34
Lain dari urutan yang disebutkan di atas, ulama tidak sepakat dalam keutamaan haknya. Bila ibu yang berhak dan memenuhi syarat melepaskan
haknya, maka ulama berbeda pendapat kepada siapa hak Hadhanah itu beralih. Sebagian ulama berpendapat hak Hadhanah berpindah kepada ayah. Pendapat
kedua yang dianggap lebih kuat mengatakan bahwa bila ibu melepaskan haknya, maka hak tersebut pindah kepada ibunya ibu, karena kedudukan ayah dalam hal
ini lebih jauh urutannya.
32
D. Masa dan Hikmah Hadhanah
1. Masa Hadhanah
Anak-anak yang masih di bawah umur masih sangat memerlukan bimbingan dan asuhan serta didikan dari orang tuanya hingga ia menjadi dewasa
dan dapat berdiri sendiri dalam memenuhi keperluannya. Pemeliharaan anak tersebut pada saatnya akan berakhir dan yang menjadi persoalan adalah sampai
kapankah berakhirnya masa pemeliharaan anak. Para fuqaha pada umumnya membagi masa usia anak kepada dua yaitu:
1. Masa anak kecil ialah masa sejak anak dilahirkan sampai anak berumur
antara 7 dan 9 tahun. Pada masa ini anak belum dapat mengurus dirinya sendiri. Ia memerlukan pelayanan, penjagaan dan didikan dari pendidiknya.
32
Ibid., h.333.
35
2. Masa kanak-kanak. Masa ini mulai sejak anak berrmur 7 atau 9 atau 11 tahun.
Pada masa ini anak-anak telah dapat mengurus dirinya sendiri.
33
Tidak terdapat ayat-ayat al- Qur‟an dan Hadits yang menerangkan dengan
tegas tentang masa Hadhanah, hanya terdapat isyarat-asyarat yang menerangkan masa tersebut. Karena itu para ulama melaksanakan ijtihad sendiri-sendiri dalam
menetapkannya dengan berpedoman kepada isyarat-isyarat itu.
34
Adapun pendapat fuqaha sebagai berikut:
a. Menurut madzhab Hanafi, terutama ulama-ulama mereka yang terdahulu
bahwa mengasuh anak kecil laki-laki itu berakhir apabila ia telah sanggup mengurus keperluannya yang utama seperti makan, berpakaian dan
kebersihannya. Sedangkan untuk anak perempuan berakhir sampai usia baligh batas timbul syahwat. Mereka tidak memberi batas yang tegas.
Adapun ulama-ulama Hanafi yang datang kemudian memberi batasnya berdasarkan ijtihad karena pertimbangan kondisi anak, tempat dan masanya.
Maka mereka menentukan batas usia untuk anak laki-laki berusia 7 tahun dan untuk anak perempuan berusia 9 tahun.
b. Madzhab Maliki menyatakan bahwa batas usia seorang anak untuk diasuh
ialah sejak anak itu lahir sampai baligh. Untuk anak perempuan ialah sejak
33
Kamal Mukhtar, Asas-Asas Hukum Islam tentang Perkawinan, h.136.
34
Direktorat Jendral Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama, Ilmu Fiqh, h.214.
36
lahir sampai ia kawin, bahkan sampai ia dicampuri suaminya, demikian menurut madzhab ini.
35
c. Madzhab Syafi‟i , tidak ada batasan tertentu bagi asuhan. Anak tetap tinggal
bersama ibunya sampai dia bisa menentukan pilihan apakah tinggal bersama ibu atau ayahnya. Kalau si anak sudah sampai pada tingkat ini, dia disuruh
memilih apakah tinggal bersama ibu ataukah dengan ayahnya; tetapi bila si anak memilih tinggal bersama ibu dan ayahnya, maka dilakukan undian, bila
si anak diam tidak memberikan pilihan, dia ikut bersama ibunya.
36
d. Madzhab Hambali, masa asuh anak laki-laki dan perempuan adalah 7 tahun
dan sesudah itu si anak disuruh memilih apakah tinggal bersama ibu atau ayahnya, lalu si anak tinggal bersama orang yang dipilihnya itu.
37
Bila anak laki-laki telah melewati masa kanak-kanak yaitu mencapai usia tujuh tahun, yang dalam fiqh dinyatakan sebagai mumayyiz dan dia tidak idiot,
antara ayah dan ibu berselisih dalam memperebutkan hak Hadhanah, maka si anak diberi hak pilih antara tinggal bersama ayah atau ibunya untuk pengasuhan
35
Peunoh Daly, Hukum Perkawinan Islam: Suatu Studi Perbandingan dalam Kalangan Ahlus-Sunnah dan Negara-negara Islam Jakarta: Bulan Bintang, 1988, h.405.
36
Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Madzhab. Penerjemah Masykur A.B., dkk, Jakarta: Lentera Basritama, 1996, h.417.
37
Ibid,. h.418.
37
selanjutnya. Inilah pendapat sebagian ulama di antaranya imam ahmad dan Imam Syafi‟i.
38
Hak pilih diberikan kepada anak bila terpenuhi dua syarat
39
, yaitu: Pertama, kedua orang tua telah memenuhi syarat untuk mengasuh sebagaimana
disebutkan sebelumnya. Bila salah satu memenuhi syarat dan yang lain tidak, maka si anak diserahkan kepada yang memenuhi syarat, baik ayah atau ibu.
Kedua, si anak tidak dalam keadaan idiot. Bila si anak dalam keadaan idiot, meskipun telah melewati masa kanak-kanak, maka ibu yang berhak mengasuh;
dan tidak ada hak pilih untuk si anak.
2. Hikmah Hadhanah.