5.1.2. Data kuesioner faktor –faktor yang mempengaruhi kompetensi SDM. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari hasil kuesioner terhadap 25 orang
yang merupakan susunan para staff yang ada di PT. Growth Sumatra Industry diperoleh tabulasi Jawaban sebagai berikut yang terlihat pada Lampiran 2.
5.2. Pengolahan Data
5.2.1. Uji validitas dan reliabilitas 1. Uji validitas.
Berdasarkan hasil tabulasi skor setiap pertanyaan untuk masing–masing responden kemudian dilakukan perhitungan perhitungan koefisien korelasi .
Untuk mengetahui item pertanyaan mana yang tidak memiliki validitas yang memadai maka batas minimum r adalah 0,396. Bila dalam kuesioner ada item
pertanyaan faktor yang mendapat koefisien korelasi 0,396 maka pertanyaan tersebut diperbaiki atau dihilangkan dari kuesioner. Dalam penelitian ini, uji validitas
dilakukan dengan menggunakan software SPPS versi 19. Perhitungan validitas dapat dilihat pada Lampiran 2.
Pada Lampiran 2 dapat dilihat bahwa seluruh item pertanyaan memiliki nilai correlated item faktor -total correlation r
hitung
r
tabel
sehingga semua item pertanyaan dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian, serta dapat
dilakukan langkah berikutnya yaitu uji reliabilitas. Rangkuman perhitungan koefisien korelasi untuk tiap butir pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7. Uji validitas butir pertanyaan Atribut
r–tabel r –hitung
Kesimpulan Pertanyaan 1
0,396 0,557
Valid Pertanyaan 2
0,396 0,564
Valid Pertanyaan 3
0,396 0,728
Valid Pertanyaan 4
0,396 0,507
Valid Pertanyaan 5
0,396 0,696
Valid Pertanyaan 6
0,396 0,619
Valid Pertanyaan 7
0,396 0,614
Valid Pertanyaan 8
0,396 0,559
Valid Pertanyaan 9
0,396 0,765
Valid Pertanyaan 10
0,396 0,600
Valid Pertanyaan 11
0,396 0,635
Valid Pertanyaan 12
0,396 0,600
Valid Pertanyaan 13
0,396 0,431
Valid Pertanyaan 14
0,396 0,431
Valid Pertanyaan 15
0,396 0,510
Valid Pertanyaan 16
0,396 0,694
Valid Pertanyaan 17
0,396 0,535
Valid Pertanyaan 18
0,396 0,736
Valid Pertanyaan 19
0,396 0,693
Valid Pertanyaan 20
0,396 0,706
Valid Pertanyaan 21
0,396 0,631
Valid Pertanyaan 22
0,396 0,603
Valid Pertanyaan 23
0,396 0,472
Valid Pertanyaan 24
0,396 0,672
Valid Pertanyaan 25
0,396 0,542
Valid
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Reabilitas. .
Pengujian reliabilitas untuk data kinerja dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach.
n n
x x
x 2
2 2
∑ ∑
− =
σ .................................... 5.1
Keterangan:
2 x
σ = Nilai varians masing-masing butir pertanyaan. n
= Jumlah responden. contoh untuk nilai varians butir 1, yaitu:
36 ,
1 25
25 210
- 1798
2 2
= =
x
σ
Dengan menggunakan cara yang sama, maka nilai varians butir 1 sampai dengan 5 dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8. Perhitungan Varians Tiap Butir Pertanyaan Dimensi Pelayanan
Nilai Varians 1. Motivasi
1,36 2. Konsep Diri
2,21 3. Sikap
1,52 4. Pengetahuan
1,52 5. Keterampilan
1,23 Sumber: hasil pengolahan data
Universitas Sumatera Utara
1279,65 1279,65
- 25
25 1003
- 8249
total varians
84 ,
7 23
, 1
... 21
, 2
1,36 ...
