Kredit Modal Kerja TINJAUAN PUSTAKA

ad. 8 Untuk meningkatkan hubungan internasional Negara-negara yang kuat ekonominya banyak memberikan bantuan kepada negara-negara yang sedang berkembang dalam bentuk bantuan kredit. Melalui bantuan kredit antara negara maka lalu lintas pembayaran internasional dapat terarah dan hubungan perekonomian secara perdagangan dapat berjalan dengan lancar.

B. Kredit Modal Kerja

Pengertian kredit modal kerja menurut Dendawijaya 2001 : 27 : “Kredit modal kerja adalah kredit yang diberikan kepada nasabah debitur untuk melayani kebutuhan modal kerja debitur”. Kredit modal kerja juga merupakan kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Kriteria dari modal kerja yaitu kebutuhan modal yang habis dalam satu cycle usahanya, hal ini dilihat dalam neraca suatu perusahaan akan uang kasbank ditambah dengan piutang dagang ditambah dengan persediaan baik persediaan barang jadi, persediaan bahan dalam proses, persediaan bahan baku. Dan apabila yang dibicarakan modal kerja bersih maka dikurangi lagi dengan current liabilities-nya. Dalam praktik sehari-hari sering terjadi kesalahan dalam klasifikasi modal kerja ini antara lain : uang muka untuk pembelian mesin yang diimpor juga dimasukkan dalam modal kerja, hal ini sebetulnya tidak benar karena uang muka ini dalam perputarannya tidak akan Universitas Sumatera Utara kembali ke kas lagi akan tetapi menjadi aktiva tetap yaitu mesin yang dibelinya. Konsep modal kerja mengandung arti sejumlah dana yang diperlukan untuk membiayai operasional perusahaan yang berhubungan dengan pengadaan barang maupun proses produksi sampai dengan barang tersebut terjual atau sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang diperlukan untuk melayani kebutuhan modal kerja debitur. Dalam menjalankan kegiatan operasi perusahaan sehari-hari, pihak manajemen akan membutuhkan dana yang cukup untuk menjamin kontinuitas operasinya tersebut. Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : Menurut Syahyunan 2004 : 40 faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja adalah : 1. volume penjualan, 2. besar kecilnya skala usaha perusahaan, 3. aktivitas perusahaan, 4. perkembangan teknologi, 5. sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas. ad. 1. Volume penjualan Volume penjualan merupakan faktor yang sangat penting yang mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Karena apabila penjualan meningkat maka kebutuhan modal kerja pun akan meningkat, demikian pula sebaliknya. Universitas Sumatera Utara ad. 2. Besar kecilnya skala usaha perusahaan Kebutuhan modal kerja pada perusahaan besar sangat berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi karena perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat lebh luasnya sumber-sumber pembiayaan yang tersedia dibandingkan dengan perusahaan kecil yang sangat tergantung hanya pada beberapa sumber saja. ad. 3. Aktivitas perusahaan Perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan, sedangkan perusahaan yang menjual barang secara tunai tidak memiliki piutang dagang. Hal ini mempengaruhi tingkat perputaran dan jumlah modal kerja suatu perusahaan. Demikian pula dengan syarat pembelian dan waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan dijual. ad. 4. Perkembangan teknologi Kemajuan teknologi, khususnya yang berhubungan dengan proses produksi akan mempengaruhi kebutuhan modal kerja. Otomatis yang mengakibatkan proses produksi lebih cepat membutuhkan persediaan bahan baku yang lebih banyak agar kapasitas maksimum dapat tercapai. Selain itu akan membuat perusahaan mempunyai persediaan barang jadi dalam jumlah yang lebih banyak pula. Universitas Sumatera Utara Ad. 5. Sikap perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas Adanya biaya dari semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi dengan menahan uang kas dan persediaan barang yang lebih besar akan membuat perusahaan lebih mampu untuk membayar transaksi- transaksi yang dilakukan dan resiko kehilangan pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang cukup. Adapun tujuan yang diberikan kredit modal kerja adalah untuk meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif maupun kualitatif. Peningkatan kuantitatif produksi dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan peningkatan kualitatif dimaksudkan untuk meningkatkan mutu atau kualitas produk yang dihasilkan.

C. Pelaksanaan Prosedur Pemberian Kredit Modal Kerja