Besaran Perusahaan Net Profit Margin

berpengaruh terhadap perataan laba. Atau dengan kata lain variabel return on assetdapat digunakan sebagai indikator yang dikaitkan dengan tindakan perusahaan yang melakukan perataan laba, sedangkan dua variabel lainnya tidak dapat digunakan sebagai indikator yang dikaitkan dengan tindakan perusahaan yang melakukan perataan laba. Nilai Cox Snell R Square, yang dapat dianalogikan sebagai koefisien determinasi R 2 pada regresi linier, sebesar 0,613 yang menyatakan bahwa 61,3 keragaman dapat dijelaskan oleh model regresi variabel besaran perusahaan, net profit margin, operating profit margin dan return on asset, sedangkan selebihnya sebesar 38,7 dijelaskan diluar model regresi. Hasil pengujian univariate atas variabel return on asset tersebut ternyata tidak didukung oleh pengujian multivariate secara serentak. Di mana hasil dari pengujian secara serentak diperoleh kesimpulan bahwa variabel total aktiva, net profit margin, operating profit margin dan return on asset secara signifikan tidak berpengaruh terhadap perataan laba pada perusahaan sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Berikut ini pembahasan terhadap masing-masing variabel dalam pengujian univariate.

1. Besaran Perusahaan

Perhitungan statistik menunjukkan bahwa besaran perusahaan yang diproksikan kedalam total aktiva tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap praktik perataan laba. Terbukti dari hasil uji logistic regression secara serentak dengan nilai signifikansi sebesar 0,998 lebih besar dari 0,05 dan logistic regression secara bertahap pada tahap kedua sebesar 0,994 masih Universitas Sumatera Utara lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti besar kecilnya perusahaan tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian terdahulu, seperti Muchammad 2001, Juniarti 2005 dan Nani 2006, dimana besaran perusahaan tidak bepengaruh terhadap perataan laba. Menurut Muchammad 2000, bahwa perusahaan yang besar tidak selamanya diidentikkan dengan padat modal, tetapi bisa jadi padat karya. Hal ini memberikan suatu kesimpulan bahwa nilai total aktiva kurang tepat untuk dijadikan tolak ukur besarnya suatu perusahaan. Dengan demikian dimungkinkan adanya komponen lain yang dapat dijadikan parameter dalam mengukur besarnya perusahaan, seperti harga saham.Hal ini didukung oleh pernyataan Grant 1995 dalam Salno dan Baridwan 2000, bahwa besar kecilnya perusahaan dapat dilihat dari tingkat kemakmurannya yang tercermin dalam nilai pasar.

2. Net Profit Margin

Perhitungan statistik menunjukkan bahwa net profit margintidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap praktik perataan laba. Terbukti dari hasil uji logistic regression secara serentak dengan nilai signifikansi sebesar 0,998 lebih besar dari 0,05 dan logistic regression secara bertahap pada tahap kedua sebesar 0,993, tahap ketiga sebesar 0,990 dan tahap keempat sebesar 0,443 masih lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti besar kecilnya rasio net profit margintidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Penelitian ini konsisten terhadap peneliti sebelumnya yang dilakukan Nani Universitas Sumatera Utara 2006.Walaupun net profit marginsecara logis terkait langsung dengan objek perataan laba, tetapi tetap tidak dapat membuktikan bahwa net profit marginmempunyai pengaruh terhadap perataan laba.

3. Operating Profit Margin