2 2
2 5
2 2
2 1
2
= =
= =
+ +
+ =
+ +
+ =
∑ ∑
b b
σ σ
σ σ
σ
Dimasukkan ke rumus Alpha Cronbach,
993 ,
65 ,
1279 84
, 7
1 1
12 12
1 1
2 2
=
−
− =
−
−
=
∑
t b
k k
r σ
σ
Nilai koefisien reliabilitas responden sebesar 0,993. Ada 2 cara untuk menilai apakah suatu instrument memiliki tingkat reliabilitas
yang tinggi, yaitu: 1. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien
yang diperoleh 0,60. 2. Dari tabel kritis koefisien korelasi r Pearson.
Dari pengolahan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh data responden yang didapatkan adalah reliabel dalam arti dapat dipercaya kebenarannya
sebab nilai koefisien reliabilitas yang terukur 0,993 0,60.
Universitas Sumatera Utara
5.2.2. Uji koefisien korelasi. Uji korelasi digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel
motif, traits, self concept, knowledge, dan skill sebagai variabel independen terhadap variabel dependen kinerja SDM Y
1
Hubungan korelasi antara variabel terikat dengan variabel bebas: . Uji korelasi dilakukan dengan menggunakan
software SPSS versi 19, dengan hasil terlampir pada Lampiran 2. Gambar 5.2 menunjukkan hasil akhir dari perhitungan korelasi tiap variabel dependen terhadap
variabel independen.
Motif X
1
Kinerja SDM Y
Traits X
2
Self Concept X
3
Knowledge X
4
Skill X
5
r
1,5
= 0,891 r
1,4
= 0,703 r
1,3
= 0,632 r
1,2
= 0,459 r
1,1
= 0,619
Gambar 5.2. Hubungan Korelasi Antara Variabel Terikat Dengan Variabel Bebas
5.2.3. Uji Hipotesis Penelitian. Hipotesis yang akan diuji kebenarannya dalam penelitian ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. Hipotesis 1. Ho :
Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel motif dengan kinerja SDM.
H1 : Ada pengaruh signifikan antara variabel motif dengan kinerja
SDM. 2. Hipotesis 2.
Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel sikap dengan
kinerja SDM. H1 :
Ada pengaruh signifikan antara variabel faktor sikap dengan kinerja SDM.
3. Hipotesis 3. Ho :
Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel konsep diri dengan kinerja SDM.
H1 : Ada pengaruh signifikan antara variabel konsep diri dengan
kinerja SDM. 4. Hipotesis 4.
Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel pengetahuan
dengan kinerja SDM. H1 :
Ada pengaruh signifikan antara variabel pengetahuan dengan kinerja SDM.
5. Hipotesis 5. Ho :
Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel keterampilan dengan kinerja SDM.
H1 : Ada pengaruh signifikan antara variabel keterampilan dengan
kinerja SDM.
Universitas Sumatera Utara
6. Hipotesis 6. Ho :
Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel penelitian keterampilan, motif, pengetahuan, konsep diri, sikap dengan
kinerja SDM. H1 :
Ada pengaruh
signifikan antara variabel penelitian keterampilan, motif, pengetahuan, konsep diri, sikap dengan
kinerja SDM.
Pengujian hipotesis bertujuan untuk memberikan jawaban atas dugaan sementara mengenai pengaruh variabel independen, yaitu motivasi, sikap, konsep
diri, pengetahuan, dan keterampilan dengan variabel dependen berupa kinerja SDM. Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan cara parsial yang dilakukan dengan
menggunakan t-test dengan t ingkat kepercayaan 95 α = 0,05.
