BAB II URAIAN TEORITIS
Menurut Nawawi 1995:40, dalam sebuah penelitian perlu dibuat kerangka teori sebagai landasan berpikir untuk menggambarkan dari segi manda penliti
menyoroti masalah yang telah dipilih. Sedangkan Kerlinger menjabarkan pengertian teori sebagai suatu himpunan konstruk konsep, defenisi, dan
proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, utnuk menjelaskan relasi diantara gejala
tersebut Rakhmat, 1998:6. Berikut merupakan teori-teori yang dianggap relevan dengan penelitian ini adalah:
II.1 Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan ide, gagasan dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.
Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata lisan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal
yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama
atau sama makna Effendy, 1990:9. Sama makna yang dimaksudkan adalah
Universitas Sumatera Utara
selain mengerti bahasa yang digunakan dalam suatu percakapan kita juga harus mengerti makna dari bahan yang dipercakapkan. Jika selama percakapan
berlangsung tercapai kesamaan makna tersebut, maka percakapan itu bisa dikatakan komunikatif.
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh komunikator kepada komunikan. Pikiran bisa merupakan gagasan,
informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, kegairahan, dan sebagainya
yang timbul dari lubuk hati. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap Effendy, 1990:11, yaitu:
a. Proses komunikasi secara primer.
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau
simbol sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara
langsung dapat menterjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
b. Proses komunikasi secara sekunder.
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media
kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Pentingnya peranan media sekunder dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam
mencapai komunikan. Akan tetapi, para ahli komunikasi mengakui bahwa keefektifan dan efisiensi komunikasi bermedia hanya dalam menyebarkan pesan-
Universitas Sumatera Utara
pesan yang bersifat informatif saja. Selanjutnya, ada 5 lima faktor yang mempengaruhi proses komunikasi
menurut William G. Scott Suprapto, 2006:7, yakni: 1.
The Act Perbuatan Perbuatan komunikasi menginginkan pemakaian lambang-lambang yang
dapat dimengerti secara baik dan hubungan-hubungan yang dilakukan oleh manusia. Pada umumnya lambang-lambang tersebut dinyatakan dengan bahasa
atau dalam keadaan tertentu tanda-tanda lain dapat pula dipergunakan. 2.
The Scene Adegan Adegan sebagai salah satu faktor dalam komunikasi ini menekankan
hubungannya dengan lingkungan komunikasi. Adegan ini menjelaskan apa yang dilakukan, simbol apa yang digunakan, dan arti dari apa yang dikatakan. Dengan
kata lain, dengan menggunakan simbol apa sesuatu itu dapat dikomunikasikan. 3.
The Agent Pelaku Individu-individu yang mengambil bagian dalam hubungan komunikasi
disebut pelaku komunikasi. Pengirim komunikator dan penerima komunikan yang terlibat di dalamnya adalah contoh pelaku komunikasi tersebut. Dan
peranannya seringkali saling menggantikan dalam situasi komunikasi yang berkembang.
4. The Agency Perantara
Alat-alat yang dipergunakan dalam komunikasi dapat membangun terwujudnya perantara itu the agency. Alat-alat itu selain dapat berwujud
komunikasi lisan, tatap muka, dapat juga alat komunikasi tertulis, seperti surat perintah, memo, buletin, nota, surat tugas dan jenis lainnya.
Universitas Sumatera Utara
5. The Purpose Tujuan
Menurut Grace dalam Thoha Suprapto, 2006:8 ada empat macam tujuan tersebut:
- Tujuan Fungsional The Functional Goals, ialah tujuan yang secara pokok bermanfaat untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi atau lembaga.
- Tujuan Manipulasi The Manipulative Goals, tujuan ini dimaksudkan untuk menggerakkan orang-orang yang mau menerima ide-ide yang
disampaikan baik sesuai atau tidak sesuai dengan nilai dan sikapnya sendiri.
