karyawan yang memberikan saran yang baik diberi imbalan, dan pemberitahuan tentang saran dan nama orangnya dipasang dalam papan pengumuman Menurut Kossen 2002:192,
partisipasi oleh manajer sering menghilangkan rasa permusuhan dan perlawanan dan, sebaliknya, menciptakan iklim sikap-sikap kerjasama yang cenderung meningkatkan pengaruh
para manajer atas bawahannya.
E. Stres Kerja
Ada beberapa alasan mengapa masalah stres yang berkaitan dengan organisasi perlu diselesaikan pada saat ini Nimran,1999:79-80, antara lain:
a. Masalah stres adalah masalah yang akhir-akhir ini sering dibicarakan, dan posisinya sangat penting dalam kaitannya dengan produktivitas kerja karyawan.
b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam organisasi sehingga perlu disadari dan dipahami keberadaannya.
c. Pemahaman sumber-sumber stres yang disertai dengan pemahaman terhadap cara- cara mengatasinya, penting sekali bagi karyawan dan siapa saja yang terlibat dalam
organisasi demi kelangsungan organisasi yang sehat dan efektif. d. Individu pasti merupakan bagian dari satu atau beberapa organisasi, baik sebagai
atasan maupun sebagai bawahan, pernah mengalami stres meskipun dalam taraf yang amat rendah.
e. Zaman kemajuan di segala bidang seperti sekarang ini menuntut manusia untuk mempunyai kinerja yang lebih baik. Peralatan kerja yang semakin modern dan
efisien, dan di lain pihak beban kerja pada satuan organisasi juga semakin bertambah sehingga menuntut energi karyawan lebih besar dari sebelumnya. Dampak dari
fenomena ini adalah stres kerja yang meningkat.
Universitas Sumatera Utara
1. Pengertian Stres Menurut Siagian 2003:300, mengemukakan bahwa stres merupakan kondisi
ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Gejala stres di tempat kerja dapat dilihat dari faktor-faktor sebagai berikut:
Nimran, 2006: 93 a. Kepuasan kerja rendah
b. Kinerja yang menurun c. Tidak mempunyai semangat kerja
d. Komunikasi tidak berjalan dengan baik e. Melakukan tugas-tugas yang tidak produktif
f. Kurangnya kreatifitas Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa stres merupakan suatu
kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi seseorang dimana karyawan terpaksa memberikan tanggapan melebihi kemampuan penyesuaian
dirinya terhadap suatu tuntutan eksternal lingkungan. 2. Pengertian Stres Kerja
Menurut Luthans dalam Imatama, 2006:18 mendefinisikan bahwa Stres sebagai suatu tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan
proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan lingkungan, situasi atau peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda.
Masalah stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisiensi di dalam pekerjaan. Stres karyawan
Universitas Sumatera Utara
perlu sedini mungkin diatasi oleh seorang pimpinan, agar hal-hal yang merugikan perusahaan dapat diatasi. Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir, dan kondisi seseorang. Orang-orang yang mengalami stres menjadi nervous dan merasakan kekuatiran kronis. Mereka sering menjadi marah-marah, agresif, dan tidak dapat
relaks atau memperlihatkan sikap yang tidak kooperatif. Terjadinya stres kerja disebabkan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik
kepribadian karyawan dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua kondisi pekerjaan, adanya beberapa atribut tertentu dapat mempengaruhi daya tahan
stres seorang karyawan. 3. Kategori Penyebab Stres Kerja
Kondisi-kondisi yang menyebabkan stres disebut stressors. Stres bisa disebabkan oleh satu stessor, biasanya keryawan mengalami stres karena kombinasi stressors. Ada dua
kategori penyebab stres, yaitu on-the-job dan off-the-job Handoko, 2000:200-201 Kondisi pekerjaan di perusahaan bisa menyebabkan stres, tetapi hal ini tergantung
pada reaksi karyawan. Sebagai contoh, seorang karyawan akan dengan mudah menerima dan mempelajari prosedur kerja baru, sedangkan seorang karyawan lain tidak atau bahkan
menolaknya. Kondisi kerja yang menyebabkan stres bagi karyawan dinyatakan sebagai penyebab stres “on the job”, antara lain :
a. Beban kerja yang berlebihan
b. Tekanan atau desakan waktu
c. Buruknya kualitas supervisi
d. Iklim politis yang tidak aman
e. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai
f. Wewenang yang tidak cukup untuk melaksanakan tanggung jawab
Universitas Sumatera Utara
g. Kemenduaan peranan role ambiguity
h. Frustasi
i. Konflik antar pribadi dan antar kelompok
j. Perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dan karyawan
Stres karyawan juga dapat disebabkan masalah-masalah yang terjadi di luar perusahaan. Penyebab-penyebab stres “off-the-job” antara lain:
a. Kekuatiran finansial
b. Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak
c. Masalah-masalah fisik
d. Masalah-masalah perkawinan
e. Masalah-masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara
4. Gejala Adaptasi Umum Ada 3 tiga tingkatan yang berbeda dari respon atau tanggapan seseorang terhadap
stres yaitu alarm alarm, perlawanan resistance, dan peredaan exhaustion. Pertama, tahap peringatan dini atau alarm. Tahap ini merupakan awal dari reaksi tubuh terhadap
adanya suatu tekanan atau stres. Reaksi awal pada umumnya terjadi dalam bentuk suatu pesan biokimia yang ditandai dengan adanya gejala seperti otot menegang, tekanan darah
meningkat, denyut jantung meningkat dan lain sebagainya. Sejalan dengan terus berlangsungnya stres, maka tahap selanjutnya adalah tahap kedua yaitu tahap perlawanan.