Pengujian hipotesis secara parsial dengan t-test yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9. Uji Hipotesis Secara Parsial Pernyataan
Hipotesis Variabel
t-hitung t-tabel
Keputusan Hipotesis 1
Motif X1 1,873
1,714 H
ditolak 2
Sikap X2 1,998
1,714 H
3 ditolak
Konsep diri X3 2,023
1,714 H
4 ditolak
Pengetahuan X4 2,787
1,714 H
5 ditolak
Keterampilan X5 2,643
1,714 H
ditolak
Nilai t-tabel diperoleh dari tabel distribusi dengan derajat kebebasan 23 dk = 25-2 dan
α = 0,05. Pengambilan keputusan hipotesis dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
membandingkan nilai t-hitung dan t-tabel . Nilai t-hitung masing-masing variabel tidak berada pada daerah penerimaan hipotesis -1,714 sampai 1,714. Dengan
demikian H
1
Pengujian hipotesis untuk mengetahui hubungan antara variabel dependen dan independen secara simultan dilakukan dengan f – test . Dari hasil pengujian dengan
menggunkan software SPSS dapat dilihat lampiran 8 diperoleh nilah f - hitung sebesar 40,086. Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan untuk menguji
pernyataan hipotesis 6. Tabel 5.10 menunjukkan hipotesis secara simultan untuk melihat apakah variabel independen secara bersama –sama memiliki pengaruh
signifikan terhadap kinerja SDM. seluruhnya diterima yang artinya ada pengaruh signifikan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
Tabel 5.10. Uji Hipotesis Secara Simultan Pernyataan
hipotesis Variabel
F – hitung
F – tabel
Keputusan hipotesis
6 Motif X1, sikap X2, konsep
diriX3, pengetahuan X4, ketrampilan X5
40,086 2,652
Ho ditolak
Pengambilan keputusan hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai f – hitung dan f –tabel. Nilai f –tabel diperoleh dari distribusi – f dengan derajat
kebebasan untuk pembilang dk
1
= 5 , derajat kebebasan untuk penyebut dk
2
Penolakan Ho dikarenakan nilai f –hitung lebih besar dari f –tabel 40,086 2,652 . Maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen. = 24
dan α = 0,05 yaitu sebesar 2,652.
Universitas Sumatera Utara
5.2.4. Pembobotan Faktor kompetensi SDM. Adapun kuesioner pembobotan antar Faktor dapat dilihat pada Lampiran 2.
5.2.5. Perhitungan Rata-rata Pembobotan antar WC Perhitungan rata-rata pembobotan antar WC adalah dengan menggunakan
rata-rata geometrik.. Berikut ini adalah contoh perhitungan rata-rata geometrik untuk WC Alternatif antara EAF dengan LF.
Responden 1 : 15 Responden 2 : 5
Responden 3 : 1
Maka rata-rata geometriknya adalah: 1,9948
7 9
1 1
5 5
1
6
= =
Perhitungan rata-rata pembobotan dapat dilihat pada Tabel 5.11. Tabel 5.11. Perhitungan Rata-rata Pembobotan antar WC
WC EAF
LF CCM
RF RM
EAF 1,0000
1,9948 2,6085
5,4258 3,2666
LF 0,5013
1,0000 0,7873
1,4422 1,4422
CCM 0,3834
1,2702 1,0000
3,0429 1,3077
RF 0,1843
0,6934 0,3286
1,0000 0,7647
RM 0,3061
0,6934 0,7647
1,3077 1,0000
Jumlah 2,3751
5,6517 5,4891 12,2186 7,7812
Keterangan: diperoleh dari perhitungan rata-rata geometrik kriteria.
Perhitungan rata-rata pembobotan untuk WC EAF alternatif dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.12 Perhitungan Rata-Rata Pembobotan untuk WC EAF Alternatif Kriteria
Kriteria Fisik Kriteria Mental Kriteria Waktu Kriteria Fisik
1,0000 0,5459
0,4174 Kriteria Mental
1,8320 1,0000
1,7321 Kriteria Waktu
2,3956 0,5774
1,0000 Keterangan: diperoleh dari perhitungan rata-rata geometrik
alternatif untuk WC EAF.
Perhitungan rata-rata pembobotan untuk WC LF Alternatif dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Perhitungan Rata-Rata Pembobotan untuk WC LF Alternatif
Kriteria Kriteria Fisik Kriteria Mental Kriteria Waktu
Kriteria Fisik 1,0000
0,9067 0,6287
Kriteria Mental 1,1029
1,0000 1,7321
Kriteria Waktu 1,5907
0,5774 1,0000
Jumlah 3,6936
2,4840 3,3607
Keterangan: diperoleh dari perhitungan rata-rata geometrik alternatif untuk WC LF.
Perhitungan rata-rata pembobotan untuk WC CCM alternatif dapat dilihat pada Tabel. 5.14.
Tabel 5.14. Perhitungan Rata-Rata Pembobotan untuk WC CCM Alternatif
Kriteria Kriteria Fisik Kriteria Mental Kriteria Waktu
Kriteria Fisik 1,0000
0,9873 1,3077
Kriteria Mental 1,0129
1,0000 1,5704
Kriteria Waktu 0,7647
0,6368 1,0000
Keterangan: diperoleh dari perhitungan rata-rata geometrik alternatif untuk WC CCM.
