62
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
diteliti. Kemutakhiran berarti terkait dengan kebaruan teori atau referensi yang digunakan. Keaslian terkait dengan keaslian sumber penelitian.
5. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan acuan dokumen dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang yang ada di berbagai instansi serta berhubungan dengan penelitian ini seperti data mengenai sejarah berdirinya kawasan wisata, jumlah kunjungan
wisatawan, dan dokumentasi berupa gambar-gambar lokasi penelitian.
H. Analisis Data
Sugiyono 2012:333, dalam penelitian kuantitatif teknis analisis data yang digunakan sudah jelas yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan masalah
atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Karena data yang digunakan oleh peneliti adalah kuantitatif, maka teknik analisis data menggunakan metode
statistik yang sudah tersedia. Misalnya akan menguji hipotesis hubungan antar dua variabel, karena datanya ordinal maka statistik yang digunakan adalah
korelasi Spearman Rank. Metode analisis data yaitu pengolahan data dengan menggunakan
perhitungan statistik dengan ketentuan teknik sampling. Maka dalam mendapatkan data, peneliti menggunakan sampel acak dari populasi dengan
membuat pertanyaan untuk dijawab oleh responden yang dijadikan sampel. Adapaun alternatif jawaban dengan menggunakan rating scale menurut Sugiyono
2012:141 “Dalam skala model rating scale, responden tidak menjawab salah
63
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
satu dari jawaban kualitatif yang telah disediakan, tetapi menjawab salah satu jawaban kuantitatif yang telah disediakan”. Sebagai contoh :
4 = sangat baik 3 = baik
2 = buruk 1 = sangat buruk
Kemudian nilai-nilai alternatif jawaban diproses dan diolah untuk digunakan sebagai alat ukur variabel yang diteliti dengan menggunakan
perhitungan statistik sebagai berikut :
1. Transformasi Data Melalui Method of Successive Interval MSI
Gujarati 2007:218, menjelaskan bahwa “Metode suksesif interval merupakan proses mengubah data ordina
l menjadi data interval”. Data ordinal sebenarnya adalah data kualitatif atau bukan angka sebenarnya. Data ordinal
menggunakan angka sebagai simbol data kualitatif seperti: 4 = sangat baik
3 = baik 2 = buruk
1 = sangat buruk Dalam banyak prosedur statistik seperti regresi, korelasi Pearson, uji t dan
lain sebagainya mengharuskan data berskala interval. Oleh karena itu jika peneliti memiliki data berskala ordinal maka data tersebut harus dirubah ke dalam bentuk
interval untuk memenuhi persyaratan prosedur-prosedur tersebut. Proses mengubah data berskala ordinal menjadi data berskala interval penulis
menggunakan perhitungan dengan menggunakan Microsoft Office Excel Add-In
63
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
STAT97. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk mengubah data ordinal menjadi interval, yaitu :
a Menghitung frekuensi dengan menjumlahkan setiap butir hasil jawaban
responden. b
Menghitung proporsi dengan menjumlahkan setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden.
c Menghitung proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi
secara berurutan pada per kolom skor. d
Menghitung nilai z dengan menggunakan tabel distribusi normal untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
e Menghitung nilai densitas fungsi z dengan menggunakan tabel tinggi
densitas. f
Menghitung nilai skala dengan rumus Method of Successive Internal Nilai Skala NS =
Density at Lower Limit – Density at Upper Limit
Area Below Upper Limit – Area Below Lower Limit
g Menghitung penskalaan interval dengan menggunakan rumus
Y = NS + [ 1 + │Ns
min
│ ]
2. Uji Normalitas Data
Sugiyono 2012:241, menjelaskan bahwa penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi
normal. Oleh karena itu, sebelum pengujian data dilakukan maka terlebih dulu akan dilakukan pengujian normalitas data. Penulis menggunakan perhitungan
dengan menggunakan SPSS 20.0 for windows.
