Tindakan Komisi Yudisial Dalam Menangani Pelanggaran Kode Etik dan

e. Membuat laporan hasil pemeriksaan yang berupa rekomendasi dan disampaikan kepada Mahkamah Agung serta tindasannya kepada Presiden dan DPR. Pelanggaran terhadap perilaku hakim yang serius yakni pelanggaran dengan ancaman hukuman pemecatan, disediakan forum pembelaan diri melalui Majelis Kehormatan Hakim yang terbuka untuk publik. Sidang Majelis Kehormatan Hakim yang terbuka pada saat ini merupakan suatu kemajuan jika dibandingkan dengan proses serupa pada masa lampau yang tertutup dan didominasi oleh Mahkamah Agung. Melalui majelis ini, Hakim bisa diberhentikan dengan hormat dan secara tidak hormat apabila memenuhi syarat-syarat pemberhentian sesuai Pasal 23 ayat 2 Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi. Upaya untuk menjalankan efektifitas penegakkan kode etik dan perilaku hakim maka Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial mengeluarkan Peraturan Bersama Nomor 02PBMAIX2012 dan 02PBP.KY092012 Tentang Panduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim. Sebelumnya Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial sudah mengeluarkan Keputusan Bersama Nomor 047KMASKBIV2009 dan 02SKBP.KYIV2009 Tentang Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim, namun karena keputusan bersama tersebut belum terlalu berpengaruh terhadap perilaku hakim, maka dikeluarkan peraturan bersama tersebut. Di dalam Panduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim didasarkan pada prinsip-prinsip yaitu: a. Independensi hakim dan pengadilan b. Praduga tidak bersalah c. Penghargaan terhadap profesi hakim dan pengadilan d. Transparansi; e. Akuntabilitas; f. Kehati-hatian dan Kerahasiaan g. Obyektivitas h. Efektivitas dan efisiensi i. Perlakuan yang sama; dan j. Kemitraan. 70 Dan dari prinsip-prinsip dasar kode etik dan pedoman perilaku hakim yang di implementasikan dalam 10 aturan perilaku itu berisi penerapannya juga kewajiban dan larangan untuk hakim yaitu: a. Berperilaku adil, b. Berperilaku jujur, c. Berperilaku arif dan bijaksana, d. Bersikap mandiri, e. Berintegritas tinggi, f. Bertanggung jawab, g. Menjunjung tinggi harga diri, h. Berdisiplin tinggi, 70 Pasal 3 ayat 1 Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Komisi Yudisial Nomor 02PBMAIX2012 dan 02PBP.KY092012 Tentang Panduan Penegakan Kode Etik Dan Pedoman Perilaku Hakim i. Berperilaku rendah hati, dan j. Bersikap profesional. 71 Adapun yang dimaksud dengan adil bermakna menempatkan sesuatu pada tempatnya dan memberikan yang menjadi haknya, yang didasarkan pada suatu prinsip bahwa semua orang sama kedudukannya di depan hukum. Dengan demikian, tuntutan yang paling mendasar dari keadilan adalah memberikan perlakuan dan memberi kesempatan yang sama equality and fairness terhadap setiap orang. Oleh karenanya, seseorang yang melaksanakan tugas atau profesi di bidang peradilan yang memikul tanggung jawab menegakkan hukum yang adil dan benar harus selalu berlaku adil dengan tidak membeda-bedakan orang. Kejujuran bermakna dapat dan berani menyatakan bahwa yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Kejujuran mendorong terbentuknya pribadi yang kuat dan membangkitkan kesadaran akan hakekat yang hak dan yang batil. Dengan demikian, akan terwujud sikap pribadi yang tidak berpihak terhadap setiap orang baik dalam persidangan maupun diluar persidangan. Arif dan bijaksana bermakna mampu bertindak sesuai dengan norma- norma yang hidup dalam masyarakat baik norma-norma hukum, norma-norma keagamaan, kebiasan-kebiasan maupun kesusilaan dengan memperhatikan 71 Pasal 4 Peraturan Bersama Ketua Mahkamah Agung dan Ketua Komisi Yudisial Nomor 02PBMAIX2012 dan 02PBP.KY092012 Tentang Panduan Penegakan Kode Etik Dan Pedoman Perilaku Hakim