Manifestasi Klinis Pemeriksaan Penunjang

commit to user 11 11

e. Manifestasi Klinis

Diagnosis DM tipe 2 ditandai dengan adanya gejala berupa polifagia, poliuria, polidipsia, lemas dan berat badan turun. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur dan impoteni pada pria serta pruritus vulva pada wanita.

f. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi untuk DM, yaitu kelompok usia dewasa tua 40 tahun, obesitas, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga DM, riwayat kehamilan dengan berat badan bayi 4000 gr, riwayat DM pada kehamilan dan dislipidemia. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksan glukosa darah sewaktu, kadar glukosa darah puasa. Kemudian dapat diikuti dengan Tes Toleransi Glukosa Oral TTGO standar. Cara pemeriksaan TTGO WHO, 1985 adalah: 1. Tiga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa. 2. Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu banyak. 3. Pasien puasa semalam selama 10-12 jam. 4. Perikasa glukosa darah puasa. 5. Berikan glukosa 75 gr yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam waktu 5 menit. 6. Perikasa glukosa darah 1 jam dan 2 jam sesudah beban glukosa. 7. Selama pemeriksaan, pasien yang diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok. commit to user 12 12 Keluhan dan gejala yang khas ditambah hasil pemeriksaan glukosa darah sewaktu 200 mgdl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM. bila hasil pemeriksaan glukosa darah meragukan, pemeriksaaan TTGO diperlukan untuk memastikan diagnosis DM. Untuk diagnosis DM dan gangguan toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah beban glukosa. Sekurang-kurangnya diperlukan kadar glukosa darah 2 kali abnormal untuk konfirmasi diagnosis DM pada hari yang alain atau TTGO yang abnormal. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan penyaring dan diagnosis mgdl Tabel 2.1 Pemeriksaan penunjang pada pasien Diabetes Mellitus DM Bukan DM Belum pasti Kadar glukosa darah sewaktu - Plasma vena 110 110 – 199 200 - Darah kapiler 90 90 – 199 200 Kadar glukosa darah puasa - Plasma vena 110 110 – 125 126 - Darah kapiler 90 90 – 109 110 Kriteria Terbaru Diagnosis Diabetes 2010 Kalbe,2010. 1. A1C 6,5 2. FPG 126 mgdL 7 mmolL, puasa didefinisikan tidak adanya ambilan kalori sedikitnya selama 8 jam commit to user 13 13 3. 2 jam glukosa plasma 200 mgdL 11,1 mmolL selama OGTT dengan asupan glukosa sebanding dengan 75 glukosa anhydrous yang dilarutkan 4. Pasien dengan keluhan klasik hiperglikemia atau krisis hiperglikemia dengan glukosa darah sewaktu 200 mgdL 11,1 mmolL 5. Pemeriksaan diabetes pada pasien asimtomatik 6. Pemeriksaan untuk mendeteksi diabetes tipe 2 pada pasien asimtomatik dilakukan pada setiap usia jika berat badan berlebih atau obesitas BMI 25 kgm2 dan dengan satu atau lebih faktor risiko diabetes lainnya. Jika tanpa risiko pemeriksaan dapat dimulai pada usia 45 tahun. 7. Jika pemeriksaan normal, pemeriksaan kembali dilakukan dalam interval 3 tahun. 8. Pemeriksaan deteksi diabetes asimtomatik adalah A1C, FPG atau OGTT 2 jam 75 g. 9. Deteksi dan Diagnosis Diabetes Gestasional 10. Skrining diabetes gestasional dengan analisa faktor risiko dan OGTT 11. Pasien diabetes gestasional dilakukan skrining diabetes 6-12 minggu pasca kelahiran Monitoring kadar glukosa Monitoring kadar gula darah secara mandiri self monitoring of blood glucose SMBG harus dilakukan 3 atau beberapa kali sehari pada pasien yang menggunakan injeksi suntikan multipel atau pompa terapi insulin. Pada pasien yang menggunakan insulin dengan masa kerja panjang, terapi non insulin atau terapi nutrisi tunggal, SMBG menjadi alat untuk menilai keberhasilan terapi. commit to user 14 14 Untuk mencapai target glukosa darah postprandial, pemeriksaan SMBG postprandial perlu dilakukan. AIC Lakukan pemeriksaan A1C sedikitnya 2 xtahun pada pasien dengan tujuan terapi yang telah dicapai, lakukan pemeriksaan A1C setiap 3 bulan pada pasien yang mengalami perubahan terapi atau tujuan glikemik tidak tercapai. Gunakan hasil pemeriksaan A1C untuk menentukan perubahan terapi yang digunakan CVD cerebrovascular disease, tetapi dalam follow up jangka panjang, mencapai target A1C di bawah atau sekitar 7 segera setelah diagnosis diabetes menurunkan risiko CVD. Hingga didapatkan bukti lebih lanjut, tujuan A1C di bawah 7 menjadi alasan rasional menurunkan risiko komplikasi makrovasular.

g. Penatalaksanaan DM

Dokumen yang terkait

Efektivitas Konseling Kelompok dan Media Promosi Keshatan Video terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Perawatan Kaki Penderita Diabetes Melitus di Klinik Diabetes Puskesmas Sering Medan 2013

3 68 186

Pengetahuan Keluarga Tentang Penatalaksanaan Diet Diabetes Mellitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara

0 47 72

Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus Tentang Komplikasi Diabetes Mellitus Di Rsup H. Adam Malik, Medan

1 79 67

Faktor Risiko yang Memengaruhi Kasus Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Banda Sakti Kecamatan Banda Sakti Kota Lhokseumawe Tahun 2014

2 27 161

Gambaran Pengetahuan dan Perilaku Tentang Penatalaksanaan DM pada Pasien DM di Puskesmas Ciputat Timur

9 88 112

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN KAKI DIABETIK TERHADAP PENGETAHUAN PERAWATAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan Kaki Diabetik terhadap Pengetahuan Perawatan Kaki pada Diabetes Mellitus di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

0 5 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN KAKI DIABETIK TERHADAP PENGETAHUAN PERAWATAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Perawatan Kaki Diabetik terhadap Pengetahuan Perawatan Kaki pada Diabetes Mellitus di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

0 2 13

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA DIABETES MELLITUS Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Penderita Diabetes Mellitus Dalam Pencegahan Luka Kaki Diabetik Di Desa Mrangge

0 3 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA DIABETES MELLITUS Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Penderita Diabetes Mellitus Dalam Pencegahan Luka Kaki Diabetik Di Desa Mrangge

0 2 11

TINGKAT PENGETAHUAN PERAWATAN KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DENGAN ULKUS KAKI DIABETIK DI PUSKESMAS JATILAWANG

0 0 15