BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional analitik deskriptif yaitu jenis penelitian yang
pengukuran variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat Sastroasmoro, dan Ismael, 1995.
A. Identifikasi Variabel
Adapun variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Variabel tergantung : Kecemasan
2. Variabel bebas
: Kecerdasan Emosi
B. Definisi Operasional
Pada penelitian ini variabel penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Kecemasan
Kecemasan selalu melibatkan komponen psikis afektif, kognitif, perilaku dan biologis somatik, neurofisiologik yang nantinya menimbulkan gangguan
pada proses pikir, konsentrasi, belajar, persepsi sehingga menimbulkan hendaya dalam kehidupan mereka yang masih belajar Kusningsih, 1994.
Spielberger dalam Nugraheni, 2005 mengutarakan bahwa ada dua komponen utama dari tes kecemasan adalah kecemasan, yaitu efek kognitif
46
tentang konsekuensi dari kegagalan dan emosional, yaitu reaksi dari kegugupan yang muncul secara otomatis dan menimbulkan stress tertentu.
Pengukuran tingkat kecemasan dengan menggunakan instrumen TMAS Taylor Manifest Anxiety Scale yang disusun dan dikembangkan oleh Taylor
1951, 1953. Dalam penelitian sebelumnya oleh Sudiyanto dalam Osman, 2008 mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi dengan nilai batas pemisah skor
2223, sensitivitas TMAS cukup tinggi yaitu 90, spesivitasnya 95, nilai ramal positif 94,7, nilai ramal negatif 90,4, dengan reliabilitas r=0,86.
Pengukuran ini terdiri dari jawaban “ya” dan “tidak”, dimana penilaian untuk setiap jawaban “ya” dinilai dengan skor 1 dan untuk jawaban tidak dinilai
dengan skor 0. Penilaian kecemasan dinilai dengan menjumlahkan jawaban “ya”. Skor total adalah 50.
2. Kecerdasan Emosi
Kecerdasan emosi adalah kemampuan yang mencakup memantau perasaan diri sendiri atau orang lain, pengendalian diri, mampu membaca dan menghadapi
perasaan orang lain dengan efektif, menguasai kebiasaan pikiran yang dapat mendorong produktifitas dan mampu mengelola emosi yang dapat digunakan
untuk membimbing pikiran dan tindakan yang terarah. Kecerdasan emosi dalam penelitian ini diungkap menggunakan skala kecerdasan emosi yang disusun
berdasarkan aspek-aspek menurut Goleman 2007 yang meliputi: mengenali emosi diri sadar diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali
emosi orang lain empati, membina hubungan dengan orang lain.
Pengukuran skala kecerdasan emosi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala kecerdasan emosi dimodifikasi dari Mumtahani 2008 yang
pernah diujikan oleh Lestari dalam Mumtahani, 2008 dengan hasil koefisien validitas r
bt
bergerak dari 0,237 sampai 0,666; p 0,05 dan koefisien reliabilitas r
tt
= 0,923. Skor kecerdasan emosi ditunjukkan oleh skor yang diperoleh subjek
melalui model alat ukur skala Likert. Range skor untuk pernyataan yang bersifat favorable adalah 4 SS, 3 S, 2 TS, dan 1 STS. Sedangkan skor untuk
pernyataan unfavorabel adalah 1 SS, 2 S, 3 TS, dan 4 STS. Dari kedua instrumen penelitian diatas, pengukuranya yang dilakukan
menghasilkan data interval yang menurut Suryabrata 2003, data interval yaitu data dimana terdapat jarak yang sama diantara hal-hal yang diselidiki atau
dipersoalkan.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja kelas 3 mu’allimin Pondok Pesantren Al-Mukmin Sukoharjo.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan dari populasi yaitu kelas 3A, 3B, dan 3C, dimana kelas 3A terdiri dari remaja putra,
kelas 3B terdiri dari remaja putri dan kelas 3C terdiri dari remaja putri.
D. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah suatu cara yang dipakai peneliti untuk memperoleh data yang diselidiki. Kualitas data yang ditentukan oleh kualitas alat
pengambilan data atau alat ukur pengukurannya Suryabrata, 2003 antara lain : a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dan data utama dalam penelitian. Data penelitian tersebut
diperoleh dari skala psikologi. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini meliputi skala kecerdasan emosi, dan TMAS.
b. Data sekunder Data sekunder merupakan data pendukung yang diperoleh dari tempat
penelitian dilakukan, yakni berupa dokumantasi yang berupa pengumpulan data dan informasi tentang profil sekolah, jumlah pelajaran, dan daftar absen
siswa.
2. Alat pengumpulan data
Azwar 2008 berpendapat bahwa ada beberapa diantara karakteristik skala sebagai alat ukur psikologi, yaitu:
a. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung
mengungkap atribut yang hendak diukur dan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.
b. Dikarenakan atribut psikologi yang diungkap secara tidak langsung lewat
indikator-indikator perilaku sedangkan indikator perilaku terjemahan dalam bentuk aitem-aitem, maka skala psikologi selalu berisi banyak
aitem. c.
Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah. Semua jawaban dapat diterima sepanjang diberikan secara jujur dan
sungguh-sungguh. Adapun dalam penelitian ini terdiri dari TMAS dan skala sikap tentang
kecerdasan emosi. Skala kecerdasan emosi yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dan berpedoman pada skala Likert yang telah dimodifikasi yaitu
menghilangkan pilihan ragu-ragu sehingga subjek akan memilih jawaban yang pasti ke arah yang sesuai atau tidak sesuai dengan dirinya. Menurut Hadi
1995 modifikasi skala Likert meniadakan kategori jawaban yang ditengah, berdasarkan tiga alasan yaitu yang menurut:
a. Kategori undecided itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum
mempunyai jawaban atau belum memberikan keputusan menurut konse aslinya bisa juga diartikan netral, setuju, tidak setuju atau bahkan ragu-
ragu. Kategori jawaban ganda multi interpretable ini tentu saja tidak diharapkan dalam suatu instrument.
b. Tersedianya yang ditengah dapat menimbulkan kecenderungan jawaban ke
tengah cental tendency effect terutama bagi mereka yang ragu-ragu atas arah kecenderungan jawaban, ke arah setuju ataukah ke arah tidak setuju.
c. Maksud kategori jawaban SS-S-TS-STS adalah terutama untuk melihat
kecenderungan pendapat responden, ke arah setuju atau ke arah tidak setuju. Jika disediakan kategori jawaban itu, akan menghilangkan banyak
data penelitian sehingga akan mengurangi banyaknya informasi yang dapat dijaring dari responden
E. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Uji validitas didasarkan pada validitas isi, yakni telaah dan revisi butir pernyataan berdasarkan pendapat professional professional judgment dan
mencari korelasi antara masing-masing aitem skor total aitemnya yang disebut
dengan model uji validitas internal Suryabrata, 2003. Pengujian validitas internal
skala kecerdasan emosi dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi product moment dari Pearson Hadi, 1995 dengan rumus;
−
−
=
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
N y
y N
x x
N y
x xy
r
xy 2
2 2
2
Keterangan: rxy = indeks korelasi aitem skor aitem dengan skor total aitem
N = jumlah subjek Σ
X = jumlah skor tiap-tiap aitem Σ
Y = jumlah skor total aitem Σ
X
2
= jumlah kuadrat nilai tiap-tiap aitem Σ
Y
2
= jumlah kuadrat total aitem
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menguji tingkat sejauh mana kestabilan hasil suatu pengukuran dapat dipercaya, hasil pengukuran dapat dipercaya apabila
dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama selama aspek yang diukur dalam diri
subjek belum berubah Azwar, 1998. Teknik Alpha yang dikembangkan Cornbach dipilih untuk mengukur reliabilitas antar aitem yang paling populer dan
menunjukkan indeks konsistensi yang cukup sempurna. Rumus formula Alpha adalah sebagai berikut:
− −
=
∑
2 2
11
. .
1 1
t b
K K
r
δ δ
Keterangan: r
11
: Reliabilitas instrumen K : banyaknya butir pertanyaan
∑δ.b
2
: Jumlah varians butir δ.t
2
: Varians total
Reliabilitas suatu alat dapat dilihat dari hasil out put SPSS dengan menggunakan uji statistik Alpha Cronbach. Suatu konstruk atau variabel
dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach dari 0,60.
F. Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasi product moment dari Pearson yaitu mendasarkan pada angka-angka kasar seperti
apa adanya dengan alasan, peneliti melakukan pengambilan datanya
menggunakan skala interval, yaitu skala numerik yang tidak memiliki nilai 0 dan skala rasio yang mempunyai nilai 0 alami. Sastroasmoro dkk, 1995.
Korelasi product moment Pearson digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara dua variabel kontinu yaitu memiliki skala interval atau
skala ratio Uyanto, 2006
Adapun rumus korelasi Product Moment Pearson adalah:
−
−
=
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
N y
y N
x x
N y
x xy
r
xy 2
2 2
2
Keterangan: rxy = indeks korelasi aitem skor aitem dengan skor total aitem
N = jumlah subjek Σ
X = jumlah skor tiap-tiap aitem Σ
Y = jumlah skor total aitem Σ
X
2
= jumlah kuadrat nilai tiap-tiap aitem Σ
Y
2
= jumlah kuadrat total aitem
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Persiapan Penelitian
1. Orientasi kancah penelitian
Penelitian ini di lakukan di Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Kelurahan Ngruki, Kabupaten Sukoharjo Propinsi Jawa Tengah. Pondok
Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki adalah lembaga pendidikan Islam. Sistem pendidikan dan pengajaran yang dikembangkan di lembaga ini adalah perpaduan
antara sistem pesantren tradisional dengan pendidikan moderen yang berkembang saat ini.
Sejak awal berdirinya, para pendiri pesantren telah menegaskan bahwa pondok pesantren Al-Mukmin Ngruki sebagai pondok milik umat atau milik
seluruh lapisan masyarakat Islam. Hal ini didasarkan pada keikutsertaan dan andil dari seluruh lapisan umat Islam dalam membangun dan mengembangkan
keberadaan pesantren tersebut sejak awal proses berdirinya sampai saat ini. Pondok Pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki merupakan pondok yang
mandiri, tidak berada dibawah underbouw organisasi atau kelompok tertentu, tidak berafiliasi pada golongan atau jamiyah tertentu, dan tidak berdiri pada satu
sekte tertentu. Ia berdiri ditengah-tengah serta bersikap mengambil jarak yang sama dengan berbagai golongan maupun organisasi yang ada dan berkembang di
masyarakat. Dengan demikian subtansi ajaran Islam yang menjadi basic sistem pendidikan dan pengajaran di pesantren Islam Al-Mukmin Ngruki senantiasa
54