- Tujuan Keindahan The Aesthetics Goals, tujuan ini bermaksud untuk menciptakan tujuan-tujuan yang bersifat kreatif. Komunikasi ini
dipergunakan untuk memungkinkan seseorang mampu mengungkapkan perasaan tadi dalam kenyataan.
Wilbur Schramm Effendy, 1990:13 menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan
kerangka acuan frame of reference, yakni paduan pengalaman dan pengertian collection of experiences and meanings yang pernah diperoleh komunikan.
Menurut Schramm, bidang pengalaman field of experience merupakan faktor yang penting dalam komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama
dengan bidang pengalaman komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila pengalaman komunikan tidak sama dengan komunikator akan
timbul kesukaran untuk mengerti satu sama lain.
Universitas Sumatera Utara
Kenyataan telah menunjukkan bahwa komunikasi merupakan unsur penting bagi kehidupan manusia. Sebagai konsekuensi mahluk sosial, setiap manusia akan
melaksanakan kegiatan komunikasi bila ingin mengadakan hubungan dengan pihak lain. Oleh sebab itu, terjadinya komunikasi adalah sebagi konsekuensi
hubungan sosial Effendy, 2002:3. Carl I Hovland mendefenisikan komunikasi adalah suatu proses dimana
seseorang komunikator menyampaikan perangsang biasanya lambang bahasa untuk mengubah perilaku orang lain komunikan Effendy, 2002:48. Horold
Lasswell menyatakan bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “siapa yang menyampaikan, apa yang
sampaikan, melalui jaringan apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” Cangara, 2000:18.
Defenisi-definisi yang dikemukakan tersebut tentunya belum mewakili semua defenisi komunikasi yang telah dibuat banyak pakar, namun sedikit
banyaknya kita telah memperoleh gambaran seperti apa yang dikemukakan oleh Shannon dan Weaver bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang
saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja Cangara, 2000:20.
Karena itu jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, maka kita memiliki beberapa kesamaan dari simbol-simbol yang digunakan dalam
berkomunikasi. Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat lebih efektif maka dapat digunakan komunikasi yang efektif berarti, bahwa
komunikator dan komunikan, dalam hal ini lembaga dan masyarakat sama-sama
Universitas Sumatera Utara
memiliki pengertian yang sama mengenai sesuatu yaitu kebutuhan dan keinginan dari masyarakat terpenuhi dengan baik.
Dari pengertian komunikasi sebagaimana diutarakan diatas, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan
terjadinya komunikasi. Dalam “bahasa komunikasi” komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :
1. Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan, bisa terdiri dari 1
satu orang tetapi juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga.
2. Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang yang ditujukan oleh
komunikator kepada komunikan. 3.
Komunikan adalah orang yang menerima pesan, bisa terdiri dari satu orang atau lebih.
4. Media adalah sarana atau jaringan yang mendukung pesan bila komunikan
jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. 5.
Efek adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan yang berupa sikap dan tingkah laju seseorang Effendy, 2002:6 Joseph A. Devito membagi
komunikasi atas empat macam, yakni komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi public dan komunikasi massa Cangara,
2000:29. Seperti telah disinggung di muka, kegiatan humas pada hakekatnya adalah kegiatan komunikasi dan komunikasi yang digunakan
pada kegiatan humas ini adalah komunikasi public Public Communication.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi publik memiliki ciri komunikasi interpersonal pribadi, karena berlangsung secara tatap muka, tetapi terdapat beberapa perbedaan yang cukup
mendasar sehingga memiliki ciri masing-masing. Dalam komunikasi publik penyampaian pesan berlangsung secara kontiniu. Dapat di identifikasi siapa yang
berbicara dan siapa pendengarnya. Interaksi antara sumber dan penerima sangat terbatas, sehingga tanggapan balik juga terbatas. Hal ini disebabkan oleh jumlah
khalayak yang relatif besar Cangara, 2000:34. Komunikasi publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat kebersamaan solidaritas, mempengaruhi orang
lain, memberi informasi, mendidik dan menghibur Cangara, 2000:2.
II.2 Teori Laswell