Sebuah bank yang memiliki kelebihan cadangan minimumdisebut juga dengan excess reserves. Excess Reserve dapat mempengaruhi money supply, sebagai
contoh jika reserve requirement adalah 10, sebuah bank yang menerima deposito sebesar 100 bisa meminjamkan 90 dari deposito tersebut kepada orang lain,
kemudian peminjam tersebut menuliskan sebuah check kepada orang lain lagi yang kebetulan juga mempunyai deposito sebesar 90 di bank, bank yang menerima
deposito tersebut dapat meminjamkan uang sebesar 81. Ketika proses ini terus berlanjut, banking system dapat berkembang menjadi adanya excess reserves dari 90
menjadi maximum 1,000 100+90+81+72.90+...=1,000, atau kita ringkas uang 100 dengan GWM 10 dapat menjadi 1000 1000.10=1000. Sebaliknya
dengan reserve requirement 20, banking system akan dapat berkembang dari deposito 100 hingga maximum 100+80+64+51.20+...=500, atau
1000.20=500. Sehingga dapat kita simpulkan bahwa semakin tinggi reserve requirements akan menghasilkan berkurangnya money creation dan akibatnya
semakin berkurang economic activity.
2.7. Non-performing loan
Sebuah non-performing loan adalah sebuah loan yang berada dalam keadaan default atau mendekati default atau sering disebut juga kredit macet. Banyak loans
menjadi non-performing setelah berada dalam posisi default selama 3 bulan, tetapi tegantung pada terminologi kontrak pinjaman masing masing.
Universitas Sumatera Utara
Sebuah loan dikatakan non-performing bila pembayaran bunga dan pokok hutang lewat dari 90 hari atau lebih, atau setidaknya 90 hari pembayaran bunga sudah
di capitalized, refinanced atau di delayed melalui agreement, atau pembayaran minimum hutang sudah melewati 90 hari, dan adanya kesangsian bank bahwa
nasabah tersebut akan mampu melunasi hutangnya.
2.8. Proses Fungsi Intermediasi
Fungsi intermediasi bank dapat dijelaskan dengan hubungan empat neraca, yaitu: 1 neraca pemerintah, 2 neraca rumah tangga, 3 neraca perusahaan, dan 4
neraca bank. Neraca pemerintah dibiayai penerbitan sekuritas dan cadangan kas atau uang inti. Sekuritas pemerintah dan deposit merupakan aktiva rumahtangga. Deposit
merupakan kewajiban lembaga keuangan bank dan ditransformasi menjadi aktiva dengan portofolio cadangan kas dan kredit. Cadangan kas merupakan giro wajib
minimum yang dapat digunakan membiayai defisit pemerintah, dan kredit digunakan untuk membiayai investasi perusahaan. Proses fungsi intermediasi perbankan
ditunjukkan pada Gambar 2.1.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Proses Fungsi Intermediasi Perbankan 2.9. Pendekatan Intermediasi Bank
Pendekatan intermediasi didasarkan pada manajemen risiko dan proses informasi. Pendekatan ini diperkenalkan oleh Mester 2000, yang menemukan fakta
inefisiensi-N dalam tabungan reksa dana dan pinjaman pada tahun 1999 di California Amerika Serikat. Idenya adalah pemisahan antara pemilik dan manajer yang
dirumuskan dalam dua tahap permainan, dimana bank memutuskan apakah ATMs akan compatible dan compete dengan tingkat deposit. Misalkan jumlah bank ada tiga,
laba bank pada kasus dimana keputusan ATMs incompatible dan compete masing- masing adalah
3
2
TCS BIR
DEP PRO
+ =
dan BIR
DEP PRO
2
3 =
......................... 2.17
Pemerintah atau Otoritas Moneter
Defisit [DEF] Sekuritas [
∆BON]
Rumahtangga
Sekuritas [ ∆BON]
Tabungan
Perusahaan
Pinjaman Bank Investasi [INV]
Uang Inti [ ∆M0]
Deposit
Lembaga Keuangan bank
Universitas Sumatera Utara
dimana TCS = parameter biaya transportasi. Persamaan 2.17 menjelaskan bahwa bank compatible selalu mendominasi bank incompatible jika TCS
0. Deposan akan menerima manfaat BTM dengan adanya ATMs pada waktu penarikan kas. Jika dua
bank compatible dan satu bank lagi incompatible maka laba dua bank compatible masing-masing adalah
+ −
− ×
= 3
1 2
2 1
1 1
GWM RDE
RDE RDE
BIR DEP
PRO
+ +
− −
× +
2
3 1
1
TCS GWM
BTM RDE
RDE RDE
BIR DEP
.............. 2.18A
+ +
− −
− ×
= 3
1 2
2
2 1
3 3
3
TCS GWM
RDE RDE
RDE RDE
BIR DEP
PRO
+ −
× −
2 2
3
TCS GWM
BTM RDE
BIR DEP
...................... 2.18B
Keseimbangan Nash 1999, dimana bank ke-1 dan bank ke-2 adalah simetris, masing-masing adalah
] 2
5 [
3 ]
5 3
[
2 1
TCS BIR
BTM TCS
BIR BTM
RDE BIR
RDE BIR
+ ×
+ +
= −
= −
2.19A
] 2
5 [
3 2
3 5
3
TCS BIR
TCS BIR
BTM TCS
BIR TCS
BIR RDE
BIR +
+ −
+ +
= −
2.19B Persamaan 2.19A menjelaskan bahwa bank compatible dengan keputusan
peningkatan jumlah ATMs BTM akan meningkatkan perbedaan antara tingkat bunga bank sentral dengan tingkat bunga deposit, sehingga laba bank compatible naik
dengan peningkatan jumlah ATMs. Sebaliknya bank incompatible, keputusan
Universitas Sumatera Utara
peningkatan ATMs akan meningkat perbedaan antara tingkat bunga bank sentral dengan tingkat bunga deposit, sehingga laba bank incompatible turun dengan
peningkatan jumlah ATMs. Hasil studi Berger and Young 2006 menunjukkan hubungan kualitas,
efisiensi biaya dan modal bank. Studi ini mendukung hipotesis “bad luck”, bahwa peningkatan jumlah ATMs akan meningkatkan pengeluaran untuk monitoring.
Mereka juga menemukan bahwa penurunan rasio modal bank secara umum menghasilkan peningkatan NPLs. Hal ini berarti keputusan peningkatan portofolio
berisiko dari kapitalisasi bank mungkin dapat merespons insentif moral hazard.
2.10. Penelitian Terdahulu