Perhitungan rata-rata pembobotan untuk WC RF alternatif dapat dilihat pada Tabel 5.15.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.15. Perhitungan Rata-Rata Pembobotan untuk WC RF alternatif
Kriteria Kriteria Fisik Kriteria Mental Kriteria Waktu
Kriteria Fisik 1,0000
0,8327 2,4662
Kriteria Mental 1,2009
1,0000 1,5704
Kriteria Waktu 0,4055
0,6368 1,0000
Keterangan: diperoleh dari perhitungan rata-rata geometrik alternatif untuk WC RF
Perhitungan rata-rata pembobotan untuk kriteria RM alternatif dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16. Perhitungan Rata-Rata Pembobotan Untuk Kriteria RM Alternatif
Kriteria Kriteria Fisik Kriteria Mental Kriteria Waktu
Kriteria Fisik 1,0000
1,3077 1,4239
Kriteria Mental 0,7647
1,0000 1,8860
Kriteria Waktu 0,7023
0,5302 1,0000
Keterangan: diperoleh dari perhitungan rata-rata geometrik alternatif untuk WC RM
5.2.6. Perhitungan Bobot Parsial Dan Konsistensi Matriks.
Perhitungan bobot parsial dan konsistensi matriks merupakan perhitungan rasio konsistensi menggunakan rumus-rumus yang disajikan secara jelas sebagai
berikut: f.
Perhitungan rasio konsistensi. Rasio konsistensi = matriks perhitungan rata-rata pembobotan
vektor bobot tiap baris. g. Perhitungan konsistensi vektor.
konsistensi vektor = rasio konsistensi bobot parsial tiap baris.
Universitas Sumatera Utara
h. Rata-rata entri
maks
λ
.
maks
λ
=
n Vektor
i Konsistens
n i
∑
=1
i. Consistency Index CI.
1 n
n CI
maks
− −
λ =
j. Consistency Ratio CR.
Index y
Consistenc Random
CI CR
=
dimana jawaban responden akan konsisten jika CR ≤ 0,
1, dengan Random Index RI n = 3 adalah 0.58 nilai diperoleh dari tabel Random
Index. 5.2.6.1. Alternatif
Untuk mendapatkan jumlah matriks pada Tabel 5.17, maka dijumlahkan semua nilai-nilai di setiap kolom matriks komparasi pasangan.
Tabel 5.17. Jumlah Perhitungan Rata-rata Pembobotan Antar WC WC
EAF LF
CCM RF
RM EAF
1,0000 1,9948
2,6085 5,4258
3,2666 LF
0,5013 1,0000
0,7873 1,4422
1,4422 CCM
0,3834 1,2702
1,0000 3,0429
1,3077 RF
0,1843 0,6934
0,3286 1,0000
0,7647 RM
0,3061 0,6934
0,7647 1,3077
1,0000 Jumlah
2,3751 5,6517
5,4891 12,2186 7,7812
Berikutnya, dibagi masing-masing angka di setiap sel dengan jumlah kolom masing-masing dan menghasilkan matriks normalisasi dimana angka di setiap kolom
Universitas Sumatera Utara
berjumlah 1 satu. Sementara bobotnya diperoleh dengan menghitung rata-rata setiap baris yang didapat dengan cara menjumlahkan dan membaginya dengan jumlah data.
