yang mereka lakukan atau informasi yang mereka hadapi. Siswa yang
termotivasi menunjukkan proses kognitif yang tinggi dalam belajar, menyerap, dan mengingat apa yang telah dipelajari Rifa’i dan Anni
2009: 159 2
Prinsip Perhatian Menurut Siddiq, Munawaroh, dan Sungkono 2008: 1.7
perhatian erat kaitannya dengan motivasi, bahkan tidak dapat dipisahkan. Motivasi akan menentukan perhatian individu yang belajar
dengan berusaha memfokuskanmemusatkan perhatian pada objek yang dipelajari. Guru harus terampil menampilkan teknik-teknik
pembelajaran yang menarik perhatian. Hal itu bisa dilakukan dengan
16 cara guru mengaitkan pelajaran yang dipelajari dengan kebutuhan nyata
siswa. Guru menggunakan metode, alat peraga, media, bahan pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran, dan sebagainya.
3 Prinsip Aktivitas
Aktivitas yang disebut belajar adalah aktivitas mental dan emosional dalam upaya terbentuknya perubahan perilaku yang lebih
maju, dari tidak paham menjadi paham, dari tidak terampil manjadi terampil, dan sebagainya Siddiq, Munawaroh, dan Sungkono 2008:
1.7. Oleh sebab itu, tidak semua aktivitas bisa disebut belajar. Untuk meningkatkan aktivitas dalam belajar guru harus merancang aktivitas
belajar siswa secara mantap. 4
Prinsip Umpan Balik Umpan balik bagi siswa sangat penting. Hal tersebut karena
dengan mengetahui hasil belajarnya melalui umpan balik, siswa dapat menentukan sikap dan aktivitas belajar selanjutnya. Bagi guru yang
mengajar, umpan balik dapat menjadi tolak ukur baik tidaknyaberhasil tidaknya proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Bila belum
berhasil, harus segera dicari penyebab ketidakberhasilannya. 5
Prinsip Perbedaan Individual Belajar merupakan pekerjaan individu yang tidak dapat
diwakilkan kepada orang lain. Tanpa aktivitas belajar yang dilakukan sendiri, maka seseorang tidak akan memperoleh kemampuan yang
diharapkan. Meskipun guru mengajar siswa secara klasikal, akan tetapi
17
hakekatnya guru mengajar keragaman individual dalam satu kelas. 2.1.1.4
Aktivitas Belajar
Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani tampak dalam bentuk perbuatan ataupun rohani berpikir. Aktivitas yang
disebut belajar adalah aktivitas mental dan emosional dalam upaya terbentuknya perubahan perilaku yang lebih maju Siddiq, Munawaroh, dan Sungkono 2008:
1.7. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator yang perlu diperhatikan, karena dengan terjadinya aktivitas siswa dalam
pembelajaran berarti ada keinginan dan motivasi siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama
proses pembelajaran. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,
mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerja sama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan. Guru
harus merancang aktivitas belajar siswa sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran mencapai hasil yang optimal.
Ciri-ciri siswa yang aktif meliputi sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, mampu menjawab
pertanyaan, dan senang diberi tugas belajar. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa,
ataupun antar siswa itu sendiri. Hal ini menyebabkan suasana kelas menjadi kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya
semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa mengakibatkan
18 terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada
peningkatan prestasi. Peneliti menyimpulkan bahwa aktivitas merupakan segala kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung baik kegiatan
yang tampak dalam bentuk perbuatan maupun kegiatan mental berpikir.
2.1.1.5 Hasil Belajar