Kemudahan Pengerjaan Workability Beton Segar Fresh Concrete

35

2.2.6.1 Kemudahan Pengerjaan Workability

Kelecakan adalah kemudahan mengerjakan beton, dimana menuang placing dan memadatkan compacting tidak menyebabkan munculnya efek negatif berupa pemisahan segregation dan pendarahan bleeding. Kemudahan pengerjaan dapat dilihat dari nilai slump yang identik dengan tingkat keplastisan beton. Semakin plastis beton maka semakin mudah pengerjaannya. Unsur-unsur yang mempengaruhi kemudahan pengerjaan antara lain: a. Jumlah air pencampur Semakin banyak air semakin mudah untuk dikerjakan. Namun, jumlahnya tetap harus diperhatikan agar tidak terjadi segregasi. b. Kandungan semen Penambahan semen ke dalam campuran juga memudahkan cara pengerjaan adukan betonnya, karena pasti diikuti dengan penambahan air campuran untuk memperoleh nilai f.a.s faktor air semen tetap. c. Gradasi campuran pasir-kerikil Bila campuran pasir dan kerikil mengikuti gradasi yang telah disarankan oleh peraturan maka adukan beton akan mudah dikerjakan. Gradasi adalah distribusi ukuran dari agregat berdasarkan hasil persentase berat yang lolos pada setiap ukuran saringan dari analisa saringan. d. Bentuk butiran agregat kasar Agregat berbentuk bulat-bulat lebih mudah untuk dikerjakan. e. Butir maksimum f. Cara pemadatan dan alat pemadat UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 36 Bila cara pemadatan dilakukan dengan alat getar maka diperlukan tingkat kelecakan yang berbeda, sehingga diperlukan jumlah air yang lebih sedikit daripada jika dipadatkan dengan tangan. Konsistensikelecakan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump yang didasarkan pada ASTM C 143-74 dan SNI 03-1972-1990. Pengujian slump adalah pengujian paling sederhana dan yang paling sering dilakukan. karena kelecakkan beton segar sering diidentikkan dengan slumpnya. Percobaan ini menggunakan corong baja yang berbentuk konus berlubang pada kedua ujungnyadan dilengkapi kuping untuk mengangkat beton segar, yang disebut kerucut Abrams. Bagian bawah berdiameter 20 cm, bagian atas berdiameter 10 cm, dan tinggi 30 cm disebut sebagai kerucut Abrams, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1. Gambar 2.1 Kerucut Abrams Bila tidak terjadi crumbling atau collapse maka diindikasikan slump mengalami kelembutan softness sebagai lawan kekakuan stiffness dari campuran. Runtuh collapse sering terjadi pada beton yang kurang pasir lean, UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 37 menandakan rendahnya kohesi dan rendahnya kemampuan beton segar untuk berderformasi plastis. Kelemahan uji slump adalah tidak dapat mengukur kelecakkan campuran beton yang kaku. Untuk beton yang kaku, lebih tepat bila menggunakan uji faktor kepadatan compacting factor test.

2.2.6.2 Pemisahan Kerikil Segregation