Matrik normalisasi dan rata-rata baris untuk WC Kriteria dapat dilihat pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18. Matrik Normalisasi dan Rata-rata Baris untuk WC Kriteria WC
EAF LF
CCM RF
RM Bobot Parsial
EAF 0,4210
0,3529 0,4752
0,4441 0,4198
0,4226 LF
0,2111 0,1769
0,1434 0,1180
0,1853 0,1670
CCM 0,1614
0,2247 0,1822
0,2490 0,1681
0,1971 RF
0,0776 0,1227
0,0599 0,0818
0,0983 0,0881
RM 0,1289
0,1227 0,1393
0,1070 0,1285
0,1253 Jumlah
1,0000 1,0000
1,0000 1,0000
1,0000 1,0000
Sumber: Diperoleh dari perhitungan matrik normalisasi dan rata-rata baris untuk WC Kriteria
Perhitungan Rasio Konsistensi CR:
=
6363 ,
4423 ,
0029 ,
1 8417
, 1568
, 2
1253 ,
0881 ,
1971 ,
1670 ,
4226 ,
1 1,3077
0,7647 6934
, 3061
, 7647
, 1
3286 ,
0,6934 1843
, 3077
, 1
3,0429 1
1,2702 3834
, 4422
, 1
1,4422 7873
, 1
5013 ,
2666 ,
3 5,4258
6085 ,
2 1,9948
1
2,15680,4226=5,1035 0,84170,1670=5,0411
1,00290,1971=5,0889 0,44230,0881=5,0229
0,63630,1253=5,0787
Universitas Sumatera Utara
0670 ,
5 5
3350 ,
25 5
0787 ,
5 5229
, 0889
, 5
0411 ,
5 1035
, 5
= =
+ +
+ +
=
maks
λ
dimana
1 −
− =
n n
Zmaks CI
dan
ex istencyInd
RandomCons CI
CR =
dengan Random Index RI dengan n= 5 adalah 1,12 diperoleh dari Tabel Random Index. Jika CR
≤ 0,1 maka jawaban responden konsisten. 0134
, 4
5 0670
, 5
= −
= CI
0150 ,
12 ,
1 0168
, =
= CR
Karena CR ≤ 0,1 maka jawaban responden konsisten.
5.2.6.1. Kriteria 5.2.6.1.1. Kriteria-Kriteria dari WC EAF
Jumlah perhitungan rata-rata pebobotan untuk Kriteria WC EAF kriteria dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19. Jumlah Perhitungan Rata-rata Pembobotan untuk Kriteria WC EAF Alternatif
Kriteria Kriteria
Fisik Kriteria
Mental Kriteria
Waktu Kriteria
Fisik 1,0000
0,5459 0,4174
Kriteria Mental
1,8320 1,0000
1,7321 Kriteria
Waktu 2,3956
0,5774 1,0000
Jumlah 5,2275
2,1232 3,1495
Matrik normalisasi dan rata-rata baris untuk Kriteria WC EAF kriteria dapat dilihat pada Tabel 5.20.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.20. Matrik Normalisasi dan Rata-rata Baris untuk Kriteria WC EAF Kriteria
Kriteria Kriteria
Fisik Kriteria
Mental Kriteria
Waktu Bobot Parsial
Kriteria Fisik
0,1913 0,2571
0,1325 0,1936
Kriteria Mental
0,3504 0,4710
0,5499 0,4571
Kriteria Waktu
0,4583 0,2719
0,3175 0,3492
Jumlah 1,0000
1,0000 1,0000
1,0000
Perhitungan Rasio Konsistensi CR:
=
0770 ,
1 4168
, 1
5890 ,
3492 ,
4571 ,
1936 ,
1 5774
, 3956
, 2
7321 ,
1 1
8320 ,
1 4174
, 5459
, 1
0,58900,1936=3,0414 1,41680,4571=3,0993
1,07700,3492=3,0840
0749 ,
3 3
2247 ,
9 3
0840 ,
3 0993
, 3
0414 ,
3 =
= +
+ =
maks
λ
dimana
1 −
− =
n n
Zmaks CI
ex istencyInd
RandomCons CI
CR =
dengan Random Index RI dengan n = 3 adalah 0,58 diperoleh dari Tabel Random Index. Jika CR
≤ 0,1 maka jawaban responden konsisten.
Universitas Sumatera Utara
0375 ,
2 3
0749 ,
3 =
− =
CI
0646 ,
58 ,
0375 ,
≈ =
CR
Karena CR ≤ 0,1 maka jawaban responden konsisten.
5.2.6.1.2. Kriteria-Kriteria dari WC LF. Jumlah perhitungan rata-rata pembobotan untuk Kriteria WC LF kriteria dapat
dilihat pada Tabel 5.21. Tabel 5.21. Jumlah Perhitungan Rata-rata Pembobotan untuk Kriteria WC
LF Alternatif Kriteria
Kriteria Fisik Kriteria Mental Kriteria Waktu Kriteria Fisik
1,0000 0,9067
0,6287 Kriteria Mental
1,1029 1,0000
1,7321 Kriteria Waktu
1,5907 0,5774
1,0000 Jumlah
3,6936 2,4840
3,3607
Matrik normalisasi dan rata-rata baris untuk Kriteria WC LF Alternatif dapat dilihat pada Tabel 5.22.
