Watak dan Akhlak Sekilas Tentang Muhammad Arifin Ilham

42 jamaah yang mengadakan acara tersebut dan ketiadaan ujrah tersebut telah disampaikan pada hari sebelum pelaksanaan acara. Ustadz Arifin Ilham dalam beberapa kesempatan selalu menyampaikan bahwa yang beliau cari adalah ridha Allah dan surge- Nya. Memang benar, da’i muda ini tidak menggantungkan hidupnya dari hasil zikir dan ceramahnya. Sebagaimana telah diungkapkan sebelmnya, dia punya usaha sendiri dalam memenuhi kebutuhannya. 8 Kelima, sederhana. Pada pagi hari seusai sholat subuh, penulis sempat berbincang-bincang di rumahnya yang memang cukup sederhana untuk seseorang yang punya penghasilan Ustadz Arifin Ilham. Salah satu isi perbincangan tersebut ialah mengenai kesederhanaan dan kemewahan. Menurut Ustadz Arifin Ilham memanfaatkan kemewahan dalam Islam tidak dilarang. Tetapi, dia lebih memilih kesederhanaankarena itu gaya hidup Nabi dan sahabatnya. Adapun dua rumah yang dimilikinya, salah satunya adalah hadiah dari jamaahnya dan dipergunakan tamu yang menginap untuk mengikuti acara zikir keesokan harinya. Begitu pula dengan dua mobil, salah satunya merupakan hadiah dari kolega perusahaannya dan dipergunakan untuk kepentingan dakwah, sedangkan yang satunya lagi digunakan untuk kepentingan keluarga. 9 Keenam, rendah hati. Dalam setiap kesempatan Ustadza Arifin Ilham selalu mengatakan bahwa di majelis Al-dzikra yang dipimpinnya, beliau tidak berkedudukan sebagai mursyid atau guru. Dia selalu menegaskan 8 Endang Mitarja, Arifin Ilham; Tarekat, Zikir, dan Muhammadiyah, 9 Endang Mitarja, Arifin Ilham; Tarekat, Zikir, dan Muhammadiyah, h. 43 43 bahwa Ustadz Arifin Ilham sama seperti jamaah lai yang masih butuh belajar. Oleh karena itu pada setiap pengajian malam Rabu, yang dia sebut sebagai malam terbiah, Ustadz Arifin belajar bersama-sama dengan para jamaah kepada seorang Ustadz yang mengisi pengajian yang terdiri dari para pakar keagamaan sebagai Pembina sekaligus pengawas majelis dan Ustdaz Arifin Ilham. Dari situlah kerendahan hatinya sebagai seorang pemimpin majelis zikir dapat terlihat. 10 Ketujuh, terbuka untuk dikritik. Hal ini sebetulnya merupakan konsekuensi logis dari kerendahan hatinya, sebab Ustadz Arifin Ilham sendiri betul-betul menyadari akan kebutuhan dan kekurangan ilmu yang dimilikinya. Kendatipun, Ustadz Arifin Ilham merupakan sosok yang gemar belajar, banyak membaca, dan dia juga menguasai bahasa Arab dan Inggris. Jadi, sebetulnya cukup mumpuni dalam bidang keagamaan. Namun itulah sosok da’i yang rendah hati. Beliau selalu bersikap ramah dan senang menerima kritik setajam apapun, karena baginya kritik itu bisa mengingatkan dan memacu untuk terus belajar. 11

4. Karya-Karya Ustadz Arifin Ilham

Dalam kurun waktu yang tidak lama di tengah-tengah kesibukan dalam memimpin majelis zikir, Ustadz Arifin Ilham dapat menerbitkan beberapa buku diantaranya: hakikat zikir jalan taat menuju Allah, dalam buku ini memberikan panduan, kiat-kiat untuk mensucikan jiwa, yang pada akhirnya bermuara pada satu titik akhir adalah bahwa naungan ridha 10 Endang Mitarja, Arifin Ilham; Tarekat, Zikir, dan Muhammadiyah, h. 44. 11 Endang Mitarja, Arifin Ilham; Tarekat, Zikir, dan Muhammadiyah, 44 Allah. Menggapai kenikmatan zikir fenomena Muhammad Arifin Ilham dan majelis zikir Al-zikra, buku ini mengupas tentang perjalanan hidup dan aktifitas Ustadz Arifin Ilham serta Majelis zikir Al-zikra yang beliau pimpin. Indonesia Berzikir risalah anak bangsa untuk negeri tercinta, renungan-renungan zikir, amalia zikir taubat, mendirikan mata hati.

B. Profil Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi FIDIKOM

1. Sejarah Berdirinya FIDIKOM

Sebelum berdirinya sebagai fakultas, fakultas Ilmu Dakwa dan Ilmu Komunikasi mulanya adalah sebuah jurusan di Fakultas Ushuluddin. Setelah menginduk kurang lebih 25 tahun, maka pada tahun 1989 Jurusan Dakwah memisahkan diri dan mandiri sebagai sebuah fakultas. Pada saat berdiri, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi memiliki dua jurusan: Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam. Pada tahun akademik 1997-1998, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi membuka Jurusan Menejemen Dakwah MD. Setahun kemudian tepatnya tahun akademik 1998-1999, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi membuka Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam PMI. Semakin besarnya tuntutan kebutuhan terhadap sarjana-sarjana Muslim yang memiliki kemampuan dalam menangani masalah-masalah sosial maka pada tahun akademik 2003-2004, Fakultas Ilmu Dakwah dan 45 Ilmu Komunikasi membuka Konsentrasi Kesejakteraan Sosial Kessos di bawah jurusan PMI. Pada tahun akademik 2003-2005, sejalan dengan semakin besarnya minat calon mahasiswa KPI khususnya untuk bidang komunikasi dan media massa, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi membuka Konsentrasi Jurnalistik yang berada dibawah jurusan KPI. Dari namanya sudah jelas bahwa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi bertugas menghasilkan ahli-ahli dakwah yang kompeten dan siap mengabdi kepada masyarakat pada umumnya dan umat Islam pada khususnya. Fakultas ini berusaha mengenbangkan ilmu dakwah dan menerapkannya dalam konteks tempat dan zaman. Jurusan di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi telah banyak melahirkan alumni yang diakui kapabilitas dan reputasinya di tengah masyarakat. 12 2. Visi dan Misi FIDIKOM Visi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi adalah: “menjadikan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi sebagai pusat keunggulan dalam kajian ilmu-ilmu dakwah, mengembangkan masyarakat Islam dan komunikasi kotemporer”. Sedangkan misinya adalah: a. Menyelenggarakan pendidikan dan pelajaran yang berkualitas dan mumpuni dalam ilmu dakwah dan komunikasi. b. Melakukan penelitian yang berkualitas dalam rangka mengembangkan ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, dan mempublikasikannya, baik nasional, regional dan internasional. 12 Info Fakultas, diakses 23 Oktober 2013, dari www.uinjkt.ac.id