BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjabaran dari bab-bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Perlindungan konsumen atas pemakaian jasa dari pelaku usaha menurut UUPK
terdapat dalam berbagai ketentuan, antara lain : pertama, adanya ketentuan mengenai hak-hak konsumen seperti hak atas kenyamanan, kemanan, dan
keselamatan dalam mengkonsumsi barang danatau jasa; kedua, adanya kewajiban pelaku usaha untuk beritikad baik dalam melakukan kegiatan
usahanya dan memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi jaminan barang danatau jasa serta memberi penjelasan penggunaan,
perbaikan, dan pemeliharaan; ketiga, adanya perbuatan yang yang dilarang kepada pelaku usaha seperti melakukan pemaksaan yang menimbulkan
gangguan baik fisik maupun psikis terhadap konsumen dalam hal menawarkan barang danatau jasa; keempat, adanya ketentuan syarat-syarat pencantuman
klausula baku agar konsumen terlindungi dari kerugian seperti, pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat
atau tidak dapat dibaca secara jelas agar dapat lebih mudah untuk dimengerti; kelima, adanya tanggung jawab dari pelaku usaha terhadap konsumen seperti,
pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran, danatau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang
danatau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan. Ganti rugi sebagaimana
Universitas Sumatera Utara
dimaksud pada Pasal 19 ayat 1 UUPK dapat berupa pengembalian uang atau penggantian barang danatau jasa yang sejenis atau setara nilainya, atau
perawatan kesehatan danatau pemberian santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pertanggungjawaban pelaku usaha atas kerugian yang dialami pemilik barang
akibat tenggelamnya kapal pengirim barang menurut UUPK merupakan tanggung jawab mutlak dimana pelaku usaha diwajibkan untuk memberikan
ganti rugi kepada konsumen tanpa perlu dilakukan pembuktian oleh konsumen. Dan hal ini sesuai dengan Pasal 19 ayat 1 UUPK. Namun pertanggung
jawaban tersebut dapat tidak dilakukan oleh pelaku usaha jika terdapat keadaan antara lain, force majeure dan overmacht.
3. Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh pemilik barang terhadap pelaku usaha
ekspedisi muatan kapal laut atas kerugian yang dialami akibat tenggelamnya kapal pengirim barang yang ditinjau dari UUPK adalah upaya hukum berupa
non litigasi dan litigasi. Upaya hukum melalui non litigasi adalah dapat dilakukan dengan mengajukan permohonan ke BPSK sebagai institusi non
struktural yang memiliki fungsi untuk menyelesaikan permasalahan konsumen diluar pengadilan secara murah, cepat dan sederhana. Bentuk-bentuk
penyelesaian sengketa konsumen yang ditawarkan oleh BPSK berupa arbitrase, mediasi, konsiliasi dan negosiasi. Sedangkan upaya hukum melalui litigasi
adalah melalui pengadilan. Melalui pengadilan dapat dilakukan dengan cara mengajukan gugatan atas pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha.
Universitas Sumatera Utara
B. Saran