Tabel 5.22. Matrik Normalisasi dan Rata-rata Baris untuk Kriteria WC LF Alternatif Kriteria
Kriteria Fisik Kriteria Mental Kriteria Waktu Bobot Parsial Kriteria Fisik
0,2707 0,3650
0,1871 0,2743
Kriteria Mental 0,2986
0,4026 0,5154
0,4055 Kriteria Waktu
0,4307 0,2324
0,2976 0,3202
Jumlah 1,0000
1,0000 1,0000
1,0000
Perhitungan Rasio Konsistensi CR:
Universitas Sumatera Utara
=
9906 ,
2626 ,
1 8432
, 3202
, 4055
, 2743
, 1
5774 ,
5907 ,
1 7321
, 1
1 1029
, 1
6287 ,
9067 ,
1
0,84320,2743=3,0745 1,26260,4055=3,1136
0,99060,3202=3,0936
0939 ,
3 3
2818 ,
9 3
0936 ,
3 1136
, 3
0745 ,
3 =
= +
+ =
maks
λ
dimana
1 −
− =
n n
Zmaks CI
ex istencyInd
RandomCons CI
CR =
dengan Random Index RI dengan n = 3 adalah 0,58 diperoleh dari Tabel Random Index. Jika CR
≤ 0,1 maka jawaban responden konsisten. 0470
, 2
3 0939
, 3
= −
= CI
0810 ,
58 ,
0470 ,
≈ =
CR
5.2.6.1.3. Kriteria-Kriteria dari WC CCM Jumlah perhitungan rata-rata pembobotan untuk Kriteria WC CCM Alternatif
dapat dilihat pada Tabel 5.23.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.23. Jumlah Perhitungan Rata-rata Pembobotan untuk Kriteria WC CCM Alternatif
Kriteria Kriteria Fisik
Kriteria Mental Kriteria Waktu
Kriteria Fisik 1,0000
0,9873 1,3077
Kriteria Mental 1,0129
1,0000 1,5704
Kriteria Waktu 0,7647
0,6368 1,0000
Jumlah 2,7776
2,6240 3,8781
Matrik normalisasi dan rata-rata baris untuk Kriteria WC CCM Alternatif dapat dilihat pada Tabel 5.24.
Tabel 5.24. Matrik Normalisasi dan Rata-rata Baris untuk Kriteria WC CCM Alternatif
Kriteria Kriteria Fisik Kriteria Mental Kriteria Waktu Bobot Parsial
Kriteria Fisik 0,3600
0,3762 0,3372
0,3578 Kriteria Mental
0,3647 0,3811
0,4049 0,3836
Kriteria Waktu 0,2753
0,2427 0,2579
0,2586 Jumlah
1,0000 1,0000
1,0000 1,0000
Perhitungan Rasio Konsistensi CR:
=
7765
, 1521
, 1
0747 ,
1 2586
, 3836
, 3578
, 0000
, 1
6368 ,
7647 ,
5704 ,
1 1
0129 ,
1 3077
, 1
9873 ,
1
1,07470,3578=3,0034 1,15210,3836=3,0037
0,77650,2586=3,0025
0032 ,
3 3
0097 ,
9 3
0025 ,
3 0037
, 3
0034 ,
3 =
= +
+ =
maks
λ
dimana
1 −
− =
n n
Zmaks CI
Universitas Sumatera Utara
ex istencyInd
RandomCons CI
CR =
dimana
1 −
− =
n n
Zmaks CI
ex istencyInd
RandomCons CI
CR =
dengan Random Index RI dengan n = 3 adalah 0,58 diperoleh dari Tabel Random Index. Jika CR
≤ 0,1 maka jawaban responden konsisten.
