Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar

16 dapat mengetahui apa saja kegiatan di sekitar mereka yang merupakan bagian dari kegiatan jual beli dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

2.1.4. Karakteristik Siswa Usia Sekolah Dasar

Sebagai seorang guru, terutama guru SD pemahaman tentang karakteristik dari siswanya itu sangat penting. Melalui pemahaman terhadap karakteristik siswa, diharapkan dapat membantu guru dalam pengambilan keputusan penggunaan strategi, model, metode, ataupun media pembelajaran yang tepat. Menurut Piaget 1986 dalam Soeparwoto, dkk 2007: 85, setiap individu melewati tahap-tahap perkembangan kognisi dalam hidupnya, tahap perkembangan kognisi tersebut yaitu: 1 Tahap sensomotorikinstingtif 0-2 tahun, segala tindakan bergantung melalui inderawi; 2 Tahap pra- operasionalintuitif 2-7 tahun, individu tidak ditentukan oleh pengamatan inderawi saja, tetapi juga oleh intuisi; 3 Tahap konkret operasional 7-11 tahun, individu sudah memahami hubungan fungsional, cara berpikir individu dalam tahap ini masih konkret belum mengerti sesuatu yang bersifat abstrak; serta 4 Tahap formal operasional 11 tahun ke atas, individu mengembangkan pikiran formalnya, mereka bisa mencapai logika dan rasio serta dapat menggunakan abstraksi. Berdasarkan tahap-tahap perkembangan yang diungkapkan oleh Piaget, siswa yang duduk di bangku sekolah dasar berada dalam tahap operasional konkret. Karakteristik siswa yang berada pada tahap operasional konkret lebih bersifat kritis, mereka lebih banyak dapat mempertimbangkan suatu situasi daripada hanya memfokuskan pada suatu aspek. Anak dapat berpikir secara logik 17 daripada waktu mereka masih muda. Melihat karakteristik siswa yang berada pada tahap operasional konkret, perlu adanya strategi pembelajaran yang dapat menjadikan siswa menjadi lebih kritis. Melalui strategi card sort ini siswa akan menjadi lebih kritis terutama dalam hal mencari kartu yang sama atau cocok dengan yang dimilikinya. Selain itu, siswa juga lebih kritis dalam hal mengoreksi jawaban dari hasil kelompok yang telah presentasi. Sumantri dan Syaodih 2007: 6.3 mengemukakan empat karakteristik anak SD, yaitu: 1 Senang bermain, karakteristik ini menuntut guru sekolah dasar untuk mengembangkan model pembelajaran yang menyenangkan. Guru dituntut untuk dapat merancang strategi pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya; 2 Senang bergerak, anak SD sangat aktif dalam bergerak. Mereka dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Karakteristik siswa tersebut menuntut guru untuk merancang suatu strategi pembelajaran yang melibatkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran; 3 Senang bekerja dalam kelompok, anak lebih senang bergaul dengan teman sebayanya. Karakteristik ini menuntut guru untuk merancang pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kelompok. Melalui belajar kelompok inilah, siswa akan belajar aspek-aspek penting dalam proses sosialisasi; serta 4 Senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung, mereka berusaha menghubungkan konsep-konsep yang sebelumnya telah dikuasai dengan konsep- konsep yang baru dipelajarinya. Oleh sebab itu, guru perlu merancang strategi pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. 18 Berdasarkan karakteristik siswa sekolah dasar tersebut, sebagai seorang guru tentu harus mampu membuat suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, agar siswa tidak merasa jenuh dan bosan saat pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk aktif bergerak. Salah satu strategi yang dapat memungkinkan siswa untuk aktif bergerak yaitu strategi card sort. Dalam strategi card sort gerakan fisik mendominasi proses pembelajaran, sehingga dapat mendinamiskan kelas yang semula jenuh atau bosan. Selain itu, anak usia sekolah dasar cara berpikirnya masih konkret, sehingga dibutuhkan media pembelajaran konkret yang dapat menunjang proses pembelajaran. Dalam strategi card sort ini, media pembelajaran konkret yang digunakan yaitu berupa kartu yang berisi informasi-informasi yang sesuai dengan materi. Dengan media kartu ini, diharapkan dapat memudahkan siswa untuk mengingat materi-materi yang telah disampaikan. Apabila proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, maka tujuan pembelajarannya pun akan tercapai.

2.1.5. Strategi Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran aktif metode card sort pada materi PAI dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Darul Ma'arif Jakarta Selatan

1 13 168

KEEFEKTIFAN MODEL MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PEKAUMAN 2 KOTA TEGAL

6 26 257

KEEFEKTIFAN MODEL POE DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI BENTUK ENERGI PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PEKAUMAN 2 KOTA TEGAL

1 25 268

KEEFEKTIFAN MODEL PAIR CHECK DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA PESERTA DIDIK KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI KARANGKEMIRI KABUPATEN BANYUMAS

0 19 251

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL INDEX CARD MATCH PADA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI TEGALWANGI 02 KABUPATEN TEGAL

0 3 295

Keefektifan Strategi Crossword Puzzle pada Hasil Belajar IPS Materi Perkembangan Teknologi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Jatimulya 02 Suradadi Tegal

1 19 197

PENERAPAN STRATEGI CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PELAJARAN IPS PADA SISWA Penerapan Strategi Card Sort Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pelajaran Ips Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Karanganyar Tahun Pelajaran

0 1 13

PENERAPAN STRATEGI CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PELAJARAN IPS PADA SISWA Penerapan Strategi Card Sort Untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pelajaran Ips Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 02 Ngringo Karanganyar Tahun Pelajaran

0 2 12

KEEFEKTIFAN STRATEGI MULTIPLE INTELLIGENCES PADA PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR.

0 1 7

Meningkatkan Aktivitas bertanya Siswa Menggunakan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Card Sort pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar - Repository Unja

0 0 15