Kategori Sikap Responden Sikap Responden Tentang Hubungan Seks Pra-nikah

5.4.1. Kategori Sikap Responden

Berdasarkan tabel 4.24 diketahui bahwa sebagian sikap responden tentang hubungan seksual pra-nikah ada pada kategori sedang yaitu yaitu berjumlah 45 orang 64,3, dan pada ketegori baik yaitu berjumlah 17 orang 24,3, sedangkan sebagian kecil ada pada kategori kurang sebanyak 8 orang 11,4. Berdasarkan tabel 4.25 diketahui bahwa sebagian besar sikap responden tentang hubungan seksual pra-nikah berdasarkan jenis kelamin ada pada sedang dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 28 orang 40, sedangkan sebagian kecil ada pada kategori kurang dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 2 orang 2,9 Berdasarkan tabel 4.26 diketahui bahwa sebagian besar sikap responden tentang hubungan seksual pra-nikah berdasarkan wilayah tempat tinggal ada pada kategori sedang dengan wilayah tempat tinggal di Belawan sebanyak 34 orang 38,6, sedangkan sebagian kecil ada pada kategori kurang dengan wilayah tempat tinggal di luar belawan sebanyak 1 orang 1,4 Berdasarkan tabel 4.22 diketahui bahwa sebagian besar sikap responden tentang hubungan seksual pra-nikah berdasarkan uang sakubulan ada pada kategori sedang dengan uang sakubulan 151.000 – 300.000 sebanyak 23 orang 32,8, sedangkan sebagian kecil ada pada kategori kurang dengan uang sakubulan 150.000 sebanyak 2 orang 2,9. Dari keempat tabel yang menggambarkan kategori sikap responden secara keseluruhan mengelompokkan sikap responden di kategori sedang. Menurut Notoatmodjo 2005 Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. sikap itu mempunyai 3 komponen Universitas Sumatera Utara pokok : 1 Kepercayaan keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu objek 2 Kehidupan emosional atau evaluasi tehadap suatu objek, 3 Kecendrungan untuk bertindak tend to behave. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh total atitude. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Dari pernyataan tersebut responden mempunyai sikap yang sedang, jika dilihat dari tingkat pengetahuan yang sedang, maka dapat disimpulkan pengetahuan yang sedang dapat membentuk sikap yang sedang. 5.5. Tindakan Responden Tentang Hubungan Seks Pra-nikah. 5.5.1. Tindakan Responden Dalam Upaya BertanyaBerdiskusi Tentang Kesehatan Reproduksi Atau Yang Bersifat Seksual Sebulan Terakhir Berdasarkan tabel 4.28 perihal tindakan responden dalam upaya bertanyaberdiskusi tentang kesehatan reproduksi atau yang bersifat seksual sebulan terakhir kepada keluarga ayah, ibu, abang, adik, sanak saudara dalam sebulan terakhir sebagian besar menjawab tidak pernah bertanya kepada keluarga sebanyak 51 orang 72,9. Berdasarkan tabel 4.29 perihal tindakan responden dalam upaya bertanyaberdiskusi tentang kesehatan reproduksi atau yang bersifat seksual sebulan terakhir kepada guru dalam sebulan terakhir sebagian besar menjawab pernah sebanyak 40 orang 57,1. Berdasarkan tabel 4.30 perihal tindakan responden dalam upaya bertanyaberdiskusi tentang kesehatan reproduksi atau yang bersifat seksual sebulan terakhir kepada teman sebaya dalam sebulan terakhir menjawab pernah sebanyak 51 orang 72,9. Hal ini menurut asumsi peneliti dikarenakan kondisi sosial dari lingkungan responden yang menjadikan teman sebaya sebagai wadah Universitas Sumatera Utara untuk berdiskusi tentang hal-hal yang sifatnya sensitif atau vulgar. Pendapat itu sejalan dengan pendapat Soetjiningsih 2004 yang mengatakan bahwa Dalam perkembangan sosial