Tabel 10. Hasil Uji Linieritas Big-five dengan Avoiding
Variabel Linearity
Deviation from Linearity
Keterangan
openness 0.779
0.986 Hubungan Tidak Linier
Conscientiousness 0.097
0.025 Hubungan Tidak Linier
Extraversion 0.022
0.183 Hubungan Linier
Agreeableness 0.982
0.895 Hubungan Tidak Linier
Neuroticsm 0.011
0.400 Hubungan Linier
Pada tabel 10 di atas diketahui bahwa nilai linieritas dengan p 0.05 menunjukkan adanya hubungan linieritas. Hasil ini menunjukkan bahwa
hanya tipe kepribadian extraversion dan neuroticsm yang memiliki hubungan linier dengan gaya manajemen konflik avoiding.
2. Hasil penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji peran kepribadian big-five dalam gaya manajemen konflik. Pengujian hipotesa dilakukan dengan
menggunakan korelasi pearson product-moment, dari hasil menunjukkan adanya beberapa korelasi antara kepribadian big-five dan gaya manajemen konflik. Hasil
dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Matriks Korelasi Variabel
IV DV
Openness Conscientiousness
Extraversion Agreeableness
Neuroticsm
Compromising .169
.148 .006
.164 -.059
Integrating .270
.078 .178
.164 .052
Obliging .177
-.058 -.020
.094 .101
Dominating .166
-.104 -.031
-.031 .020
Avoiding .021
-.113 -.158
.002 .178
Universitas Sumatera Utara
Ket : p0,01 , p0,05 Dari hasil uji korelasi yang pertama antara kepribadian big-five dengan gaya
manajemen konflik compromising menunjukkan bahwa yang memiliki korelasi positif adalah tipe kepribadian openness hipotesa-1a diterima, conscientiousness
hipotesa 1b ditolak, dan agreeableness hipotesa 1d diterima. Dari hasil korelasi kemudian dilakukan analisis regresi untuk melihat prediktor paling kuat
yang berhubungan dengan gaya manajemen konflik compromising. Tabel 12. Regresi Big-five dengan Compromising
Model R R
Square Adjusted
R Square Std. Error of
the Estimate Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .172
a
.029 .024
1.062 .029
5.644 1 186 .019
a. Predictors: Constant, Agreeable
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kepribadian yang paling kuat memprediksi gaya manajemen konflik compromising adalah tipe kepribadian
agreeableness R²= .029, di mana tipe kepribadian ini berkontribusi sebanyak 2,9 dalam gaya manajemen konflik compromising. Sedangkan selebihnya
sebesar 97,1 dipengaruhi oleh hal lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Uji korelasi kedua dilakukan pada kepribadian big-five dan gaya manajemen konflik integrating. hasil pengujian menunjukkan bahwa tipe kepribadian yang
memiliki hubungan dengan integrating adalah tipe kepribadian openness hipotesa 2a diterima, extraversion hipotesa 2c diterima, dan agreeableness
Universitas Sumatera Utara
hipotesa 2d diterima. Dari hasil korelasi dilakukan uji selanjutnya yaitu dengan menggunakan analisis regresi.
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tipe kepribadian yang paling
kuat memprediksi gaya manajemen konflik integrating adalah openness R²= .073, yang berarti tipe kepribadian openness hanya berkontribusi sebesar 7,3
sedangkan selebihnya diprediksi oleh hal lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
Uji korelasi ketiga dilakukan antara tipe kepribadian big-five dengan gaya manajemen konflik obliging. Dari hasil pada tabel 11, menunjukkan adanya
hubungan obliging hanya dengan tipe kepribadian openness hipotesa 3a diterima. Setelah itu dilakukan analisis regresi untuk melihat seberapa besar tipe
kepribadian ini berkontribusi dalam gaya manajemen konflik obliging. Tabel 14. Regresi Big-five dengan Obliging
Model R R
Square Adjusted
R Square Std. Error
of the Estimate
Change Statistics R Square
Change F
Change df1 df2 Sig. F
Change 1
.177
a
.031 .026
2.139 .031
6.038 1 186
.015
a. Predictors: Constant, open
Tabel 13. Regresi big-five dengan Integrating
Model R
R Square
Adjusted R
Square Std. Error
of the Estimate
Change Statistics R Square
Change F
Change df1 df2 Sig. F
Change 1
.270
a
.073 .068
1.547 .073
14.663 1 186 .000
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tipe kepribadian openness berkontribusi sebesar R²= .031, yang berarti hanya berkontribusi sebesar 3,1
dalam gaya manajemen konflik obliging. Sedangkan selebihnya berhubungan dengan faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Uji korelasi keempat dilakukan dengan gaya manajemen konflik dominating. Dari hasil pengujian menunjukkan tipe kepribadian yang memiliki
hubungan dengan gaya manajemen konflik dominating adalah openness Hipotesa 4a ditolak. Kemudian dilakukan analisa lanjutan dengan menggunakan
analisis regresi untuk melihat seberapa besar tipe kepribadian openness berkontribusi dalam gaya manajemen konflik dominating. Hasil dapat dilahat
pada tabel 15.
Tabel 15. Regresi Big-five dengan Dominating
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .166
a
.028 .022
3.127 .028
5.293 1 186
.023
a. Predictors: Constant, open
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tipe kepribadian openness berkontribusi sebesar R² = .028, yang berarti memiliki kontribusi hanya sebesar
2,8 pada gaya manajemen konflik dominating. Sedangkan selebihnya dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Uji korelasi kelima dilakukan pada kepribadian big-five dan gaya manajemen konflik avoiding. Seperti yang ada pada tabel 11, tipe kepribadian
yang memiliki hubungan negatif dengan gaya manajemen konflik avoiding adalah extraversion Hipotesa 5d diterima, tetapi memiliki hubungan positif dengan
neuroticsm hipotesa 5e diterima. Kemudian, hasil korelasi dianalisa lebih lanjut dengan analisis regresi, dan menunjukkan hasil seperti pada tabel 16.
Tabel 16. Regresi Big-five dengan Avoiding
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Change Statistics
R Square Change
F Change df1 df2
Sig. F Change
1 .178
a
.032 .027
2.287 .032
6.634 1 202 .011
a.Predictors:Constant,Neuroticsm
Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa tipe kepribadian yang paling berkontribusi dalam avoiding adalah tipe kepribadian neuroticsm R² = .032,
yang berarti tipe kepribadian neuroticsm berkontribusi sebesar 3,2 dalam gaya manajemen konflik avoiding. Sedangkan selebihnya dapat diprediksi oleh faktor
lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
B. Pembahasan