KARAKTERISTIK KULTIVAR KENTANG DAN PERSYARATAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. KARAKTERISTIK KULTIVAR KENTANG DAN PERSYARATAN

TUMBUHNYA Kentang Solanum tuberosum L. masih satu keluarga dengan cabai, tomat, dan paprika. Kentang termasuk dalam divisi Spermatophyta, sub divisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, ordo Tubiflorae, famili Solanaceae, genus Solanum, dan spesies Solanum tuberosum L. Beberapa subspesies dari spesies ini yaitu Katahdin, Sebago, dan Kennebec. Kentang merupakan tanaman tahunan yang pendek, berbatang lemah tetapi memiliki cabang yang banyak. Berdaun majemuk menyirip, mahkota bunga berbentuk terompet dengan bagian atasnya berbentuk bintang. Warna bunganya bervariasi dari putih, merah muda, ungu, dan biru. Kentang dihasilkan dari stolon. Stolon adalah bagian yang keluar dari batang akar atau akar utama. Pada awal pertumbuhannya, stolon terlihat seperti akar biasa tetapi biasanya warnanya lebih putih dan lebih panjang daripada akar cabang. Ketika panjang maksimal tercapai, stolon akan menggembung dan akan terus membesar sejalan dengan pertumbuhannya. Stolon akan menjadi umbi jika berada di dalam tanah tetapi jika muncul ke permukaan, stolon akan berubah menjadi tunas. Tanaman yang berasal dari umbi biasanya menghasilkan stolon lebih banyak daripada bibit setek. Tanaman dari umbi akan mengeluarkan stolon sekitar umur 4 minggu. Umbi mulai terbentuk pada umur 40 hari dengan ukuran sebesar kelereng. Diameter umbi akan maksimal pada umur 60 hari setelah tanam HST. Umur setelah 60 HST digunakan untuk menambah bobot umbi, biasanya sampai 90 HST. 1. Karakteristik Beberapa Kultivar Kentang Terdapat banyak kultivar kentang yang dibudidayakan di Indonesia seperti Cipanas, Cosima, Segunung, Granola, Diamant, Desiree, Agria, Kondor, Alpha, Ajax, Catella, French Fries, Atlantic, Panda, Donata, Marita, Radosa, Arka, Eigenheimer, Rapan, Thung, Katela, Patrones, DTO-33, dan sebagainya. Untuk keperluan industri dipilih kultivar yang memiliki syarat khusus. Syaratnya adalah umbi putih, berat jenis 1,07; total solid 20 dan kadar gula rendah. Karakteristik kentang seperti ini bila dijadikan keripik atau stik akan renyah dan tidak gosong. Kultivar yang memenuhi syarat ini adalah Atlantic, Hertha, dan Diamant. Untuk konsumsi di Indonesia, kultivar ini kurang diminati karena kurang enak bila diolah menjadi masakan. Masyarakat cenderung memilih kentang dengan warna kuning dan kadar gula yang lebih tinggi seperti Granola. Beberapa kultivar unggul diantaranya adalah: a. Granola Umbi berbentuk oval, kulit dan daging umbi berwarna kuning. Umur genjah 80-90 hari, dan tahan terhadap beberapa penyakit berbahaya. Potensi hasil tinggi, yakni dapat mencapai 30-35 ton per hektar. b. Atlantic Introduksi dari Australia. Pemegang lisensi tunggal di Indonesia adalah PT Indofood Sukses Makmur. PT Indofood bermitra dengan PT Politani Kodel Grup untuk perbanyakan bibit setek secara kultur invitro. Umbi berbentuk bulat seperti bola tenis, kulit kuning, dan daging umbi putih. Mata tunas sedikit. Tanaman rentan terhadap penyakit busuk bakteri Pseudomonas solanacearum , busuk cendawan Phytopthora infestans dan nematoda Meloidogyne sp. Terutama di daerah kelembaban dan curah hujan tinggi seperti Sukabumi. Potensi hasil di Sukabumi rendah, tetapi petani di Batu, Malang melaporkan pernah mencapai hasil 40 tonha. Ukuran umbi dapat mencapai 700 gbutir dengan cita rasa yang sangat cocok untuk keripik kentang. c. Cosima Introduksi dari Jerman Barat. Umbi berbentuk bulat pipih, mata dangkal, permukaan rata, warna kulit kuning muda, dan warna daging kuning tua. Umur 100-101 hari. Cukup tahan terhadap penyakit busuk daun Phytopthora infestans, tetapi peka terhadap 6 penyakit layu bakteri Pseudomonas solanacearum. Potensi hasil 19-36 tonha, rata-rata 28,5 tonha. d. Desiree Umbi berbentuk bulat sampai oval, kulit merah, mata dangkal dan daging kuning kemerahan. Umur panen 100 hari. Peka terhadap penyakit busuk daun Phytopthora infestans. Potensi hasil per hektar tinggi. 2. Kondisi Lingkungan Kentang Kentang termasuk golongan tanaman yang tidak dapat tumbuh disembarang tempat. Sebelum mulai menanam kentang, diusahakan memilih lokasi yang tepat. Kondisi lingkungan yang cocok sangat berpengaruh terhadap tanaman. Persyaratan tumbuh yang penting diperhatikan adalah tanah dan iklim. Faktor tanah mencakup kesuburan, tekstur, struktur, keasaman pH, permeabilitas, porositas, dan biologi. Sementara faktor iklim yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usahatani kentang adalah ketinggian tempat altitude, curah hujan, radiasi surya, suhu udara, dan kelembaban udara. Topografi tanah penting pula diperhatikan. 1. Iklim Kondisi lingkungan yang cocok dengan tanaman kentang adalah tempat yang berhawa dingin atau sejuk. Suhu udara yang diperlukan idealnya berkisar antara 15-18ºC pada malam hari dan antara 24-30ºC pada siang hari. Kentang dapat hidup pada ketinggian antara 500-3000 m dpl, tetapi ketinggian ideal untuk budidaya kentang adalah berkisar 1000-1300 m dpl. Kentang yang di tanam pada ketinggian kurang dari 1000 m dpl biasanya menghasilkan umbi yang lebih kecil. Tanaman kentang juga dipengaruhi oleh curah hujan. Curah hujan yang diperlukan sekitar 1500 mm per tahun. Selain suhu, ketinggian dan curah hujan, angin ikut mempengaruhi umbi yang 7 dihasilkan. Angin yang terlalu kencang bisa merusak tanaman serta mempercepat penyebaran bibit penyakit. 2. Keadaan tanah Tanah yang gembur dan sedikit berpasir serta mengandung humus tinggi merupakan media tanam yang baik untuk kentang. Tanah yang sedikit berpasir akan mudah diresapi air serta tidak menghalangi pertumbuhan umbi. Tanah demikian bisa menjaga kelembaban saat musim hujan. Kelembaban tanah yang cocok untuk umbi kentang adalah 70. Kelembaban tanah yang lebih dari 70 akan menyebabkan kentang mudah terserang penyakit busuk batang atau leher akar. Keasaman pH tanah yang cocok untuk kentang bervariasi tergantung dari varietasnya, tetapi umumnya tanah dengan pH antara 5-5,5 paling optimal untuk perkembangan kentang.

B. PANEN DAN PASCAPANEN