Hakikat Belajar Kajian Teoritik

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha untuk memperoleh ilmu atau menguasai suatu keterampilan. 3 Biggs dalam pendahuluan Teaching for Learning mendefinisikan belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan kuantitatif; rumusan instusional, dan rumusan kualitatif 4 . Secara kuantitatif, belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif denga fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional, belajar dipandang sebagai proses ”validasi’ atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah ia pelajari. Dan pengertian belajar secara kualitatif ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Bertolak dari hal-hal tersebut diatas, dapat dikemukakan beberapa hal mengenai belajar sebagai berikut : a. Belajar merupakan suatu proses, yang mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku. b. Perubahan perilaku itu dapat aktual, yaitu yang menampak, tetapi juga dapat bersifat potensial, yang tidak menampak pada saat itu, tetapi akan nampak di lain kesempatan. c. Perubahan yang disebabkan karena belajar relatif permanen, yang berarti perubahan itu akan bertahan dalam waktu yang relatif lama. d. Perubahan perilaku baik aktual maupun yang potensial merupakan perubahan yang melalui pengalaman atau latihan. Tetapi pada dasarnya banyak kecerdasan yang lebih tinggi atau “cara-cara mengetahui” yang telah teridentifikasi, diantaranya : linguistic, matematika, visual, perasa, musical, interpersonal, intrapersonal, dan intuisi. 5 3 W. J. S. Poerdaminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2002, Cet.Ke-17, h. 22. 4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2003, Cet. Ke- 8, h. 91 5 Bobby DePorter Mike Hernacki, Quantum Learning, Bandung : Penerbit Kaifa, 2002, Cet. Ke-12, h. 31. Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman atau latihan.

2. Hakikat Matematika

Seperti kata Abraham S Lunchins dan Edith N Lunchins : ”Apakah matematika itu ?” pertanyaan tersebut dapat dijawab secara berbeda-beda tergantung pada bilamana pertanyaan itu dijawab, dimana dijawab, siapa yang menjawab dan apa sajakah yang dipandang termasuk dalam matematika.” 6 Dengan demikian, tidaklah mudah menjawab dan merumuskan apa yang dimaksud dengan matematika. Berbagai pendapat muncul tentang pengertian matematika tersebut. James dan James dalam kamus matematikanya mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi kedalam tiga bidang, yaitu : aljabar, analisis dan geometri. Reys dkk dalam bukunya mengatakan bahwa matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. 7 Menurut Johnson dan Myklebust matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Dalam Kamus lengkap bahasa Indonesia, matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan, hubungan antar bilangan dan prosedur yang digunakan di penyelesaian masalah mengenai bilangan 8 . Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang didalamnya terdapat ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, serta terdapat konsep-konsep yang saling berhubungan dan dipresentasikan dengan bahasa symbol. 6 H. Erman Suherman,et.al., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia, 2003, h. 15 7 H. Erman Suherman , et. al., Strategi..., h. 15 8 Drs. Dani K, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya : Putra Harsa, h.335

3. Pembelajaran Matematika

Menurut Suherman, pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap 9 . Pembelajaran adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Menurut Usman, pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Wragg, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang memudahkan siswa untuk mempelajari sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep dan bagaimana hidup serasi dengan seksama, atau suatu hasil belajar yang diinginkan. 10 Objek pembelajaran matematika adalah abstrak, oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah tidak bisa lepas dari sifat-sifat matematika yang abstrak dan sifat perkembangan intelektual siswa yang kita ajar. Berikut beberapa sifat atau karakteristik pembelajaran matematika di sekolah. a. Pembelajaran matematika adalah berjenjang bertahap Bahan kajian matematika diajarkan secara berjenjang atau bertahap, yaitu dimulai dari hal yang konkrit dilanjutkan ke hal yang abstrak atau dari konsep yang mudah menuju konsep yang lebih sukar. b. Pembelajaran matematika mengikuti metode spiral Dalam setiap memperkenalkan konsep atau bahan yang baru perlu memperhatikan konsep atau bahan yang telah dipelajari sebelumnya. c. Pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif Matematika adalah ilmu deduktif, namun demikian kita harus dapat memilih pendekatan yang cocok dengan kondisi anak didik yang 9 Drs. Asep Jihad et. al., Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta : Multi Pressindo, 2009, h. 11 10 Drs. Asep Jihad et. al., Evaluasi……..., h. 12