remaja, kelompok sebaya juga merupakan wadah untuk belajar kecakapan-kecakapan sosial, karena melalui kelompok remaja dapat mengambil peran. Dimana kelompok sebaya juga dapat menjadi teman sekaligus pemberi informasi hal-hal yang ingin diketahui remaja. Pendapat tersebut juga sesuai dengan pendapat Anonim 2003 bahwa, teman sebaya akan sangat lebih kuat pengaruhnya dalam menentukan perilaku yang akan dipilih seorang remaja. Masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri dan membina sosialisasi dengan teman- teman sebaya dalam memperluas informasi dilingkungan pergaulannya, sehingga wajar saja ketika informasi-informasi tentang keberadaan kesehatan reproduksi juga menjadi topik pembicaraan mereka sehari–hari. Dalam kesehariannya remaja cenderung mengikuti kata-kata teman sebayanya daripada kata-kata orang tuanya, sehingga kontrol dalam dirinya menjadi berkurang. 5.5.2. Tindakan Responden Pernah Membaca Majalah, Menonton Video, Atau Melihat Di Internet Tentang Hal-Hal Yang Berbau Pornografi Sebulan Terakhir Berdasarkan tabel 4.31. diketahui bahwa sebagian besar tindakan responden adalah pernah membaca majalah, menonton video, atau melihat di internet tentang hal-hal yang berbau pornografi sebulan terakhir sebanyak 42 orang 60. Sejalan dengan hasil penelitian Jufri 2007, bahwa 151 remaja di Makasar dengan wawancara terhadap mereka tentang akibat yang ditimbulkan saat atau setelah mengakses situs porno. Umumnya mereka menjawab senang mendapatkan informasi dan contoh-contoh dari berbagai adegan erotis yang dilihatnya., serta mengalami Universitas Sumatera Utara ereksi dan kuatnya dorongan untuk melakukan onani atau masturbasi, sering berkhayal dan terbawa dalam mimpi, bahkan ada yang mengaku sering melakukannya dengan lawan jenis, baik dengan pacarnya atau orang lain. Ketika ditanyakan apa reaksi mereka jika melihat orang lain berciuman, bercumbu, dan berhubungan seks baik dengan tunangannya, pacarnya atau orang lain, mereka mengatakan biasa saja karena hal itu merupakan suatu ekspresi seksual yang asasi bagi tiap orang.dan menurut peneletian yang dilakukan oleh Fadhila 2008 dari 121 orang siswa yang pernah melihat situs porno, hampir keseluruhan pernah mengalami perilaku seksual. Dari 121 siswa yang pernah melihat situs porno, ada 62 orang 51,2 siswa pernah berciuman bibir, 75 orang 62,0 siswa pernah melakukan onani, ada 29 orang 24,0 siswa pernah melakukan petting, ada 17 orang 14,0 siswa pernah melakukan oral seks, dan ada 12 orang 9,9 siswa yang sudah melakukan hubungan seksual. Dari sebagian besar tindakan yang dilakukan responden dengan pernah membaca majalah, menonton video, atau melihat di internet tentang hal-hal yang berbau pornografi membuat responden mempunyai kemungkinan untuk melakukan aktivitas – aktivitas seksual yang bisa berujung hubungan seks pra-nikah. 5.5.3. Tindakan Responden Melakukan Aktivitas Seksual Sebulan Terakhir Masturbasi, Berciuman, Petting, Hubungan seksual dan Aborsi. Dari tabel 4.32. diketahui bahwa sebagian besar tindakan responden adalah tidak pernah melakukan masturbasi sebulan terakhir sebanyak 48 orang 69,6, dan sebagian kecil menjawab pernah sebanyak 22 orang 31,4. Universitas Sumatera Utara Sejalan dengan pendapat Dianawati 2006 yang mengatakan, menurut sejumlah penelitian, sekitar 90 laki-laki pernah melakukan masturbasi, sedangkan perempuan kira-kira 20-60. Masturbasi paling banyak dipilih oleh sebagian orang apabila dorongan seksualnya dirasakan sudah tidak dapat di bendung