B. Profil KH. Sa’adih Al-Batawi
1. Riwayat Hidup KH. Sa’adih Al-Batawi
Sejak kecil KH. Sa’adih Al-Batawi berada dalam keadaan ekonomi yang serba kekurangan. Sehingga setelah lulus dari bangku STM Sekolah
Tingkat Menengah, beliau tidak mampu untuk melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Semenjak inilah beliau mengisi hari-
harinya dengan mempelajari banyak hal tentang keagamaa, baik melalui guru spiritual ataupun mempelajari sendiri buku-buku keagamaan.
Dari pengetahuan yang beliau dapatkan melalui buku-buku keagamaan tersebut, beliau berpendapat bahwa dakwah adalah usaha untuk
menyampaikan ajaran islam, baik kepada perorangan ataupun kepada seluruh umat mengenai pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini,
yang meliputi amar makruf dan nahi munkar. Sehingga bila manusia sudah mengenal siapa dirinya dan siapa tuhannya, maka dia tidak akan beristirahat
dalam berbuat kebaikan kecuali maut sudah menjemput untuk mengakhirinya.
Semenjak itu tepatnya pada tahun 1993, mulai beliau berani untuk mengajak orang lain menuju jalan yang lebih baik. Ajakan beliau terlebih
dahulu dimulai kepada orang-orang yang cukup dekat dengannya, seperti keluarga dan teman-temannya. Kemudian panggilan dan ajakan kepada
orang lain khususnya kaum mukmin untuk bertaqarub kepada Allah SWT mulai beliau lakukan, baik pada perorangan maupun pada masyarakat luas.
14
Tidak jarang beliau disambut dengan cacian dan cibiran ketimbang rasa simpatik. Namun dengan kesabaran yang dimilikinya, semua rintangan
dapat beliau lalui dengan baik. Sehingga selama lima tahun beliau mengajak 1993-1998, mulailah dapat respon positif dari masyarakat. karena mereka
melihat bahwa ajakan beliau penuh kesungguhan. Tidak hanya dengan kata-kata yang beliau sampaikan, namun pengorbanan harta, jiwa dan raga
telah beliau buktikan padfa masyarakat sekitar.
15
Banyak bukti dan fakta akan pengorbanan beliau selama berdakwah, yaitu dengan terbinanya beberapa desa miskin dan rawan pemurtadan di
wilayah- wilayah kaum dhu’afa yang tersebat di sekitar pesisir pantai
Tangerang. Mereka tidak hanya mendapatkan bimbingan agama, tetapi juga mendapatkan perlakuan dan fasilitas hidup yang selayaknya.
Pada tahun ketujuh dalam dakwahnya tahun 2000, banyak alumni- alumni pondok pesantren yang mulai tertarik dengan gaya dakwah beliau,
sehingga mereka turut andil berjuang bersamanya. Salah satu yang membuat mereka tertarik, menurut mereka para alumni pesantren adalah karena cara
dakwah yang dilakukannya itu sangat jarang, bahkan sudah mulai ditinggalkan oleh para ulama zaman sekarang sangat berat dan penuh
rintangan. Itulah istimewanya perjuangan beliau, karena tidak semua orang
14
Tim Redaksi, Majalah Majelis Dzikir As-Samawaat Al-Maliki : Puri Kembangan Jakarta Barat Media Spiritual dan Dakwah Jilid 1, Bekasi: Rabitha Ress, 2006, h. 20
15
Tim Redaksi, Majalah Majelis Dzikir As-Samawaat Al-Maliki : Puri Kembangan Jakarta Barat Media Spiritual dan Dakwah Jilid 1, Bekasi: Rabitha Ress, 2006 h. 15
dapat melakukannya kecuali orang yang haqqul yakin akan panggilan Allah SWT
Memasuki tahun yang kesembilan dalam dakwahnya pada tahun 2002, banyak alumni-alumni Perguruan Tinggi Islam PTI yang mulai
melirik dan mengkritisi keunikan dakwa KH. Sa’adih Al-Batawi, terutama dakwah jalanan seperti memberantas judi, mabuk dan tauran. Serta metode
pengajarannya yang memakai tarekat amaliyah, yang lebih menekankan pada tindakan-tindakan nyata seperti memberikan pendidikan, memberikan
sembako pada masyarakat yang kurang mampu dan memberikan bantuan pada anak yatim. Sehingga banyak orang yang mengakui kepiawaian beliau
dalam membangun masyarakat yang termarginalkan. Memasuki tahun kesepuluh pada tahun 2003, sudah ada 17 sarjana
agama yang bergabung dalam perjuangan dakwah beliau untuk membangun masyarakat melalui penceramah-penceramahan agama dibidang keilmuan
dan spiritual Islam, diantaranya adalah Dr. Nandang Najmulmunir Cr, ms IPB-Ponpes, Dr. Yayat Suharyat UNJ. PNS UNISMA BEKASI , Ust. H.
Mustofa Mughni, MA Ponpes , Ust. H. Mulyadi Mughni, S.ag, Firman Masyhur, S. Fil. I, UIN Jakarta , Ust. H. Nurhayadi, S.ag UIN Jakarta,
A. Bukhori, S.ag UIN Jakarta , Ust. H. Helmi Djatuika, S.ag UIN Jakarta , Mukmin Zahari, S.kom STMIK jakarta , sholeh, Lc Al-Azhar
Mesir Ibrahim, S.ag PTAI jakarta , dan lain sebagainya.
16
16
Pengamatan langsung oleh penulis di UNISMA BEKASI, tanggal 12 juli 2012
Murid-murid beliau dalam sepuluh tahun berdakwah 1993-2003 telah mencapai ribuan jama’ah yang terdiri dari jama’ah laki-laki sekitar 978
orang dan jama’ah perempuan sekitar 13000 orang. Memiliki jumlah murid yang demikian banyak tidak membuat beliau merasa istimewa atau lebih
mulia dari yang lain, bahkan tidak malu-malu beliau menjuluki dirinya hanya seorang “kacung” atau pelayan bagi jama’ahnya yang ingin
mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Latar Belakang Pendidikan KH. Sa’adih Al-Batawi