Tahap ini ditandai dengan adanya gejala, ketegangan, kegelisahan, kelesuan dan lain sebagainya yang menandakan seseorang sedang melakukan perlawanan terhadap stres.
Perlawanan terhadap stres sering menimbulkan kecelakaan, pengambilan keputusan yang kurang baik dan sakit. Tahap peredaan ditandai dengan runtuhnya tingkat perlawanan. Tahap
Universitas Sumatera Utara
ini akan muncul berbagai penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner, penyakit gula darah, dan sebagainya
5. Dampak Stres Kerja Pada Karyawan Pengaruh stres kerja ada yang menguntungkan dan ada yang merugikan bagi
karyawan. Pengaruh yang menguntungkan diharapkan akan memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Usaha mengatasi stres dapat berupa
perilaku melawan stres fight atau berdiam diri freeze. Reaksi ini biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung situasi dan bentuk stres. Perubahan seperti ini di tempat kerja
merupakan gejala individu yang mengalami stres, antara lain: a.
Bekerja melewati batas kemampuan b.
Keterlambatan masuk kerja c.
Tingkat absensi yang meningkat d.
Kesulitan membuat keputusan e.
Kesalahan yang fatal f.
Kelalaian menyelesaikan pekerjaan g.
Lupa dengan janji yang dibuat h.
Kesulitan berhubungan dengan orang lain i.
Kerisauan tentang kesalahan yang dibuat j.
Menunjukkan gejala fisik seperti pada alat pencernaan, tekanan darah tinggi, dan radang pernafasan.
6. Dampak Stres Kerja Pada Perusahaan
Menurut Siagian 2003:301, mengidentifikasi beberapa perilaku negatif karyawan yang berpengaruh terhadap organisasi atau perusahaan. Dampak negatif yang ditimbulkan
oleh stres kerja dapat berupa :
Universitas Sumatera Utara
a. Terjadinya hambatan baik dalam manajemen maupun operasional
b. Mengganggu kenormalan aktivitas kerja
c. Menurunkan tingkat produktivitas
d. Menurunkan pemasukan dan keuntungan perusahaan. Kerugian finansial dialami
perusahaan disebabkan ketidakseimbangan antara produktivitas dengan biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji, tunjangan, dan fasilitas lainnya.
7. Mengelola Stres Kerja Karyawan
Mengatasi stres dapat dilakukan dengan dua pendekatan yaitu pendekatan individu dan pendekatan organisasi. Pendekatan individu penting dilakukan karena stres dapat
mempengaruhi kehidupan, kesehatan, produktivitas, dan penghasilan. Pendekatan organisasi bukan saja karena alasan kemanusiaan tetapi juga karena pengaruhnya terhadap prestasi
semua aspek dari organisasi dan efektivitas organisasi secara keseluruhan. Perbedaan penanggulangan stres antara pendekatan individu dengan pendekatan organisasi tidak
dibedakan secara tegas, pengurangan stres dapat dilakukan pada tingkat individu, organisasi,
maupun kedua-duanya.
Menurut Siagian 2003:302-303 mengemukakan bahwa ada berbagai langkah yang dapat diambil untuk mengatasi stres kerja karyawan, antara lain :
a. Merumuskan kebijakan manajemen dalam membantu para karyawan menghadapi
berbagai stres. b.
Menyampaikan kebijaksanaan tersebut kepada seluruh karyawan sehingga mereka mengetahui kepada siapa mereka dapat meminta bantuan dan dalam bentuk apa jika
mereka menghadapi stres.
Universitas Sumatera Utara
c. Melatih para manajer dengan tujuan agar mereka peka terhadap timbulnya gejala-gejala
stres di kalangan para bawahannya dan dapat mengambil langkah-langkah tertentu sebelum stres itu berdampak negatif terhadap prestasi kerja para bawahannya.
d. Melatih para karyawan mengenali dan menghilangkan sumber-sumber stres.
e. Membuka jalur komunikasi dengan para karyawan sehingga mereka benar-benar
diikutsertakan untuk mengatasi stres yang dihadapinya. f.
Memantau terus-menerus kegiatan organisasi sehingga kondisi yang dapat menjadi sumber stres dapat diidentifikasikan dan dihilangkan secara dini.
g. Menyempurnakan rancang bangun tugas dan tata ruang kerja sedemikian rupa sehingga
berbagai sumber stres yang berasal dari kondisi kerja dapat dielakkan. h.
Menyediakan jasa bantuan bagi para karyawan apabila mereka sempat menghadapi stres.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya PDAM Tirtanadi