lagi. Aktivitas ini lebih sering terjadi pada masa-masa awal pubertas seseorang,yaitu pada saat remaja. Karena dorongan seksual yang mendesak, sedangkan objek-objek seksual tidak ada, masturbasi dipilih sebagai jalan keluarnya. Sedangkan tabel 4.33 hingga tabel 4.37 diketahui bahwa sebagian besar tindakan responden adalah pernah mencium pasanganpacarlawan jenis sebulan terakhir sebanyak 38 orang 54,3, dan sebagian kecil menjawab tidak pernah sebanyak 32 orang 45,7. Berdasarkan tabel 4.34 diketahui bahwa sebagian besar tindakan responden adalah tidak pernah melakukan melakukan petting dengan lawan jenispacarpasangan sebulan terakhir sebanyak 60 orang 85,7, dan sebagian kecil menjawab pernah sebanyak 10 orang 14,3, serta pada tabel 4.35. diketahui bahwa sebagian besar tindakan responden adalah tidak pernah melakukan melakukan hubungan seksual pra-nikah sebanyak 65 orang 92,9, dan sebagian kecil menjawab pernah sebanyak 5 orang 7,1, dan dari tabel 4.37 ketahui bahwa sebagian besar tindakan responden adalah tidak pernah melakukan melakukan aborsi pra-nikah sebanyak 69 orang 98,6. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Kajian dan Perlindungan Anak PKPA, dimana terdapat siswasiswi SMU dan SMK yang berbeda di 3 kota yaitu Medan, Lubuk Pakam dan Stabat menemukan bahwa dari 910 responden, sebanyak 295 orang 32,4 pernah melakukan kegiatan seksual dalam Universitas Sumatera Utara bentuk variatif yakni 28 orang 9,4 melakukan hubungan dalam bentuk hubungan kelamin, 68 orang 23 melakukan dalam bentuk pelukan, 169 orang 57,2 melakukan dalam bentuk ciuman dan yang melakukan dengan meraba alat vital sebanyak 31 orang 10,5. Lubis 2000 Menurut Tanner 1990, minat seksual remaja sekolah meliputi 3 hal, antara lain : 1 Keingintahuan remaja sekolah tentang kehidupan seksual. Hal ini membuat remaja sekolah mulai mencari informasi mengenai seks, baik melalui buku, film, gambar-gambar lain yang menyangkut kehidupan seksual. 2 Keterlibatan aspek emosi dan sosial pada saat berkencan. Perubahan fisik dan fungsi fisiologis menyebabkan remaja sekolah mulai tertarik pada lawan jenis sebagai akibat timbulnya dorongan seksual. 3 Minat dalam keintiman secara fisik. Adanya dorongan seksual dan rasa ketertarikan terhadap lawan jenis, perilaku remaja sekolah diarahkan untuk menarik perhatian lawan jenis dalam rangka mencari pengetahuan tentang seks, remaja melakukannya secara terbuka bahkan mulai mencoba melakukan eksperimen dalam kehidupan seksual. Misal, perilaku berpacaran yang menuntut keintiman secara fisik diekspresikan dengan berciuman, bercumbu bahkan melakukan hubungan seksual. Agustiani, 2006. Dari pendapat di atas, peneliti dapat berasumsi bahwa dampak dari perilaku seksual pra-nikah ini tidak saja akan menyebabkan siswa putus sekolah karena kehamilan yang tidak dikehendaki, namun juga memudahkan penularan penyakit menular seksual PMS. PMS adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. Bila tidak diobati dengan benar, penyakit ini dapat Universitas Sumatera Utara berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian. Ada banyak macam penyakit yang bisa digolongkan sebagai PMS. Di Indonesia yang banyak ditemukan saat ini adalah gonore GO, sifilis raja singa, herpes kelamin, klamidia, tikomoniasis vagina, kutil kelamin hingga HIVAIDS Djuanda, 2005. Perilaku seksual muncul dikarenakan kematangan seksual pada siswa sekolah, sehingga munculnya minat seksual dan keingintahuan siswa tentang seks.

5.5.4. Kategori Tindakan Responden