Gambar 4. A. Laserasi, B. Konkusi, C. Abrasi
11
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Johnson, klasifikasi yang paling sering dilakukan adalah metode klasifikasi Ellis. Klasifikasi ini sederhana sebab
hanya didasarkan pada sistem numerik yang menggambarkan tingkat batasan dari trauma.
5
2.3 Perawatan Trauma Gigi Menurut Klasifikasi WHO
WHO membagi perawatan trauma pada gigi sulung dan gigi permanen. Pembahasan berikut ini adalah mengenai perawatan trauma pada gigi sulung sesuai
dengan klasifikasi trauma WHO. Perawatan trauma gigi sulung pada kerusakan jaringan keras gigi dan pulpa terdiri atas infraksi enamel, fraktur enamel
uncomplicated crown fracture , fraktur enamel – dentin uncomplicated crown
fracture , complicated crown fracture, uncomplicated crown-root fracture,
complicated crown-root fracture dan fraktur akar.
2,12-17
a. Infraksi Enamel Diagnosis infraksi enamel adalah fraktur tidak sempurna retak pada enamel
tanpa kehilangan struktur. Secara keseluruhan pada gambaran radiografi anatomi terlihat normal. Tidak ada perawatan khusus, tujuan perawatan untuk menjaga
keutuhan struktural dan vitalitas pulpa. b. Fraktur Enamel uncomplicated crown fracture
Diagnosis fraktur enamel adalah fraktur hanya mengenai enamel. Tidak ada ditemukan kelainan pada gambaran radiografi. Perawatan fraktur untuk gigi sulung
pada anak yang kurang kooperatif, cukup dengan menghilangkan bagian-bagian yang
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
tajam. Anak yang kooperatif, dapat dilakukan penambalan dengan menggunakan semen glass ionomer atau kompomer. Instruksikan kepada orangtua untuk diet lunak
pada anak selama 10-14 hari dan menyikat gigi dengan bulu sikat yang lembut selesai makan.
c. Fraktur Enamel – Dentin uncomplicated crown fracture Diagnosis fraktur enamel-dentin adalah fraktur hanya mengenai enamel dan
dentin tetapi belum sampai ke pulpa. Tidak ada kelainan radiografi, namun terlihat ada ruang antara fraktur dengan pulpa. Perawatan untuk gigi sulung adalah
melakukan penambalan dengan menggunakan semen glass ionomer, sedangkan fraktur yang besar dapat menggunakan kompomer. Instruksikan kepada orangtua
untuk diet lunak pada anak selama 10-14 hari dan menyikat gigi dengan bulu sikat yang lembut selesai makan.
d. Complicated crown fracture Diagnosis complicated crown fracture adalah fraktur mengenai enamel,
dentin dan pulpa. Tahap perkembangan akar dapat ditentukan dari gambaran radiografi. Perawatan pada trauma jika akar dalam proses reasorbsi adalah ekstraksi.
Jika pulpa masih vital, dilakukan pulpotomi dengan kalsium hidroksida; apabila pulpa nonvital, dilakukan pulpektomi. Instruksikan kepada orangtua untuk diet lunak
pada anak selama 10-14 hari dan menyikat gigi dengan bulu sikat yang lembut selesai makan. Menindaklanjuti perawatannya adalah melakukan pemeriksaan klinis setelah
1 minggu, kemudian melakukan pemeriksaan klinis dan radiografi setelah 6 – 8 minggu dan melakukan kembali setelah 1 tahun.
e. Uncomplicatedcomplicated crown-root fracture Diagnosis uncomplicated crown-root fracture adalah fraktur mengenai
enamel, dentin tetapi belum mengenai pulpa sementara untuk yang complicated crown-root fracture
sudah mengenai pulpa. Gambaran radiografi dalam posisi lateral, terlihat ada batasan margin gingival untuk melihat banyaknya fragmen. Jika gigi tidak
dapat direstorasi lagi, perawatannya adalah melakukan ekstraksi. Jika tidak apikal fragmen dapat menggangu benih gigi permanen. Instruksikan kepada orangtua untuk
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
diet lunak pada anak selama 10-14 hari dan menyikat gigi dengan bulu sikat yang lembut selesai makan. Menindaklanjuti perawatan melakukan pemeriksaan klinis
setelah 1 minggu. Setelah 1 tahun lakukan pemeriksaan radiografi untuk melihat erupsi gigi permanen.
f. Fraktur akar Diagnosis fraktur akar adalah gigi yang mengalami fraktur akar umumnya
akan terjadi ekstrusi fragmen mahkota dan biasanya mahkota bergeser ke arah palatal. Gambaran radiografinya adalah fraktur akar mengenai setengah atau sepertiga apikal.
