Dampak Geng Sekolah Pembahasan 1. Kehidupan Subjek Saat Menjadi Anggota Geng

117

2. Dampak Geng Sekolah

Bergabungnya seseorang dalam geng sekolah berarti siap menanggung segala konsekuensi yang ada. Keempat subjek menyatakan bahwa mereka sadar akan segala resiko yang ditimbulkan jika mereka menjadi anggota geng sekolah, namun keempat subjek mengaku bahwa mereka tidak berpikir sejauh atas yang mereka dapatkan sekarang. Konsekuensi yang subjek dapatkan tidak selalu negative, namun juga terdapat manfaat yang mereka dapatkan dari geng sekolah. Beberapa dampak dan manfaat tersebut masih dirasakan subjek hingga kini. Berikut adalah penjelasan dampak negative, dampak positif, dan respon lingkungan yang didapatkan oleh keempat subjek. Tabel 6. Hasil Penelitian dari Dampak Geng Sekolah Aspek Subjek SD Subjek AA Subjek TGL Subjek FP Dampak Negatif Saat di Geng Sekolah Sejak SD masuk ke geng sekolah, SD melakukan banyak hal negative, tidak naik kelas, dikeluarkan dari sekolah, ditangkap polisi 5 kali, dan nilai pelajarannya menurun drastis. Dampak negative yang dirasakan AA adalah menjadi terbiasa mabuk- mabukan, menyerang orang lain yang tidak bersalah apa- apa, nilai pelajaran menurun, dan ditangkap Akibat TGL bergabung di geng sekolah, TGL tidak naik kelas 2 kali, dikeluarkan dari sekolah, masuk penjara berkali-kali, ditahan di sel berbulan- bulan, nilai pelajaran menurun drastis. FP nyaris tidak naik kelas karena FP menjadi ang-gota geng pelajar, FP juga dibenci oleh wali kelasnya sendiri, FP dituduh mem- pengaruhi teman-teman- nya untuk melakukan tindakan 118 polisi 4 kali. negative. FP juga kesulitan membagi waktu. Dampak Negatif Ketika Sudah Tidak Aktif di Geng Sekolah Dampak yang masih dirasakan hingga kini adalah SD tidak bisa mengontrol emosi. SD juga merasa disepelekan oleh teman-temannya di perkuliahan. AA masih belum mampu mengontrol emosi karena emosinya belum stabil. AA juga merasa bahwa dirinya masih dianggap “nakal” oleh teman- temannya kini. TGL merasa masih semanya sendiri dan merasa paling kuat, TGL dipandang se- belah mata oleh beberapa dosen dan masuk dalam blacklist. TGL merasa ada kesenjangan sosial dengan alumni teman- temannya di SMA. TGL juga mendapat kesulitan da- lam mengurus surat berke- lakuan baik dari polisi. TGL juga mengaku bahwa dirinya tertekan dan mengalami psikosomatis. FP merasa selalu cemas ketika di jalan karena takut bertemu dengan geng musuh yang pernah terlibat dengan dirinya. FP juga masih belum bisa meninggalkan beberapa kebiasan negatifnya. Dampak Positif Memiliki teman yang banyak, menemukan arti persahabatan, lebih gampang bergaul, AA merasakan adanya keluarga baru, menemukan arti persahabatan, Memiliki banyak teman,bisa mencari uang dari geng, menjadi Memiliki banyak teman, memiliki mental untuk melawan orang lain, 119 kemampuan bersosialisasinya membaik. bisa memahami sisi gelap dunia, bisa membedakan antara orang baik dan yang buruk, bisa mengerti lingkungan, bisa membawa diri dalam berkomunikasi terkenal, dianggap ada, menjadi lebih berani dalam mengambil tindakan, lebih mudah bergaul, lebih berani untuk berbicara karena nyalinya sudah terbentuk. terbiasa dengan dunia malam dan berani jika tiiba-tiba ada yang menyerang dirinya. Tanggapan Lingkungan Orangtua marah kepada SD, orangtua sempat mengusir SD dari rumah, teman-teman yang menge- tahui SD adalah mantan anggota geng sekolah masih member cap negative pada SD. Ayah AA sangat marah sampai ingin memindahkan AA ke pondok pesantren. AA juga merasa teman- temannya masih menganggap dirinya nakal seperti saat AA di geng sekolah dulu. TGL dengan orangtuanya sering bertengkar dan hubungan TGL dengan orngtuanya menjadi renggang. Namun saudaranya mendukung TGL di geng. Teman-teman TGL masih mengaggap TGL “bandel”. FP dijauhi oleh teman- temannya yang bukan anggota geng sekolah. FP bahkan sempat difitnah seolah-olah FP member pengaruh buruk pada teman- temannya. Berdasarkan tabel tersebut, maka dapat diketahui terkait dampak yang dialami keempat subjek, baik negative maupun positif. Keempat subjek lebih banyak menerima dampak negative daripada dampak positif. Tanggapan lingkungan terhadap keempat subjek pun lebih 120 cenderung negatif. Dampak negative yang dirasakan semua subjek adalah menurunnya nilai akademik dan melakukan tindakan negative dan destruktif. Subjek SD dan TGL sempat mengalami tidak naik kelas dan dikeluarkan dari sekolah akibat keterlibatannya di geng sekolah. Sedangkan subjek AA hampir dipindahkan oleh orangtuanya ke pondok pesantren, dan subjek FP hampir tidak naik kelas karena banyaknya poin dalam kasus geng sekolah. Dampak jangka panjang yang dirasakan oleh keempat subjek adalah kesulitan dalam mengontrol emosi. Hal tersebut didukung oleh pendapat Kartini Kartono 2014:18-19 yaitu remaja anggota geng memiliki sifat khusus yang menyimpang, salah satunya adalah kebanyakan anggota geng terganggu secara emosional. Keempat subjek mengaku bahwa pada dasarnya mereka menyadari terkait dampak yang akan mereka terima, namun mereka tidak berpikir sejauh yang mereka alami saat ini. Kartini Kartono 2014:18-19 menyebutkan bahwa remaja anggota geng hanya berorientasi pada “masa kini” dan tidak memikirkan masa depan mereka. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa dampak negatif yang dialami oleh keempat subjek adalah sebagai berikut. a. Nilai akademik menurun drastis b. Tidak pernah belajar c. Mulai belajar membiasakan diri untuk merokok 121 d. Terbiasa mabuk-mabukan e. Melakukan vandalisme f. Menyerang dan menganiaya orang lain yang tidak bersalah g. Melakukan tindakan destruktif h. Tidak naik kelas i. Dikeluarkan dari sekolah j. Ditangkap polisi dan ditahan di sel penjara k. Mendapat tanggapan negatif dari lingkungan l. Tidak bisa mengontrol emosi m. Cemas karena tekanan dari pengalaman masa lalu n. Disepelekan dan dipandang sebelah mata oleh orang lain.

3. Penyesuaian Akademik Subjek di Perguruan Tinggi