Analisis Bivariat HASIL PENELITIAN

4.4 Analisis Bivariat

Untuk menjelaskan hubungan citra pelayanan rawat inap puskesmas yang meliputi: fasilitas pelayanan, peran dokter, petugas pelayanan kesehatan, ketersediaan sarana non medis dan kondisi lingkungan dengan need masyarakat di puskesmas maka dilakukan uji statistik korelasi Pearson Product Moment dengan hasil sebagai berikut : 1. Pada citra pelayanan rawat inap puskesmas, yaitu variabel peran dokter p=0,001, pelayanan petugas kesehatan p=0,012, ketersediaan sarana non medis p=0,001, dan kondisi lingkungan p=0,008, menunjukkan hubungan secara signifikan dengan need masyarakat di puskesmas karena p0,05. Variabel fasilitas pelayanan p=0,207 tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan need masyarakat di puskesmas karena p0,05. 2. Menurut Colton dalam Hastono 2001, melalui hasil uji statistik dari korelasi Pearson dapat dilihat kekuatankeeratan hubungan dua variabel sehingga dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: a. Hubungan variabel peran dokter dengan need masyarakat di puskesmas menunjukkan hubungan yang kuat r= 0,533 dan berpola positif +, artinya semakin baik peran dokter maka semakin baik need masyarakat terhadap rawat inap di puskesmas. b. Hubungan variabel pelayanan petugas kesehatan dengan need masyarakat di puskesmas menunjukkan hubungan yang kuat r=0,434 dan berpola positif +, artinya semakin baik pelayanan petugas kesehatan maka semakin baik need masyarakat terhadap rawat inap puskesmas. c. Hubungan variabel ketersediaan sarana non medis dengan need masyarakat di puskesmas menunjukkan hubungan yang kuat r=0,535 dan berpola positif +, artinya semakin baik ketersediaan sarana non medis maka semakin baik need masyarakat terhadap rawat inap di puskesmas. d. Hubungan variabel kondisi lingkungan dengan need masyarakat di puskesmas menunjukkan hubungan yang kuat r=0,456 dan berpola positif +, artinya semakin baik kondisi lingkungan maka semakin baik need masyarakat terhadap rawat inap di puskesmas. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.16. berikut ini: Tabel 4.16. Hasil Uji Statistik Korelasi Pearson No Variabel Correlation Coefficient r Significant p 1 Fasilitas Pelayanan 0,226 0,207 2 Peran dokter 0,533 0,001 3 Pelayanan Petugas Kesehatan 0,434 0,012 4 Ketersediaan sarana non medis 0,535 0,001 5 Kondisi lingkungan 0,456 0,008 Ket: signifikan 4.5 Hasil Uji Statistik Multivariat Untuk memperoleh penjelasan dari setiap data mengenai hubungan antara beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen, yang dimaksudkan untuk dapat memberikan informasi yang lebih banyak bukan sekadar deskripsi dari data yang teramati, tetapi juga dapat menarik inferensi tentang hubungan dari tiap variabel populasi sampel yang diambil, maka analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji regresi linear berganda pada tingkat kepercayaan 95 α=0,05. Berdasarkan hasil uji statistik bivariat, dapat diketahui bahwa variabel peran dokter, pelayanan petugas kesehatan, ketersediaan sarana non medis dan kondisi lingkungan dapat dilanjutkan ke analisis multivariat regresi linier berganda karena ρ- value0,25, hasilnya adalah sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh yang bermakna antara variabel pelayanan petugas kesehatan ρ=0,001 dan kondisi lingkungan ρ=0,009 terhadap need masyarakat di puskesmas karena nilai ρ0,05. 2. Peran dokter ρ=0,276 dan ketersediaan sarana non medis ρ=0,458 tidak memiliki pengaruh yang bermakna terhadap need masyarakat di puskesmas rawat inap. 3. Nilai koefisien determinasi R Square adalah 0,716 artinya pelayanan petugas kesehatan dan kondisi lingkungan memberikan pengaruh hanya sebesar 71,6 terhadap need masyarakat di puskesmas, sedangkan sisanya 28,4 dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Hasil uji Anova memiliki nilai F hitung F=17,634 dan ρ=0,0000,05. 4. Model persamaan regresi yang terbentuk adalah: Y = -0,125 + 0,157 X 1 + 0,408 X 2 + 0,128 X 3 + 0,452 X 4 Keterangan: Y = variabel need masyarakat di puskesmas rawat inap X 1 = variabel peran dokter X 2 = variabel pelayanan petugas kesehatan X 3 = variabel ketersediaan sarana non medis X 4 = variabel kondisi lingkungan Berdasarkan persamaan di atas dapat dideskripsikan bahwa : 1. Apabila dinaikkan satu poin variabel peran dokter, maka akan diikuti peningkatan nilai variabel need masyarakat di puskesmas rawat inap sebesar 0,157 kali. 2. Apabila dinaikkan satu poin variabel pelayanan petugas kesehatan, maka variabel need masyarakat di puskesmas rawat inap akan meningkat sebesar 0,408 kali. 3. Apabila dinaikkan satu poin variabel ketersediaan sarana non medis, maka variabel need masyarakat di puskesmas rawat inap akan meningkat sebesar 0,128 kali. 4. Apabila dinaikkan satu poin variabel kondisi lingkungan, maka variabel need masyarakat di puskesmas rawat inap akan meningkat sebesar 0,452 kali. Hasil analisis regresi tersebut sesuai dengan Tabel 4.17 berikut ini: Tabel 4.17. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda No. Variabel Taraf Signifikan B R R Square ρ Value 1 Konstanta -0,125 0,716 0,675 0,000 2 Peran dokter 0,276 0,157 3 Pelayanan petugas kesehatan 0,001 0,408 4 Ketersediaan sarana non medis 0,458 0,128 5 Kondisi lingkungan 0,009 0,452

BAB V PEMBAHASAN

Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi linier berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pelayanan petugas kesehatan dan kondisi lingkungan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap need masyarakat di puskesmas rawat inap, sedangkan variabel fasilitas pelayanan, peran dokter dan ketersediaan sarana non medis tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap need masyarakat di puskesmas rawat inap.

5.1 Variabel Citra Pelayanan Rawat Inap yang berpengaruh terhadap Need

Masyarakat Di Puskesmas 5.1.1 Variabel Pelayanan Petugas Kesehatan Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa pelayanan petugas kesehatan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap need masyarakat di puskesmas ρ=0,001 α=0,05. Hasil pengamatan di lapangan, terlihat adanya perbedaan need masyarakat di puskesmas antara responden yang jarang berkunjung ke puskesmas dan yang sering berkunjung ke puskesmas. Responden yang sering berkunjung ke puskesmas terlihat lebih baik penilaian citra pelayanan petugas kesehatannya daripada responden yang jarang berkunjung puskesmas. Hal ini disebabkan karena responden yang sering berkunjung ke puskesmas mendapatkan suasana kenyamanan dan keakraban yang diberikan oleh petugas kesehatan sementara pasien yang jarang berkunjung ke puskesmas tidak mendapatkan hal tersebut.