Penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Sutarman karena banyak murid yang tidak merokok jarang melakukan olah raga untuk meningkatkan daya tahan
kardiovaskuler, yang merupakan komponen kesegaran jasmani.
5.6. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Kesegaran Jasmani
Berdasarkan hasil analisis dengan uji Chi-Square dapat dilihat bahwa dari murid-murid yang memiliki kebiasaan sarapan pagi yang baik lebih yang memiliki
kesegaran jasmani yang kurang. Hasil uji statistik dengan Chi-Square, namun karena adanya expected count pada tabel 2 x 2 yang kurang dari 5 maka nilai p dilihat pada
Exact Fisher. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara kebiasaan sarapan pagi dengan kesegaran jasmani, dengan taraf signifikan p = 1,000 p 0,05.
Penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Khomsan 2002, sarapan pagi adalah suatu kegiatan yang penting sebelum melakukan aktivitas fisik pada hari itu.
Sarapan sehat seyogyanya mengandung unsur empat sehat lima sempurna. Ini berarti kita benar-benar telah mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan
energi yang cukup. Hasil penelitian ini tidak sejalan karena sebagian besar murid di SMP St.
Thomas 3 Medan masih ada yang mengonsumsi sarapan pagi dengan makanan yang tidak lengkap, seperti nasi dan lauk, nasi dan sayur atau pun hanya makan roti.
Bahkan, ada murid yang hanya minum susu atau pun teh manis sebagai sarapan pagi. Padahal aktivitas yang mereka lakukan di pagi hari, terutama di sekolah,
membutuhkan energi yang banyak sehingga tidak mencukup kebutuhan energi untuk melakukan aktivitas secara maksimal.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini juga tidak sejalan dengan hasil penelitian Sudrajat 2009, yang melakukan penelitian pada anak sekolah dasar SD, menyimpulkan bahwa ada
hubungan antara kontribusi energi dari sarapan pagi dengan tingkat kesegaran jasmani.
Hal ini disebabkan murid-murid masih ada yang tidak menngonsumsi makanan utama, seperti lontong, nasi gurih dan nasi soto untuk sarapan di pagi hari
sehingga energi yang diperoleh dari makanan tidak memenuhi kebutuhan mereka untuk melakukan aktivitas secara maksimal atau tanpa merasa kelelahan.
Namun, penelitian sejalan dengan hasil penelitian Ferry 2004, yang melakukan penelitian pada atlet sepak bola PS. Semen Padang Devisi Utama PSSI
Liga Bank Mandiri Tahun 2003. Peneliti melakukan tes daya tahan jantung paru untuk mengetahui kesegaran jasmani para atlet. Hasil penelitian tersebut menyatakan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pola konsumsi karohidrat dan pola konsumsi lemak dengan daya tahan jantung paru. Penelitian ini sejalan karena
makanan yang dikonsumsi murid untuk sarapan tidak menyumbangkan cukup energi untuk mereka melakukan aktivitas secara maksimal.
Universitas Sumatera Utara
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN