Monografi simplisia daun jarak pagar terdaftar di buku Materia Medika Indonesia MMI. Hasil perhitungan pemeriksaan karakteristik serbuk simplisia
daun jarak pagar dapat terlihat pada Lampiran 6-10.
4.3 Hasil Skrining Fitokimia Simplisia Dan Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar
Penentuan golongan senyawa kimia simplisia dan ekstrak etanol daun jarak pagar dilakukan untuk mendapatkan informasi golongan senyawa
metabolit sekunder yang terdapat di dalamnya. Adapun pemeriksaan yang dilakukan terhadap simplisia dan ekstrak etanol daun jarak pagar adalah
pemeriksaan golongan senyawa alkaloid, saponin, flavonoid, antrakuinon, tanin, glikosida dan streoidtriterpenoid. Hasil skrining dapat dilihat pada Tabel
4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Hasil skrining fitokimia simplisia dan ekstrak etanol daun
jarak pagar No.
Pemeriksaan Hasil
Simplisia Ekstrak
1 Alkaloid
+ +
2 Saponin
+ +
3 Flavonoid
+ +
4 Antrakuinon
- -
5 Tanin
- -
6 Glikosida
+ +
7 SteroidTriterpenoid
+ +
Keterangan : + = mengandung senyawa yang diperiksa; - = tidak mengandung senyawa yang diperiksa
Tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa simplisia dan ekstrak etanol daun jarak pagar memiliki kandungan senyawa kimia yang sama yaitu alkaloid,
saponin, flavonoid, glikosida dan streoidtriterpenoid, ini disebabkan oleh sifat etanol yang memiliki gugus hidroksil polar dan gugus alkil yang bersifat
nonpolar Wilbraham dan Matta, 1992.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Robinson 1995, senyawa flavonoida, saponin dan steroidatriterpenoid merupakan senyawa kimia yang memiliki potensi sebagai
antibakteri dan antivirus. Senyawa fenol dan turunannya flavonoid merupakan zat antimikroba
dengan cara meracuni protoplasma, merusak dan menembus dinding sel, serta mengendapkan protein sel mikroba. Komponen fenol juga dapat mendenaturasi
enzim yang bertanggung jawab terhadap germinasi spora atau berpengaruh terhadap asam amino yang terlibat dalam proses germinasi. Flavonoid memiliki
spektrum aktivitas antimikroba yang luas dengan mengurangi kekebalan pada organisme sasaran Setyaningsih, 2010.
Saponin memiliki berat molekul tinggi sehingga menjadikan upaya isolasi untuk mendapatkan saponin yang murni menemui banyak kesulitan.
Berdasarkan struktur aglikonnya sapogeninnya, saponin dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu tipe steroid dan tipe triterpenoid. Kegunaan saponin
mengakibatkan hemolisis. Oleh karena itu, relatif berbahaya bagi semua organisme binatang bila saponin diberikan secara parenteral. Saponin memiliki
kegunaan dalam pengobatan, terutama karena sifatnya yang mempengaruhi absorpsi zat aktif secara farmakologi Basjir, 2012.
Saponin termasuk dalam kelompok antibakteri yang mengganggu permeabilitas membran sel bakteri, yang mengakibatkan kerusakan membran
sel dan menyebabkan keluarnya berbagai komponen penting dari dalam sel bakteri yaitu protein, asam nukleat dan nukleotida Ganiswarna, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa terpenoid dapat menghambat pertumbuhan dengan mengganggu proses terbentuknya membran
dan atau dinding sel, membran atau dinding sel tidak terbentuk atau terbentuk tidak sempurna Mahatmi dkk, 2012.
Triterpenoid adalah senyawa metabolit sekunder daun jarak pagar. Mekanisme triterpenoid sebagai antibakteri adalah bereaksi dengan porin
protein transmembran pada membran luar dinding sel bakteri, membentuk ikatan polimer yang kuat sehingga mengakibatkan rusaknya porin. Rusaknya
porin yang merupakan pintu keluar masuknya senyawa akan mengurangi permeabilitas membran sel bakteri yang akan mengakibatkan sel bakteri akan
kekurangan nutrisi, sehingga pertumbuhan bakteri terhambat atau mati Ganiswarna, 1995.
4.4 Hasil Ekstraksi Serbuk Simplisia Daun jarak pagar