xlv
15 Durian Tinggung
28 0,95
198 16 Bandar
Pinang 28
0,93 196
17 Bandar Kwala
28 0,94
196 18 Silinda
27 0,93
196 19 Rumah
Deleng 28
0,93 197
20 Tiga jugar
26 0,93
196 21 Negeri
Kasihan 27
0,92 196
Sumber : Dinas Pengairan Provinsi Sumatera Utara, 2003 Sesuai dengan data pada Tabel 4 diketahui bahwa suhu udara maksimum adalah sebesar 29
o
C, dengan kecepatan angin maksimum sebesar 0,95 mdet dengan curah hujan maksimum rata-rata 199 mm. Suhu udara tertinggi 29
o
C terdapat pada stasiun Negeri Dolok dan Stasiun Saribu Dolok. Pengukuran suhu terendah 26
o
C tercatat pada stasiun Siporkas dan stasiun Tiga Jugar. Berdasarkan data yang diperoleh dari setiap stasiun Meterologi dapat disimpulkan bahwa suhu atau temperatur
pada lokasi penelitian berkisar antara 26 C hingga 29
C.
Besarnya curah hujan dilokasi penelitian berkisar 195 mm sampai dengan 199 mm dan kecepatan angin dilokasi penelitian 0.90 mdt hingga 0.95 mdt, bila dirata-
ratakan berkisar 0,93 mdt.
4.2. Lahan
Secara umum kerakteristik Sungai Ular dari hulu ke hilir adalah terdiri dari 3 tiga jenis areal yaitu : areal yang berfungsi sebagai golongan hutan, golongan semi hutan, dan golongan terbuka, keberadaan masing-masing areal tersebut
dengan luas yang berbeda-beda. Pada hulu sungai secara umum masih memiliki daerah aliran sungai yang termasuk golongan hutan yaitu berada
pada kiri-kanan badan air sungai, areal tersebut merupakan lahan yang masih ditumbuhi pepohonan tahunan yang tinggi, serta mampu menahan air dan mampu mempertahankan kontur tanah sehingga tidak longsor menutupi badan sungai. Jika
diteliti lebih lanjut areal-areal yang berfungsi sebagai hutan ini masih ada karena faktor kondisi topografi areal tersebut yang sedemikian curam. Areal yang masih menjadi golongan hutan secara teknis sangat sulit dialih fungsikan menjadi
lahan persawahan dan pertanian karena memiliki kemiringan di atas 45
o
Lampiran 2-4. Kemiringan areal yang sedemikian besar sangat menyulitkan masyarakat petani untuk mengalih fungsikannya
menjadi areal persawahan, perladangan dan perkebunan. Walaupun areal dengan kemiringan 45
o
tidak dapat dijadikan
Iman Suroto: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sungai Ular Di Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
xlvi
sebagai lahan persawahan dan pertanian, areal yang demikian pada sebahagian lokasi telah berubah fungsi menjadi Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah yang berasal dari kota-kota kecamatan di sekitar areal tersebut. Pada areal tersebut
tertimbun sampah yang telah bertahun-tahun berada di areal tersebut. Secara keseluruhan luas Catchment Area Sungai Ular adalah 1.133,43 km
2
yang terdiri dari 3 jenis peruntukan seperti tertera pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Luas Catchment Area Berdasarkan Jenis Peruntukan No
Peruntukan Luas
Persen 1
Hutan 113,343 - 170,015 km
2
10 – 15 2
Semi Hutan 453,372 – 566,715 km
2
40 – 50 3
Areal Terbuka 566,715 – 680,058 km
2
50 – 60 Sumber : Dinas Pengairan Provinsi Sumatera Utara, 2003
Luasan daerah aliran sungai yang termasuk golongan hutan ini diperkirakan hanya tinggal sekitar 10 -15 dari keseluruhan DAS Ular, luasan areal jenis golongan hutan ini cenderung berkurang setiap waktu. Hal ini diakibatkan
besarnya kegiatan alih fungsi lahan menjadi areal perkebunan, perladangan dan pertanian masyarakat, serta banyaknya areal yang menjadi Tempat Pembuangan Akhir TPA sampah sehingga sebahagian besar tanamanpepohonan menjadi
rusak dan mati. Pengalihan fungsi lahan yang semula adalah termasuk areal golongan hutan dirubah menjadi areal perkebunan
masyarakat, berkembangnya perkebunan secara langsung akan mengundang bertumbuh kembangnya permukiman- permukiman dari masyarakat. Keadaan ini memberikan sumbangan yang besar terhadap kerusakan Daerah Aliran Sungai
DAS Ular. Berkembangnya permukiman-permukiman masyarakat menjadi kendala besar bagi lancarnya aliran air Sungai
Ular. Hal ini disebabkan karena Sungai Ular juga harus menanggung beban limbah domestik yang dibuang masyarakat secara langsung ke badan sungai. Demikian halnya masih seringnya campur tangan masyarakat untuk membendung
pinggiran sungai dengan harapan lahannya semakin besar, keadaan ini mengakibatkan lebarnya sungai juga semakin mengecil.