64
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Jika data berdistribusi normal, maka dapat dilakukan analisis statistik parametrik, namun jika berdistribusi tidak normal maka dilakukan analisis
statistik nonparametrik. Sugiyono 2012:210 mengemukakan bahwa statistik parametrik memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi utama adalah data yang
akan dianalisis harus berdistribusi normal. Statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhi banyak asumsi, atau data yang akan dianalisis tidak harus berdistribusi
normal. Dalam pembahasan ini akan dilakukan uji One Sample Kolmogorov- Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05.
Keterangan pengujian: a
Angka signifikan Uji Kolmogorov-Smirnov Sig ≥ 0,05 maka data berdistribusi normal.
b Angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig 0,05 maka data
berdistribusi tidak normal.
3. Analisis Auto Korelasi
Gujarati 2007:213 mengemukakan bahwa Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi
yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak
adanya autokorelasi dalam model regresi. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin Watson. Untuk mempermiudah perhitungan
maka penulis menggunakan perhitungan dengan menggunakan SPSS 20.0 for windows .dengan rumus sebagai berikut :
65
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
d = ∑
∑
Keterangan : a
Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari 4 – dL maka hipotesis nol ditolak, yang berarti terdapat autokorelasi.
b Jika d terletak antara dU dan 4 – dU maka hipotesis nol diterima, yang
berarti tidak ada autokorelasi. c
Jika d terletak antara dL dan dU atau diantara 4 – dL dan 4 – dU maka tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.
4. Analisis Regresi Linier Sederhana
Sugiyono 2012:261, mengemukakan setelah mendapatkan hasil korelasi dari pengaruh fasilitas wisata terhadap kepuasan wisatawan di Wana Wisata
Ranca Upas, maka analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi
seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi dirubah-rubah. Secara umum persamaan regresi sederhana dengan
satu prediktor dapat dirumuskan sebagai berikut : Y’ = a + b X
Keterangan : Y’ = Nilai yang diprediksikan
66
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
a = Konstanta atau bila harga X = 0
b = Koefiensi regresi
X = Nilai variabel independen
5. Analisis Korelasi
Analisis korelasi bertujuan mencari hubungan antara kedua variabel diteliti. Hubungan dua variabel terdiri dari dua macam yaitu hubungan yang
positif dan hubungan yang negatif. Hubungan X dan Y dikatakan positif apabila kenaikan penurunan X pada umumnya diikuti oleh kenaikan penurunan Y.
Penulis menggunakan perhitungan korelasi dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows. Ukuran yang dipakai untuk mengetahui kuat atau tidaknya hubungan
antara X dan Y disebut koefiensi korelasi r. Untuk mengetahui kuat lemahnya koefisiensi korelasi maka penulis menggunakan kriteria Guilford seperti yang
telah dikemukakan oleh Sugiyono 2012 : 257, sebagai berikut : Tabel 3.6
Klasifikasi Koefiensi Korelasi Interval Koefiensi
Tingkat Hubungan ≥ 0,00 0,199
Hubungan yang sangat rendah dan bisa diabaikan ≥ 0,20 0,399
Hubungan yang sangat rendah tidak erat ≥ 0,40 0,699
Hubungan yang sedang ≥ 0,70 0,899
Hubungan yang kuat reliabel ≥ 0,90 1
Hubungan yang sangat kuat Sumber : Sugiyono 2012:257
6. Analisis Koefisiensi Determinasi
67
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Analisis Koefisien Determinasi dipergunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa besar perubahan Kepuasan Wisatawan Terhadap Kondisi
Fasilitas Wisata. Untuk menelusuri hal tersebut dapat ditentukan dengan menghitung koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:
KD = r
2
x 100 Dimana :
KD = koefisien determinasi
r = koefisien korelasi
7. Pengujian Hipotesis
Sugiyono 2012:96, mengemukakan bahwa ”Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.