0028 ,
58 ,
0016 ,
= =
CR
5.2.6.1.4. Kriteria-Kriteria dari WC RF Jumlah pendatangan rata-rata pembobotan untuk Kriteria WC RF Alternatif
dapat dilihat pada Tabel 5.25. Tabel 5.25. Jumlah Perhitungan Rata-Rata Pembobotan untuk Kriteria WC
RF Alternatif Kriteria
Kriteria Fisik
Kriteria Mental
Kriteria Waktu
Kriteria Fisik
1,0000 0,8327
2,4662 Kriteria
Mental 1,2009
1,0000 1,5704
Kriteria Waktu
0,4055 0,6368
1,0000 Jumlah
2,6064 2,4695
5,0366
Matrik normalisasi dan rata-rata baris untuk Kriteria WC RF Alternatif dapat dilihat pada Tabel 5.26.
0016 ,
2 3
0032 ,
3 =
− =
CI
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.26. Matrik Normalisasi dan Rata-rata Baris untuk Kriteria WC RF Alternatif
Kriteria Kriteria
Fisik Kriteria
Mental Kriteria
Waktu Bobot Parsial
Kriteria Fisik
0,3837 0,3372
0,4897 0,4035
Kriteria Mental
0,4608 0,4049
0,3118 0,3925
Kriteria Waktu
0,1556 0,2579
0,1985 0,2040
Jumlah 1,0000
1,0000 1,0000
1,0000
Perhitungan Rasio Konsistensi CR:
=
6175
, 1974
, 1
2334 ,
1 2040
, 3925
, 4035
, 0000
, 1
6368 ,
4055 ,
5704 ,
1 1
2009 ,
1 4662
, 2
8327 ,
1
1,23340,4035=3,0568 1,19740,3925=3,0508
0,16750,2040=3,0273
0449 ,
3 3
1348 ,
9 3
0273 ,
3 0508
, 3
0568 ,
3 =
= +
+ =
maks
λ
dimana
1 −
− =
n n
Zmaks CI
ex istencyInd
RandomCons CI
CR =
dimana
1 −
− =
n n
Zmaks CI
ex istencyInd
RandomCons CI
CR =
Universitas Sumatera Utara
dengan Random Index RI dengan n = 3 adalah 0,58 diperoleh dari Tabel Random Index. Jika CR
≤ 0,1 maka jawaban responden konsisten.
0387 ,
58 ,
0225 ,
≈ =
CR
5.2.6.1.5. Kriteria-Kriteria dari WC RM Jumlah perhitungan rata-rata pembobotan untuk Kriteria WC RM Alternatif
dapat dilihat pada Tabel 5.27. Tabel 5.27. Jumlah Perhitungan Rata-rata Pembobotan untuk Kriteria
WC RM Alternatif Kriteria
Rolling Cooling Shearing Bundling Rolling
1,0000 1,3077
1,4239 0,8327
Cooling 0,7647
1,0000 1,8860
0,5848 Shearing
0,7023 0,5302
1,0000 0,6934
Jumlah 2,4670
2,8379 4,3098
2,4670
Matrik normalisasi dan rata-rata baris untuk Kriteria WC RM level2 dapat dilihat pada Tabel 5.28.
Tabel 5.28. Matrik Normalisasi dan Rata-rata Baris Kriteria WC RM Alternatif Kriteria
Kriteria Fisik Kriteria Mental Kriteria Waktu Bobot Parsial Kriteria Fisik
0,4053 0,4608
0,3304 0,3988
Kriteria Mental 0,3100
0,3524 0,4376
0,3666 Kriteria Waktu
0,2847 0,1868
0,2320 0,2345
Jumlah 1,0000
1,0000 1,0000
1,0000
Perhitungan Rasio Konsistensi CR:
=
7090 ,
1139 ,
1 2122
, 1
2345 ,
3666 ,
3988 ,
1 5302
, 7023
, 8860
, 1
1 7647
, 4239
, 1
3077 ,
1 1
0225 ,
2 3
0449 ,
3 =
− =
CI
Universitas Sumatera Utara
1,21220,3988=3,0394 1,11390,3666=3,0382
0,70900,2345=3,0234
0336 ,
3 3
1009 ,
9 3
0234 ,
3 0382
, 3
0394 ,
3 =
= +
+ =
maks
λ
dimana
1 −
− =
n n
Zmaks CI
dan
ex istencyInd
RandomCons CI
CR =
dengan Random Index RI dengan n = 3 adalah 0,58 diperoleh dari Tabel Random Index. Jika CR
≤ 0,1 maka jawaban responden konsisten. 0168
, 3
4 0336
, 3
= −
= CI
0290 ,
58 ,
0168 ,
= =
CR
Karena CR ≤ 0,1 maka jawaban responden konsisten.