Berbeda halnya di daerah tengah dan hilir yang dominan menjadi areal terbuka, areal ini dipenuhi dengan aktivitas penambang bahan galian C yang banyak menggali pinggiran Sungai Ular, kegiatan pengerukan tersebut berakibat
melebarnya permukaan dan semakin dalamnya alur sungai tersebut. Besarnya luasan Daerah Aliran Sungai DAS Ular yang berfungsi sebagai hutan untuk tempat simpanan air sudah sangat tidak layak lagi, sehingga pengaturan keberadaan
air tanah tidak berfungsi dengan baik. Pada musim penghujan air akan secara cepat mengalir kehilir sehingga dapat menyebabkan banjir, demikian halnya pada musim kemarau simpanan air tanah sangat minimal. Keadaan ini akan
Iman Suroto: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sungai Ular Di Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
xlvii
menyebabkan daerah disekitarnya menjadi kekurangan air yang pada akhirnya akan menyebabkan permukaan air Sungai Ular menurun.
Daerah Aliran Sungai DAS Ular yang termasuk pada golongan semi hutan secara umum sangat tergantung dari campur tangan manusia disekitarnya. Daerah ini memiliki kecenderungan membesar lagi karena adanya kegiatan pengalih
fungsian lahan. Golongan areal demikian secara umum terdiri dari areal perkebunan tanaman keras, daerah yang telah terlantar di atas 5 tahun yang dikelola masyarakat menjadi lahan perkebunan.
Daerah Aliran Sungai DAS Ular lainnya adalah areal yang digolongkan sebagai areal terbuka. Areal terbuka banyak yang ditanami dengan tumbuhan jangka pendek atau tanaman-tanaman musiman, areal terbuka ini ditemukan di
sepanjang aliran sungai sekitar berjarak 1 sampai dengan 10 meter dari tepi badan sungai. Areal ini semakin hari semakin melebar yang diakibatkan adanya upaya masyarakat mengalih fungsikan lahan golongan hutan dan semi hutan yang
terlantar menjadi lahan terbuka, untuk ditanami tanaman jangka pendek khususnya tanaman ubi kayu, ubi jalar, jagung, kacang tanah, kacang hijau, cabai merah dan cabai rawit tepat di tepi sungai Lampiran 2-1 dan Lampiran 2-2
Disepanjang Sungai Ular terdapat persawahan masyarakat yang dilengkapi irigasi setengah teknis dan irigasi teknis. Persawahan tersebut terdapat pada pertengahan hingga daerah hilir sungai serta tanaman sayur-sayuran. Pada
daerah hulu dan areal yang telah terlantar selama 5 tahun dan areal gersang keseluruhan diperkirakan sekitar 50 - 60, yang secara umum ditumbuhi tanaman liar jenis perdu dan pada beberapa tempat menjadi tempat tumpukan sampah
Lampiran 2-2. Kegiatan lainnya yang semakin menurunkan debitpermukaan Sungai Ular adalah pengambilan galian C.
Peningkatan penggalian bahan galian C di tepi Sungai Ular akan menurunkan tinggi permukaan Sungai Ular, yang semakin memperparah dan mempersulit masuknya air ke bangunan pengambilan bebas air bangunan tempat masuknya air dari
badan sungai ke saluran irigasi pertanian, yang pada akhirnya persawahan masyarakat akan kekurangan air dan kekeringan. Dalam mengkontrol tingginya permukaan Sungai Ular telah dibangun 7 tujuh Station Pencatat Elevasi muka
air sungai. Ketujuh stasiun pencatat tersebut sesuai Tabel 6 berikut : Tabel 6. Station Pencatat Elevasi Muka Air Sungai
No Stasiun Pencatat
Keterangan 1 Denai
Lama 2 Perbaungan
3 Ular Bridge
4 Serbajadi
Pengambilan bebas Free Intake Pulau Tagor 5 Bandar
Tiga 6 Jembatan
Paku
Iman Suroto: Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sungai Ular Di Kabupaten Deli Serdang, 2008. USU e-Repository © 2008
xlviii
7 Siujan-ujan
Sumber : Bagpro PSA Hidrologi Sumut Dinas Pengairan Provinsi Sumatera Utara 2003, Publikasi Data Debit Sungai
Ketujuh stasiun pencatat tersebut ini akan memberikan informasi tentang naik- turunnya permukaan Sungai Ular untuk mengetahui kecenderungan dari keberadaan
air Sungai Ular. Keadaan ini akan sangat membantu dalam pengelolaan banjir serta kekeringan di daerah sekitarnya. Manfaat lainnya dari stasiun pencatat ini adalah
untuk mengukur besarnya debit Sungai Ular. Ketujuh stasiun pencatat dikelola bagian Pengembangan Sumber Air, Hidrologi Dinas Pengairan Provinsi Sumetera Utara.
4.3. Debit Sungai Ular