Sugiyono 2012:99, Dalam statistik terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis kerja dan hipotesis alternatif. Dalam kegiatan penelitian, yang diuji terlebih dahulu adalah
hipotesis penelitian terutama pada hipotesis kerjanya. Bila penelitian akan membuktikan apakah hasil pengujian hipotesis itu signifikan atau tidak, maka diperlukan hipotesis
statistik. Dalam hipotesis statistik, yang diuji adalah hipotesis nol, hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan antara data sampel dan data populasi. Yang diuji
hipotesis nol karena peneliti tidak berharap ada perbedaan antara sampel dan populasi atau statistik dan parameter ukuran-ukuran yang berkenaan dengan sampel.
Terdapat tiga macam bentuk hipotesis, yaitu hipotesis deskriptif yaitu merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri,
kedua hipotesis statistik, dan hipotesis asosiatif. Hipotesis yang digunakan oleh peneliti adalah hipotesis asosiatif. Menurut Sugiyono 2012:103, ”Hipotesis asosoatif adalah
68
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
jawaban sementara terhadap rumusan masalah asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih”.
Sugiyono 2012:228, mengemukakan bahwa terdapat tiga macam bentuk pengujian hipotesis, yaitu uji dua pihak two tail,pihak kanan, dan pihak kiri one tail.
Jenis uji mana yang akan dipakai tergantung pada bunyi kalimat hipotesis. Berdasarkan kalimat hipotesis yang telah dikemukakan di bab dua maka peneliti meneliti hipotesis
dengan menggunakan uji dua pihak two tail test. Untuk mengetahui jawaban dari hipotesis penulis, maka penulis akan menguji
dengan penggunaan statistik uji t dengan hipotesis sebagai berikut :
H :
≤ 0, artinya kontribusi fasilitas wisata di Wana Wisata Ranca Upas tidak mempunyai pengaruh terhadap kepuasan wisatawan.
H
1
: 0, artinya kontribusi fasilitas wisata di Wana Wisata Ranca Upas
mempunyai pengaruh terhadap kepuasan wisatawan. Dengan taraf signifikansi sebesar 5 maka rumus yang digunakan untuk
pengujian hipotesis Uji t adalah sebagai berikut:
2
2 1
hitung
n t
r r
Dimana : t
= Nilai uji t t hitung r
= Nilai koefisien korelasi r
2
= Koefisien determinasi n-2 = Derajat kebebasan distribusi atau uji t
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah ; Jika t
hitung
t
tabel
, maka H
o
ditolak dan H
1
diterima
69
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Jika t
hitung
t
tabel
, maka H diterima dan H
1
ditolak
Pinkan Nidya Putri Munggar, 2013 Kontribusi Fasilitas Wisata Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Wana Wisata Ranca UPAS Kabupaten
Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis mencoba menarik kesimpulan sebagai berikut.Secara keseluruhan tanggapan responden tentang
kontribusi fasilitas wisata terhadap tingkat kepuasan wisatawan yang ada di Wana Wisata Ranca Upas adalah baik, hal ini dapat dilihat dari rata-rata skor dari setiap
indikator yang menunjukkan bahwa semua fasilitas akomodasi, food and beverage, sanitasi, aksesibilitas, fasilitas aktif, dan fasilitas penunjang tergolong dalam kategori
baik. Fasilitas wisata yang dinilai paling baik menurut responden adalah dimensi fasilitas penunjang yaitu indikator fasilitas keamanannya dan fasilitas yang dinilai
buruk adalah dimensi fasilitas akomodasi dalam indikator kelengkapan alat camping. Tanggapan responden tentang kepuasan wisatawan terhadap kontribusi
fasilitas wisata adalah puas, dapat dilihat dari rata-rata skor yang menunjukkan bahwa kepuasan wisatawan terhadap semua fasilitas wisata akomodasi, food and beverage,
sanitasi, aksesibilitas, fasilitas aktif, dan fasilitas penunjang yang disediakan di Wana Wisata Ranca Upas tergolong dalam kategori puas. Hal ini dikarenakan
harapan yang diinginkan sesuai dengan kenyataan yang disediakan. Berdasarkan tingkat kesesuaian persepsi dan ekspetasi, tingkat kesesuaian paling tinggi adalah pos
keamanan dan yang paling rendah adalah kondisi tiket masuk kolam renang.