Kesimpulan Tindakan Pengawasan dalam Kegiatan Intelijen Terhadap Penyelundupan Barang Palsu dan Bajakan di Bidang Kepabeanan ditinjau dari Hukum Internasional

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Regulasi Kepabeanan Dalam Instrument Hukum Kepabeanan dalam Rangka Pengamanan Hak-Hak Negara adalah Beberapa pengaturan dalam undang Undang Kepabeanan UU No. 10 Tahun 1995 belum memiliki kesesuaian dengan ketentuan Kepabeanan dan perdagangan Internasional, mengingat pemerintah Indonesia telah meratifikasi beberapa ketentuan Internasional yang berkaitan dengan kepabeanan dan perdagangan. Pengaturan mengenai pmberantasan barang palsu dan hasil bajakan dalam rangka penegakkan hukum HKI, perundang-undangannya secara substansi tidak ada pertentangan. Namun masih kurang jelas dalam perumusannya antara lain: a. Dalam Pasal 62 Undang-Undang No. 10 Tahun 1995 jo Undang-Undang No. 17 tahun 2006 Tentang Kepabeanan tidak merinci secara spesifik jenis-jenis pelanggaran HKI yang menjadi kewenangan Pejabat Bea dan Cukai;Tidak dijelaskan apa yang dimaksud dengan bukti yang cukup; Tindakan penangguhan pengeluaran barang imporekspor masih belum jelas mengenai bagaimana bentuk penangguhannya; Tidak mengatur jangka waktu pengeluaran barang impor atau ekspor yang diduga sebagai hasil pelanggaran HKI b. Ketiadaan peraturan pelaksanaan untuk menjalankan penangguhan pengeluaran barang berdasarkan kewenangan karena jabatan ex-officio Kurang jelasnya peraturan perundang-undangan tersebut, mengakibatkan sulitnya pelaksanaannya di lapangan atau menimbulkan banyak interpretasi Universitas Sumatera Utara yang mengakibatkan terjadinya inkonsistensi. Selain itu ketiadaan peraturan pelaksanaan yang kuat menghambat implementasi peraturan perundang- undangan ini. 2. Pengawasan Dalam Kegiatan Intelijen terhadap Penyeludupan Barang Palsu Dan Bajakan Di Bidang Kepabeanan Internasional yakni tindakan pemeriksaan terhadap sarana pengangkut, barang, bangunan atau tempat lain, danatau surat atau dokumen yang bertalian dengan barang, serta penegahan dan penyegelan wajib dibuatkan berita acara. Kegiatan pengawasan pabean meliputi seluruh pelaksanaan wewenang yang dimiliki oleh petugas pabean dalam perundang- undangannya yaitu memeriksa: kapal, barang, penumpang, dokumen, pembukuan, melakukan penyitaan, penangkapan, penyegelan, dan lain-lain. Dalam modul pencegahan pelanggaran kepabeanan yang dibuat oleh WCO World Customs Organization disebutkan bahwa pengawasan pabean adalah salah satu metode untuk mencegah dan mendeteksi pelanggaran kepabeanan. 3. Penindakan dan Pengamanan dalam Kegiatan Penyelesaian Kepabeanan Menurut Hukum Internasional yakni dengan menerapkan penanganan pemberantasan barang palsu dan hasil bajakan berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan oleh Kantor Bea dan Cukai Surakarta, hanya sebatas meliputi: a. Pemeriksaan barang impor danatau ekspor dengan melakukan penelitian dokumen dan pemeriksaan fisik barang; b. Penyelidikan bila terdapat barang yang diduga palsu dan bajakan; Universitas Sumatera Utara c. Penindakan secara antisipatif berupa penangguhan pengeluaran barang dari kawasan pabean berdasarkan penetapan tertulis ketua pengadilan niaga maupun berdasarkan kewenangan karena jabatan ex-officio. Kantor bea dan cukai tidak berwenang melakukan penyidikan dan proses hukum lebih lanjut mengenai adanya tindak pidana tersebut, karena secara ex-officio pejabat atau kantor bea dan cukai hanya dapat melakukan peyidikan jika terkait dengan tindak pidana kepabeanan. Sedangkan barang palsu dan hasil bajakan merupakan hasil dari indak pelanggaran HKI, tidak termasuk dalam tindak pidana kepabeanan.

B. Saran