Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa promosi dalam bentuk kegiatan perpustakaan dapat dilakukan dengan banyak cara diantaranya melalui
pameran, ceramah dan seminar, bercerita, bazar, perlombaan dan kuis, wisata perpustakaan serta pemutaran film dan video kaset.
2.8 Kendala Promosi Perpustakaan
Pada dasarnya dalam upaya melakukan kegiatan promosi, perpustakaan sering kali mendapatkan berbagai kendala. Baik kendala yang datang dari dalam
maupun kendala yang datang dari luar, sehingga perpustakaan sulit untuk mempromosikan layanan serta koleksi-koleksi yang terdapat di perpustakaan.
Kendala-kendala tersebut akan diuraikan pada uraian berikut : yaitu, kendala dari dalam dan kendala dari luar.
2.8.1 Kendala dari Dalam Perpustakaan
Kendala-kendala promosi perpustakaan yang datang dari dalam perpustakaan adalah :
1. Lemahnya pengetahuan pustakawan terhadap ilmu dan teknik
pemasaran. 2.
Pandangan tradisional bahwa perpustakaan adalah sebuah gudang buku.
3. Tidak memadainya gedung perpustakaan
4. Kurangnya dana yang memadai untuk membeli bahan pustaka dan
membuka layanan baru. 5.
Lemahnya apresiasi para pustakawan tentang kebijakan pengguna perpustakaan dewasa ini lebih membuat banyak jasa di perpustakaan
Mustafa, 1996 : 58.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kendala-kendala yang dihadapi perpustakaan adalah adanya anggapan yang kurang positif tentang
perpustakaan, tidak memadainya gedung perpustakaan, dan yang sangat berpengaruh adalah kurang tersedianya dana dan kurangnya pengetahuan
pustakawan tentang ilmu dan teknik pemasaran dalam melakukan promosi.
Universitas Sumatera Utara
2.8.2 Kendala dari Luar Perpustakaan
Selain kendala yang dihadapi dari dalam juga ada kendala yang dihadapi dari luar perpustakaan dalam melakukan kegiatan promosi. Menurut Mustafa
1996 : 58 kendala yang datang dari luar perpustakaan adalah sebagai berikut : 1.
Kecuali untuk jenis perpustakaan umum dan khusus, maka sasaran bagi pelayanan perpustakaan pada umumnya berada di lingkungan
perpustakaan dalam tempo sementara. 2.
Masih kurangnya komitmen dari pimpinan dalam dukungan terhadap perpustakaan.
3. Lemahnya manajemen organisasi.
4. Faktor sosial, yaitu sudah menjadi budaya pengguna yang jarang ke
perpustakaan. 5.
Staf pengajar di perguruan tinggi atau guru sekolah kurang banyak memberi tugas kepada mahasiswa atau siswa yang dapat memaksa
mereka untuk menggunakan perpustakaan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kendala yang berasal dari luar, seperti faktor sosial dan kurangnya dukungan terhadap perpustakaan harus
selalu diwaspadai karena sangat mempengaruhi pengguna untuk jarang ke perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perpustakaan BAPERASDA Propinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Brigjen Katamso No. 45 K Medan.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Arikunto 1995 : 309 penelitian deskriptif adalah :
Penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status segala gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya
pada saat penelitian dilakukan. Penelitian deskriptif tidak memerlukan administrasi atau pengontrolan terhadap sesuatu perlakuan.
Pada penelitian ini, penulis hanya memaparkan secara apa adanya data
yang telah diperoleh dari kuesioner terhadap pihak pustakawan untuk selanjutnya diinterpretasikan melalui pembandingan hal tersebut dengan pendapat para ahli.
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Pelaksanaan suatu penelitian selalu berhadapan dengan objek yang diteliti atau yang diselidiki. Menurut Sugiyono 1998 : 57, “Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek penelitian atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berpedoman pada pendapat di atas, bahwa populasi penelitian ini adalah seluruh pustakawan Perpustakaan Baperasda
Propinsi Sumatera Utara yang berjumlah 34 orang.
Universitas Sumatera Utara