38 ingin ikut berperan dalam hal ini. Seseorang mempunyai
rasa percaya diri dan keyakinan dalam moralitas dan kebaikan, serta dapat menyatakan hal ini sebagai
kepercayaan pada Tuhan atau makhluk rohani yang lebih tinggi.
c. I can
Faktor I can merupakan kemampuan yang berkaitan dengan keterampilan-keterampilan sosial dan interpersonal.
Keterampilan ini meliputi: 1
Berkomunikasi, yaitu seseorang mampu mengekspresikan pemikiran dan perasaannya kepada orang lain dan dapat
mendengarkan apa yang dikatakan orang lain serta merasakan perasaan orang lain.
2 Memecahkan masalah, yaitu seseorang dapat menilai suatu
permasalahan, mengetahui penyebab munculnya masalah dan
bagaimana cara
memecahkannya. Ia
dapat mendiskusikan solusi dengan orang lain untuk menemukan
solusi yang diharapkan dengan teliti. Ia mempunyai ketekunan untuk bertahan dengan suatu masalah hingga
masalah tersebut dapat terpecahkan. 3
Mengelola perasaan dan rangsangan, yaitu seseorang dapat mengenali perasaannya, mengungkapkan emosinya dan
menyatakan dengan kata-kata dan perilaku yang tidak
39 melukai perasaan dan melanggar hak orang lain atau
dirinya sendiri. Ia juga dapat mengelola rangsangan seperti memukul, melarikan diri, merusak barang, maupun
berbagai tindakan yang tidak menyenangkan. 4
Mengukur temperamen diri sendiri dan orang lain, yaitu bagaimana seseorang memahami temperamen mereka
sendiri bagaimana bertingkah, merangsang, mengambil resiko atau diam, reflek dan berhati-hati dan juga terhadap
temperamen orang lain. Hal ini menolong individu untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk
berkomunikasi, membantu individu untuk mengetahui kecepatan untuk bereaksi, dan berapa banyak individu
mampu sukses dalam berbagai situasi. 5
Menjalin hubungan yang dapat dipercaya, yaitu seseorang dapat menemukan orang lain misalnya orang tua, saudara,
teman sebaya untuk dimintai pertolongan, berbagi perasaan dan
perhatian, dan
mencari cara
terbaik untuk
mendiskusikan dan menyelesaikan masalah baik masalah personal,
interpersonal maupun
masalah dalam
keluarganya. Sementara itu, Reivich daan Shatte 2002: 36-47
mengemukakan bahwa ada 7 aspek yang membentuk resiliensi, yaitu:
40
a. Emotion regulation pengendalian emosi