Perawatan trauma tergantung pada stabilitas dari fragmen mahkota. Jika fragmen mahkota tidak bergeser, tidak diperlukan perawatan. Jika fragmen bergeser, dapat
direposisikan secara perlahan-lahan. Apabila pergeseran fragmen mahkota terlihat menjauh dari posisi seharusnya maka perawatan terbaik adalah pencabutan fragmen
mahkota. Instruksikan kepada orangtua untuk diet lunak pada anak selama 10-14 hari dan menyikat gigi dengan bulu sikat yang lembut selesai makan. Menindaklanjuti
pengobatan yaitu setelah 1 minggu lakukan pemeriksaan klinis, setelah 6 – 8 minggu pemeriksaan klinis. Dilakukan ekstraksi setelah 1 tahun melakukan pemeriksaan
klinis dan radiografi sampai eksfoliasi. Perawatan trauma pada kerusakan jaringan periodontal terdiri atas konkusi,
subluksasi, luksasi ekstrusif, luksasi lateral, luksasi intrusif dan avulsi.
2,12-17
a. Konkusi Diagnosis konkusi adalah trauma dan peradangan pada ligamen periodontal,
perkusi tanpa mobilitas dan pendarahan. Pada gambaran radiografi periapikal tidak ditemukan adanya kelainan. Kasus ini tidak membutuhkan perawatan khusus. Hanya
diperlukan observasi. Instruksikan kepada orangtua untuk diet lunak pada anak selama 10-14 hari, menyikat gigi dengan bulu sikat yang lembut selesai makan dan
penggunaan topikal khlorheksidin dua kali sehari selama satu minggu. Tujuan pengobatan adalah untuk mengoptimalkan penyembuhan ligamen periodontal dan
vitalitas pulpa. Tindaklanjut perawatan perlu dilakukan pemeriksaan klinis setelah 1
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
minggu, kemudian setelah 6 – 8 minggu. Tidak ada terapi pulpa yang diindikasikan kecuali terjadi infeksi.
b. Subluksasi
Diagnosis subluksasi ditandai dengan peningkatan mobilitas gigi tanpa perpindahan atau pergeseran gigi. Ada atau tanpa perdarahan pada sulkular. Pada
gambaran radiografi periapikal tidak ditemukan ada kelainan dan biasanya ruang periodontal normal. Namun foto rongent tetap direkomendasikan untuk melihat
adanya pergeseran dan fraktur akar. Perawatan kasus subluksasi untuk gigi sulung adalah menganjurkan orangtua untuk membersihkan luka anak setiap hari dan
memberikan diet lunak 10 – 14 hari dan penggunaan topikal khlorheksidin dua kali sehari selama satu minggu. Tujuan pengobatan adalah untuk mengoptimalkan
penyembuhan ligamen periodontal dan jaringan neurovaskular. Pada umumnya prognosis biasanya baik. Biasanya gigi akan kembali normal setelah 2 minggu.
c. Luksasi Ekstrusif Diagnosis luksasi ekstrusif menunjukkan sebagian gigi mengalami
perpindahan dari soketnya. Gambaran pada radiografi periapikal terlihat adanya peningkatan ruang ligamen periodontal. Perawatan yang dilakukan tergantung kepada
besarnya pergeseran, mobilitas, dan pembentukan akar. Jika ekstrusif tidak parah 3mm gigi dapat direposisi secara perlahan. Untuk kasus ekstrusif yang parah,
ekstraksi dapat menjadi pilihan perawatan setelah gigi sulung seutuhnya terbentuk sempurna. Instruksikan kepada orangtua untuk diet lunak pada anak selama 10-14
hari, menyikat gigi dengan bulu sikat yang lembut selesai makan dan penggunaan topikal khlorheksidin dua kali sehari selama satu minggu. Tujuan pengobatan adalah
untuk menstabilkan kembali anatomi posisi gigi yang benar, mengoptimalkan penyembuhan ligamen periodontal dan jaringan neurovaskular untuk tetap menjaga
estetis dan integritas fungsi.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
d. Luksasi Lateral Diagnosis luksasi lateral ditandai dengan adanya pergeseran gigi biasanya
dalam arah palatallingual dan labial. Gambaran radiografi terlihat peningkatan ruang apikal ligamen periodontal dan terlihat jelas pada paparan oklusal. Paparan tersebut
sering menunjukkan perubahan posisi gigi permanen. Perawatannya adalah sebagai berikut :
a. Jika tidak ada ganguan oklusal seperti pada kasus ligamen periodontal, maka
gigi dapat direposisikan secara spontan. b.
