LATAR BELAKANG Hendra S. Ginting, ST, MT .

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Asia adalah konsumen plastik terbesar di dunia menyerap sekitar 30 konsumsi plastik dunia. Plastik banyak digunakan di berbagai sektor kehidupan. Setiap tahun sekitar 100 juta ton plastik diproduksi di dunia yang digunakan untuk berbagai sektor industri. Sedangkan untuk masyarakat Indonesia di tahun 2004 diperkirakan mencapai 2,3 juta ton. Plastik sintetik sangat berpotensi menjadi material yang mengancam kelangsungan makhluk hidup di bumi ini. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan plastik biodegradable yang aman untuk mikroorganisme [1]. Berdasarkan fakta dan kajian yang pernah ada, perlu dilakukan penelitian dan pengembangan teknologi bahan kemasan yang berbahan alami. Adapun salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah mensintesis polimer yang terdegradasi oleh mikroba tanah, maka salah satu komponen harus merupakan material yang dapat diuraikan oleh mikroba [2]. Salah satu bahan pembuat bioplastik adalah pati. Pati digunakan karena merupakan bahan yang dapat terdegradasi oleh alam. Salah satu penghasil pati yang ada di Indonesia adalah kentang. Kandungan pati pada kentang adalah 22-28 [3]. Plasticizer merupakan salah satu bahan tambahan didalam pembuatan film plastik yang berfungsi untuk menambahkan sifati elastisitas. Salah satu plasticizer yang banyak digunakan adalah gliserol. Gliserol dapat membentuk ikatan pati- plasticizer yang akan mengakibatkan peningkatan elastisitas dari suspense keduanya [4] Berdasarkan penelitian Studi Pembuatan dan Karakteristik Sifat Mekanik dan Hidrofobisitas Bioplastik dari Pati Sorgum yang dilakukan oleh Darni dan Utami pada tahun 2010 disebutkan bahwa pembuatan bioplastik dari pati sorgum dan kitosan sebagai bahan baku dan sorbitol sebagai plasticizer. Hasil menunjukkan bahwa kondisi optimum diperoleh pada pati : kitosan massa perbandingannya 7:3 dan konsentrasi sorbitol 20. Sifat mekanik dari plastik biodegradable di produksi pada suhu 95 o C adalah kekuatan tarik 6,9711 MPa, persentasi pemanjangan saat putus 16,48 , modulus young 42,48 MPa dan tahan air 36,825 [5]. Universitas Sumatera Utara 2 Penelitian Pengaruh Konsentrasi Gliserol Dan Ekstrak Amplas Kulit Apel Terhadap Karakteristik Fisik dan Kimia Edible Film oleh Huri dan Nisa pada tahun 2013 disebutkan bahwa penelitian mereka menggunakan ekstrak ampas kulit apel untuk meningkatkan anti oksidan serta gliserol sebagai plasticizer. Hasil yang diperoleh adalah perlakuan terbaik didapat pada konsentrasi gliserol 10 dan ekstrak ampas kulit apel 6 yaitu kekuatan tariknya sebesar 12 Ncm 2 dan elongasinya sebesar 78 Ncm 2 [4]. Penelitian Potensi Limbah Padat Cair Industri Tepung Tapioka sebagai Bahan Baku Film Plastik Biodegradable yang dilakukan oleh Firdaus dan Anwar pada tahun 2004 disebutkan bahwa pembuatan plastik biodegradable dari limbah padat-cair industri tepung tapioka sebagai bahan baku dan gliserol sebagai plasticizer pada temperature 80-90 o C. Hasil menunjukkan bahwa kondisi optimum diperoleh kekuatan tarik 3,925 MPa, persentase pemanjangan di peroleh 9,217 [6]. Oleh karena itu, pembuatan film plastik dari pati kentang ini dikaji penambahan berat pati kentang dan plasticizer gliserol untuk memperbaiki sifat mekanik dari plastik tersebut.

1.2 PERUMUSAN MASALAH