Karakteristik Informan Hasil Wawancara

94 BAB IV PENYAJIAN DATA Setelah melakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan melalui wawancara, dan observasi atau pengamatan secara langsung, maka diperoleh data informan dalam kaitannya dengan Implementasi Kebijakan Pelayanan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir. Penyajian data berisikan karakteristik informan dan data dari variabel penelitian mengenai Implementasi Kebijakan Pelayanan KTP-el di inas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir.

4.1 Karakteristik Informan

Penyajian karakteristik informan bertujuan untuk mengenal ciri-ciri khusus yang dimiliki sehingga memudahkan peneliti untuk mengadakan analisis. Informan dalam penelitian ini terdiri dari tiga kategori yaitu pegawai Disdukcapil, masyarakat yang sudah menggunakan KTP-el, dan masyarakat yang belum menggunakan KTP-el. Berikut dikemukakan masing- masing jumlah informan penelitian: Tabel 4.1 Informan Penelitian No. Informan Jumlah Orang 1. Pegawai Disdukcapil 4 2. Masyarakat yang sudah menggunakan KTP-el 7 3. Masyarakat yang belum menggunakan KTP-el 3 Jumlah 14 Sumber: Hasil Wawancara, Januari 2017 Dari tabel di atas tersebut dapat dilihat bahwa yang menjadi informan dari penelitian ini terdiri dari Pegawai Disdukcapil yang berjumlah 5 orang yang merupakan informan kunci dalam penelitian ini. Selain pegawai Disdukcapil Kabupaten Samosir, informan lainnya yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini terdiri masyarakat Kabupaten Samosir yang Universitas Sumatera Utara 95 sudah menggunakan KTP-el yakni sebanyak 7 orang. Dan informan yang terakhir merupakan masyarakat yang belum menggunakan KTP-el sebanyak 3 orang. Sehingga total keseluruhan informan dalam penelitian ini adalah 14 orang. 4.2 Identitas Informan 4.2.1 Identitas Informan Berdasarkan Jenis Kelamin Dalam penelitian di lapangan maka didapati jumlah informan berdasarkan jenis kelaminnya, seperti tertera pada tabel: Tabel 4.2 Distribusi Informan Berdasarkan Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase 1. Laki-laki 6 42,85 2. Perempuan 8 57,15 Jumlah 14 100 Sumber: Hasil Wawancara, Januari 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan informan berjumlah 14 orang, berjenis kelamin laki-laki berjumlah 6 orang 42,85 dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 8 orang 57,15. Dengan demikian dapat dilihat bahwa jumlah informan perempuan lebih banyak dari jumlah informan laki-laki. Universitas Sumatera Utara 96

4.2.2 Identitas Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diklasifikasikan identitas informan berdasarkan pendidikan terakhir, seperti tercantum pada tabel di bawah ini: Tabel 4.3 Distribusi Informan Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Pendidikan Frekuensi orang Persentase 1. SD 2. SLTP 3. SLTA 5 35,72 4. Diploma 2 14,28 5. Sarjana 7 50 Jumlah 14 100 Sumber: Hasil Wawancara, Januari 2017 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan informan adalah berjumlah 14 orang, informan yang tamat SLTA berjumlah 5 orang 35,72, informan yang tamat Diploma berjumlah 2 orang 14,28, dan informan yang tamat Sarjana berjumlah 7 orang 50.

4.2.3 Identitas Informan Berdasarkan Usia

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diklasifikasikan identitas informan berdasarkan usia, seperti tercantum pada tabel di bawah ini: Tabel 4.4 Distribusi Informan Berdasarkan Usia No. Usia tahun Frekuensi orang Persentase 1. 10-19 2. 20-30 4 28.57 3. 31-40 6 42,86 4. 41-50 4 28,57 Jumlah 14 100 Sumber: Hasil Wawancara, Januari 2017 Universitas Sumatera Utara 97 Berdasarkan tabel di atas dari keseluruhan informan berjumlah 14 orang, informan yang berusia 20-30 berjumlah 4 orang 28,57, informan yang berusia 31-40 berjumlah 6 orang 42,86, dan informan yang berusia 41-50 berjumlah 4 orang 28,57.

4.2.4 Identitas Informan Berdasarkan Mata Pencaharian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat diklasifikasikan identitas informan berdasarkan mata pencaharian, seperti tercantum pada tabel di bawah ini: Tabel 4.5 Distribusi Informan Berdasarkan Mata Pencaharian No. Mata Pencaharian Frekuensi orang Persentase 1. Pedagang 2 14,28 2. Wiraswasta 2 14,28 3. PNS 6 42,86 4. Pegawai Honor 2 14,28 5. Karyawan Swasta 2 14,28 Jumlah 14 100 Sumber: Hasil Wawancara, Januari 2017 Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa keseluruhan informan berjumlah 14 orang, informan yang bermatapencaharian sebagai pedagang berjumlah 2 orang 14,28, informan yang bermatapencaharian sebagai wiraswasta berjumlah 2 orang 14,28, informan yang bermatapencaharian sebagai PNS berjumlah 6 orang 42,86, informan yang bermatapencaharian sebagai pegawai honor berjumlah 2 orang 14,28, dan informan yang bermatapencaharian sebagai karyawan swasta berjumlah 2 orang 14,28.

4.3 Hasil Wawancara

Wawancara merupakan salah satu cara untuk mendapatkan informasi dari para informan kunci tentang Implementasi Kebijakan Pelayanan KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir dalam memberikan pelayanan kependudukan. Sesuai dengan rancangan penelitian, telah ditetapkan jumlah informan kunci Universitas Sumatera Utara 98 1 orang dan informan utama sebanyak 3 orang. Orang yang ditetapkan sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah orang yang dianggap dapat menjawab segala sesuatu yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, yaitu yang berhubungan dengan proses implementasi Kebijakan Pelayanan KTP-el. Yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini yaitu Kepala Dinas Kepedudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir, informan utama yaitu Sub. Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan, dan Operator KTP- el. Sedangkan yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Samosir. Tipe wawancara yang dipilih oleh penulis yaitu tipe wawancara berstruktur, di mana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu penulis menyusun daftar pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun jelas berhubungan dengan proses implementasi Kebijakan Pelayanan KTP-el tersebut. Dalam wawancara ini penulis hanya memilih beberapa orang informan kunci, utama dan informan tambahan yang akan diberikan pertanyaan sesuai dengan bidang dan kedudukan mereka masing-masing sehingga seluruh permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini dapat terjawab. Dilihat dari indikator implementasi kebijakan, antara lain:

1. Standart dan Sasaran Kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya dari ukuran dan tujuan kebijakan yang bersifat realistis dengan sosio-kultur yang ada di level pelaksana kebijakan. Setiap kebijakan publik harus mempunyai standart dan sasaran kebijakan yang jelas dan terukur. Dengan ketentuan tersebut maka suatu tujuan dari kebijakan tersebut dapat terwujud. Jika dalam kebijakan standart dan sasaran yang tidak jelas akan menimbulkan konflik dan kesalahapahaman diantara agen pelaksana. Dengan diterapkannya program KTP-el di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Samosir, maka para impelementor harus mengetahui sasaran dan tujuan kebijakan tersebut. Kebijakan bisa saja tidak berhasil karena Universitas Sumatera Utara