Rekapitulasi bobot parsial dapat dilihat pada Tabel 5.29.
Tabel 5.29. Rekapitulasi Bobot Parsial WC
Bobot Parsial Kriteria
Alternatif EAF
0,4226 0,1936
0,4571 0,3492
LF 0,1670
0,2743 0,4055
0,3202 CCM
1,0029 0,3578
0,3836
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.29. Lanjutan WC
Bobot Parsial Kriteria
Alternatif 0,2586
RF 0,0881
0,4035 0,3925
0,2040 RM
0,1253 0,3988
0,3666 0,2345
5.2.7. Penentuan Bobot Prioritas untuk Alternatif. Tahap selanjutnya adalah melakukan perhitungan bobot prioritas untuk
alternatif. Tahap ini dilakukan untuk menentukan alternatif mana yang dipilih. Perhitungan bobot prioritas ini dimulai dari level yang terendah dan kemudian
dilanjutkan ke level berikutnya. Adapun langkah perhitungan penentuan bobot prioritas untuk alternatif adalah:
Bobot Prioritas Alternatif = Bobot Parsial Alternatif Bobot Parsial Kriteria Bobot Prioritas Kriteria = 3
5.2.8. Perhitungan Bobot Parsial dan Prioritas Kriteria dan 2. Perhitungan bobot parsial dan prioritas Kriteria dan Alternatif yang diperoleh
merupakan hasil perhitungan langkah-langkah yang telah dilakukan di atas dan dapat dilihat pada Tabel 5.30.
Tabel 5.30. Perhitungan Bobot Parsial dan Prioritas Kriteria Level 1dan 2 WC
Bobot Parsial Bobot Prioritas
Kriteria Alternatif
Kriteria Alternatif
EAF 0,4226
0,1936 0,0818
0,4226 0,4571
0,1932 0,3492
0,1476
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.30. Lanjutan WC
Bobot Parsial Bobot Prioritas
Kriteria Alternatif
Kriteria Alternatif
LF 0,1670
0,2743 0,0458
0,1670 0,4055
0,0677 0,3202
0,0535 CCM
1,0029 0,3578
0,3589 1,0029
0,3836 0,3847
0,2586 0,2594
RF 0,0881
0,4035 0,0355
0,0881 0,3925
0,0346 0,2040
0,0180 RM
0,1253 0,3988
0,0500 0,1253
0,3666 0,0459
0,2345 0,0294
5.2.9. Perhitungan Total Bobot. Total bobot dapat dihitung dengan cara:
Total Bobot J1: Bobot parsial J1 Bobot parsial a1 Bobot parsial A + Bobot parsial J1 Bobot parsial a2 Bobot parsial A + Bobot parsial
J1 Bobot parsial a3 Bobot parsial A + Bobot parsial J1 Bobot parsial d3 Bobot parsial A.
Perhitungan total bobot dapat dilihat pada Tabel 5.31, dan bobot prioritas diperlihatkan pada Gambar 5.3.
Tabel 5.31. Perhitungan Bobot Prioritas No.
Proses Produksi WC Bobot
Persentase Rankimg
1 EAF
0,4226 42,26
I 2
LF 0,167
16,70 III
3 CCM
0,1971 19,71
II 4
RF 0,0881
8,81 V
5 RM
0,1253 12,53
IV Jumlah
1 100
Universitas Sumatera Utara
5 10
15 20
25 30
35 40
45
EAF LF
CCM RF
RM WC
Gambar 5.3. Bobot Prioritas Tingkat Kepentingan Produksi antar WC
Dari Gambar 5.3 dapat diketahui bahwa WC yang paling berbobot dalam tingkat kepentingan proses produksi adalah EAF, kemudian CCM, kemudian diikuti
LF, kemudian RM, dan RF.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 ANALISIS DAN PERANCANGAN