Kasus gangguan oklusal yang ringan dilakukan grinding. c.
Kasus gangguan oklusal yang parah, gigi dapat direposisikan perlahan dengan kombinasi. Setelah dianastesi, dilakukan penekanan.
d. Pergeseran mahkota yang parah, dilakukan ekstraksi.
Instruksikan kepada orangtua untuk diet lunak pada anak selama 10-14 hari, menyikat gigi dengan bulu sikat yang lembut selesai makan dan penggunaan topikal
khlorheksidin dua kali sehari selama satu minggu. Prognosis umum dipengaruhi oleh kurangnya penelitian untuk mengevaluasi ekstraksi gigi.
e. Luksasi Intrusif Diagnosis luksasi intrusif adalah gigi kehilangan tempat melalui plat tulang
labial. Gambaran radiografi terlihat apikal gigi kehilangan tempat dan peningkatan ruang ligamen periodontal. Gigi yang mengalami intrusi ke palatal perawatan terbaik
adalah ekstraksi; sedangkan pada gigi yang intrusi ke bukal, cukup lakukan evaluasi karena gigi erupsi kembali kearah semula. Instruksikan kepada orangtua untuk diet
lunak pada anak selama 10-14 hari, menyikat gigi dengan bulu sikat yang lembut selesai makan dan penggunaan topikal khlorheksidin dua kali sehari selama satu
minggu. Menindaklanjuti pengobatan yaitu melakukan pemeriksaan klinis setelah 1 minggu. Pemeriksaan klinis dan radiografi setiap 4 minggu sampai gigi semuanya
erupsi kemudian 6 bulan, 1 tahun dan setiap tahun berikutnya sampai semua gigi permanen tumbuh. Prognosis umum untuk gigi sulung, 90 akan membantu
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
memperbaiki erupsi gigi permanen nantinya. Ankilosis dapat terjadi jika ligamen periodontal dan gigi yang intrusif tidak ditangani dengan optimal.
f. Avulsi Diagnosis pada avulsi terlihat gigi benar-benar keluar dari soketnya.
Gambaran radiografi periapikal penting untuk memastikan bahwa gigi yang tanggal tidak mengganggu. Replantasi pada gigi sulung yang avulsi tidak di indikasikan
karena memiliki potensi untuk merusak pertumbuhan gigi permanen dan meningkatkan nekrosis pulpa. Instruksikan kepada orangtua untuk diet lunak pada
anak selama 10-14 hari, menyikat gigi dengan bulu sikat yang lembut selesai makan dan penggunaan topikal khlorheksidin dua kali sehari selama satu minggu.
Menindaklanjuti pengobatan yaitu pemeriksaan klinis setelah 1 minggu. Pemeriksaan klinis dan radiografi setelah 6 bulan. Pemeriksaan klinis dan radiografi setelah 1
tahun dan dilakukan setiap tahunnya sampai semua gigi permanen tumbuh. Tujuan dilakukannya perawatan adalah untuk mencegah perkembangan trauma yang lebih
lanjut. Perawatan trauma pada kerusakan jaringan tulang pendukung pada prinsipnya
hampir mirip. Diagnosis fraktur alveolar menunjukkan fraktur pada tulang alveolar, segmen gigi goyang dan biasanya mengalami pergeseran sehingga dapat mengenai
tulang alveolar sebelahnya. Pada gambaran radiografi dapat dilihat garis horizontal fraktur pada apeks gigi. Gambaran lateral radiografi dapat memberikan relasi antara
dua gigi dan jika segmen berpindah ke arah labial. Perawatan untuk fraktur alveolar adalah melakukan ekstraksi pada gigi yang mengalami fraktur.
2,12-17
2.4 Penanganan Trauma Gigi yang Dilakukan Dokter Gigi