6.9.2 Pengujian Hipotesis
6.9.2.1 Koefisien Determinasi R
2
Digunakan untuk melihat besarnya pengaruh variabel X terhadap Y. sebelum mengetahui besarnya koefisien determinasi, terlebih dahulu ditentukan
berapa koefisien korelasinya r. Rumus koefisien korelasi dan koefisien determinasi menurut Ridwan dalam azhuar juliandi, 2013 yaitu :
r =
�.∑ ��−∑ �.∑ � �{�.∑ �
�
−∑ �
�
}.{ �.∑ �
�
−∑ �
�
}
�
2
= �
2
� 100
Keterangan: r = Koefisien korelasi variable bebas dan variable terikat
n = Banyaknya sampel X = Skor tiap item
Y = Skor total variabel
5.9.2.2 Uji F
Kemudian untuk menguji keberartian dari koefisien regresi secara simultan, digunakan pengujian statistik uji F dengan formulasi sebagai berikut
Rangkuty, 1997 :
Uji F =
�
2
� 1−�
2
�−�−1
Keterangan: F = Diperoleh dari tabel distribusi
k = jumlah variabel independen R
2
= Koefisien determinasi ganda n = jumlah sampel
Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut : -
Jika F
hitung
F
tabel
pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05, maka terbukti bahwa keempat faktor tersebut secara simultan mempengaruhi keputusan
pembelian. Dengan demikian hipotesis alternative H
1
diterima dan hipotesis mula-mula H
diterima.
- Jika F
hitung
F
tabel
pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05, maka terbukti bahwa keempat faktor tersebut secara simultan tidak mempengaruhi
keputusan pembelian. Dengan demikian hipotesis alternative H
1
ditolak dan hipotesis mula-mula H
diterima.
5.9.2.3 Uji T
Untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel bebas secara parsial individual atau untuk mengetahui variabel mana yang lebih mempengaruhi
keputusan pembelian digunakan uji-t, dengan formulasi dari Rangkuty 1997 sebagai berikut :
t = �
�−2 1−�
2
Keterangan: t = observasi
n = banyaknya observasi r = koefisien korelasi
Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut : -
Jika t
hitung
t
tabel
pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05, maka terbukti bahwa variable faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis secara
parsial mempengaruhi keputusan pembelian.
- Jika t
hitung
t
tabel
pada tingkat kepercayaan 95 α = 0,05, maka terbukti bahwa variable faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologis secara
parsial tidak mempengaruhi keputusan pembelian
36
BAB IV HASIL PENELITIAN
8.1 Sejarah restoran TIP-TOP
Pada tahun 1929, restauran ini bernama Jangkie, sesuai nama pemiliknya, dan berada di jalan Pandu, Medan. Setelah beberapa waktu, restauran ini pindah
ke Kesawan pada tahun 1934 dan bernama Tip-Top yang berarti “sempurna”. Pada masa lalu, Kesawan merupakan pusat bisnis di kota Medan. Banyak kantor
pemerintah dan kantor perusahaan asing yang berlokasi di sini. Orang Belanda yang bekerja di perkebunan atau kantor pemerintah biasanya datang untuk makan
pagi atau menikmati kopi pada sore hari. Mereka sangat tergila-gila akan kopi robusta lokal dari Sidikalang yang beraroma harum dari dapur Tip-Top. Ketika
Jepang menjajah Indonesia pada tahun 1942, nama Tip-Top berubah menjadi Jangkie kembali. Ini disebabkan karena nama Tip-Top yang bernuansa ke-
Belandaan. Setelah Jepang kalah dalam perang dunia ke II pada tahun 1945, nama
Tip-Top kembali digunakan. Setelah kemerdekaan, Tip-Top menjadi populer di kalangan penduduk lokal, Terutama pada kelas menengah dan atas. Mereka
biasanya membawa keluarga dan anak-anak pada akhir pekan. Tip-Top tidak hanya dikunjungi anggota keluarga, tapi juga oleh laki-laki dan perempuan muda
yang sedang jatuh cinta. Mereka membuat kenangan manis yang romantis di restaurant ini. Para orang tua datang untuk bernostalgia, mengenang kebersamaan
mereka yang indah di masa lalu sambil membawa anak-anak mereka.