Standar 5: Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik

75

5. Standar 5: Kurikulum, Pembelajaran, dan Suasana Akademik

Untuk dapat mendapatkan nilai akreditasi yang tinggi pada standar kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik maka ada beberapa kegiatan program studi yang mendukung untuk memperoleh nilai tinggi. Indikator kunci pada standar ini terletak pada sistem penjaminan mutu proses pembelajaran. Untuk menjamin proses pembelajaran terselenggara dengan baik dan sesuai standar maka program studi perlu mengadakan kegiatan peninjauan kurikulum, penyesuaian kurikulum dengan perkembangan ipteks, pengendalian mutu pada perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Selain proses pembelajaran, hal lain yang dinilai dalam akreditasi adalah suasana akademik. Program studi yang memiliki kinerja baik harus memiliki kegiatan pembimbingan akademik, pembimbingan tugas akhir, suasana akademik, interaksi akademik antara dosen-mahasiswa yang efektif. Indikator ini sulit dicapai jika program studi memiliki mahasiswa yang terlalu banyak. Sebagian besar PGSD menambah daya tampung mahasiswa karena jumlah pendaftar PGSD sering membludak. Jumlah mahasiswa yang melebihi kapasitas dapat menye- babkan penurunan kualitas pelayanan akademik dan membuat nilai akreditasi rendah. Persepsi responden terhadap kesulitan memenuhi standar kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik dilaporkan pada Tabel 4.14 berikut ini: TABEL 4.14. DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-5 Tingkat Kesulitan F Valid Percent Tingkat Kepentingan f Valid Percent 1 13 5,96 1 21 9,63 2 36 16,51 2 59 27,06 3 39 17,89 3 38 17,43 4 43 19,72 4 49 22,48 5 34 15,60 5 33 15,14 6 34 15,60 6 13 5,96 7 19 8,72 7 5 2,29 Total 218 100 Total 218 100 76 Responden menganggap bahwa standar kurikulum, pembelajaran, dan suasana akademik bukan termasuk indikator yang paling sulit dipenuhi diantara tujuh indikator yang digunakan untuk menilai kinerja organisasi. Indikator ini cukup menguras tenaga dosen jika dipenuhi sesuai standar tetapi tingkat kesulitannya sedang atau hanya berada pada urutan ke 456. Meskipun standar ini tidak terlalu sulit untuk dilaksanakan tetapi standar ini penting disediakan dan menempati urutan ke 2 dari 7 standar akreditasi. Standar ini menjadi jantungnya kegiatan antara dosen dengan mahasiswa. Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan pada standar ke-5 diperlihatkan pada Gambar 4.10 berikut ini: Gambar 4.10. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-5 6. Standar 6: Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi Kinerja pada standar pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi diukur dari beberapa indikator seperti pengelolaan perencanaan, penggunaan dan evaluasi dana termasuk dana hibah, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dalam tiga tahun terakhir. Sarana prasarana yang memenuhi standar diukur dari luas ruang kerja dosen, prasarana kantor, ruang kelas, ruang laboratorium, studio, ruang perpustakaan, kebun percobaan, dsb. kecuali ruang dosen yang dipergunakan PS dalam proses pembelajaran dan prasarana pendukung lainnya. Standar perpustakaan 77 diukur dari jumlah buku teks, disertasitesisskripsitugas akhir, jurnal ilmiah terakreditasi Dikti, jurnal ilmiah internasional, prosiding seminar, akses ke perpustakaan di luar PT dan fasilitas sistem informasi yang mendukung akses ke sumber pustaka lainnya. Menurut persepsi responden, tingkat kesulitan responden terhadap standar pembiayaan, sarana prasarana dan sistem informasi dilaporkan pada Tabel 4.15 berikut ini: TABEL 4.15. DISTRIBUSI FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-6 Tingkat Kesulitan F Valid Percent Tingkat Kepentingan f Valid Percent 1 55 25,23 1 15 6,88 2 51 23,39 2 25 11,47 3 24 11,01 3 38 17,43 4 23 10,55 4 28 12,84 5 32 14,68 5 39 17,89 6 17 7,80 6 41 18,81 7 16 7,34 7 32 14,68 Total 218 100 Total 218 100 Menurut persepsi responden, standar pembiayaan, sarana dan prasarana, serta sistem informasi merupakan standar yang paling sulit dicapai oleh program studi. Hanya program studi yang sering mendapat hibah saja yang mampu mengembangkan prodi dengan fasilitas yang memadai. Sedangkan menurut tingkat kepentingannya, standar ini dianggap tidak terlalu penting untuk dinilai dan berada pada urutan ke 5 dari 7 standar yang dinilai. Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan pada standar ke-6 diperlihatkan pada Gambar 4.11 berikut ini: 78 Gambar 4.11. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-6 7. Standar 7: Penelitian, PelayananPengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama Kinerja program studi dari unsur penelitian dan pengabdian masyarakat diukur dari kuantitas dan kualitas penelitian, artikel ilmiah, Hak atas Kekayaan Intelektual HaKI Pengabdian kepada Masyarakat PKM serta keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan tersebut, selama tiga tahun terakhir. Standar kerjasama dinilai dari kegiatan kerjasama dengan instansi di dalamluar negeri dalam tiga tahun terakhir. Dosen yang produktif, banyak menghasilkan karya penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sangat mendukung PS meraih nilai tinggi pada standar ini. Standar ini menjadi sulit dicapai jika beban kerja dosen berlebihan sehingga dosen tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan kegiatan di luar kegiatan mengajar. Disribusi frekuensi jawaban responden pada urutan tingkat kesulitan prodi memenuhi standar penelitian, pengabdian dan kerjasama dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini: 79 TABEL 4.16. FREKUENSI PERSEPSI RESPONDEN TERHADAP TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI KE-7 Tingkat Kesulitan F Valid Percent Tingkat Kepentingan f Valid Percent 1 45 20,64 1 11 5,05 2 37 16,97 2 12 5,50 3 36 16,51 3 26 11,93 4 21 9,63 4 20 9,17 5 31 14,22 5 26 11,93 6 23 10,55 6 58 26,61 7 25 11,47 7 65 29,82 Total 218 100 Total 218 100 Menurut persepsi responden, standar penelitian, pelayanan pengabdian kepada masyarakat, dan kerjasama memiliki tingkat kesulitan yang paling tinggi. Responden tidak ada satupun yang menjawab bahwa pemenuhan standar ini berada pada ranking 6 atau 7, tetapi sebagian besar menjawab tingkat kesulitan pemerolehan standar berada pada urutan 1, 2, dan 3. Mengingat standar ini sulit dicapai oleh prodi, maka prodi menganggap standar ini tidak penting, urutan ke 7 dari 7 standar yang digunakan untuk penilaian akreditasi. Secara visual, perbandingan tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan pada standar ke-7 diperlihatkan pada Gambar 4.12 berikut ini: Gambar 4.12. Tingkat Kesulitan dan Kepentingan Standar ke-7 80 Hasil analisis data tingkat kesulitan dan tingkat kepentingan setiap standar akreditasi dapat dirangkum pada tabel berikut. Responden mengalami kesulitan mengurutkan ranking posisi tengah 4, 5, dan 6 sehingga untuk mengambil kesimpulan pada urutan ranking tersebut dilakukan dengan bantuan data kualitatif. TABEL 4.17. PERBANDINGAN ANTARA TINGKAT KESULITAN DAN TINGKAT KEPENTINGAN STANDAR AKREDITASI Standar Tingkat Kesulitan Tingkat Kepentingan 1 7 1 2 3 2 3 7 7 4 3 3 5 4 2 6 1 6 7 1 7 Data pada Tabel 4.17 dapat diambil suatu kesimpulan, jika standar tersebut sulit dicapai oleh prodi maka prodi menganggap standar tersebut tidak penting digunakan sebagai indikator kinerja. Sebaliknya standar yang mudah dicapai akan menjadi penting untuk dinilai karena prodi berharap dapat memperoleh nilai yang lebih baik. Jika dilihat posisi ranking pada setiap standar dapat diketahui standar 3 dan 4 memiliki posisi ranking kesulitan dan kepentingan yang sama. Dalam memberi ranking, secara psikologis, orang cenderung lebih mudah untuk menetapkan ranking tertinggi atau terendah, oleh sebab itu posisi ranking yang ditengah akan bersifat homogen, atau kalau dibuat kurve akan berbentuk platikurtik datar karena banyak distribusi frekuensi yang sama. Gambaran posisi ranking atas, tengah dan bawah pada 7 standar akreditasi diperlihatkan pada Gambar 4.13 berikut ini: 81 Gambar 4.13. Perbedaan Posisi Rangking Kesulitan dan Kepentingan Standar Akreditasi Gambar 4.13 menunjukkan standar 1 dan 3, memiliki ranking kesulitan rendahmudah yaitu urutan ke 7 dari 7 standar akreditasi. Standar ke 6 dan ke 7 memiliki ranking kesulitan yang tinggisulit. Standar ke 2, 4 dan 5 memiliki tingkat kesulitan yang sedang. Berdasarkan tingkat kepentingannya untuk penilaian kinerja, standar 1, 2 dan 5 memiliki tingkat kepentingan yang lebih tinggi daripada standar 3, 6 dan 7.

8. Urutan Kesulitan menurut Kelompok Responden